happy reading!
***
Sesampainya di kediaman keluarga Zinko, Chiko memarkirkan mobil putih miliknya di garasi. Langkahnya membawanya masuk ke dalam rumah yang bergaya klasik itu. Di dalam rumah, ia melihat ibunya yang sedang membuat kue. Chiko sedikit ragu untuk menyapanya, masih ragu apa ia benar kembali ke masa lalu atau ini hanya ilusinya sendiri?
Belum juga menyapa tapi Soraya sudah lebih dulu menoleh, ia tersenyum sumringah. Walau ia sudah memiliki seorang putra yang sudah besar tapi penampilannya masih seperti seorang gadis. Soraya tetap cantik dan tubuhnya juga ramping.
"Anak Mami udah pulang. Mami lagi bikin lupis." Soraya mengait lengan putranya. "Em apa kamu udah bertemu sama Shani?" Chiko tertegun, suaranya tercekat tak bisa dikeluarkan. Mendengar namanya saja sudah membuat jantungnya berdebar-debar keras.
"Kenapa diem aja? Dia makin cantik kan? Oh iya, kamu harus bantu dia selama di kampus. Mami udah bujuk Keanu supaya memasukkan Shani ke universitas yang sama dengan kamu." Soraya mulai bawel seperti biasa. Ia sesuka itu dengan Shani.
Chiko yang sibuk menenangkan debaran jantungnya melengos dan mengambil air minum, ia meminumnya dalam satu tegukan panjang.
Soraya mengekori putranya. la berencana untuk membujuk putranya yang bebal itu. "Kalo kamu udah bertemu Shani, bawa dia kesini untuk menemui Mami. Shani suka buat kue, dia pernah bilang mau diajari banyak resep."
Benar, Chiko mengingatnya. Dulu Shani selalu membuat kue dan sering membawakannya saat ia kerja. Chiko tersenyum samar. la menoleh pada ibunya yang berada di samping. "Iya Mami, mulai sekarang dan seterusnya aku akan sering bawa Shani ke rumah."
Soraya sedikit terperangah dengan respon putranya. Selama ini jika ia membahas soal Shani, putranya itu selalu protes tidak suka dan mengabaikan perkataannya. Soraya mencebikkan bibir, "Jangan ngada-ngada. Kamu ngomong begitu cuma buat Mami diem kan? supaya Mami nggak cerewet lagi."
Chiko tersenyum geli. la seperti menemukan kembali perasaan senangnya, ia bisa tersenyum dan berdebar-debar lagi setelah sekian lama.
"Aku nggak lagi ngada-ngada, Mam. Lihat aja nanti, aku bakal sering ngajak Shani kesini sampe Mami bosen." Soraya mengernyit bingung. Apa benar ini Archie Zinko putra semata wayangnya yang bebal itu? Kenapa ia jadi merasa aneh dengan tingkah putranya?
"Kamu sakit?" Soraya tiba-tiba saja panik. Dia meraba kening Chiko dengan punggung tangannya. Suhu tubuh Chiko terasa normal, lalu kenapa bisa? Sekarang gantian Chiko yang merasa aneh dengan tingkah Ibunya.
"Bukannya Mami pengen aku deket sama Shani? Kenapa sekarang Mami malah nggak percaya? Aku nggak lagi ngada-ngada kok. Oya hari ini aku belum ketemu sama calon menantu kesayangan Mami itu, tapi besok aku janji akan cari dia sampai ketemu." Chiko berujar dengan penekanan dan penuh keyakinan.
Soraya semakin merasa aneh. Bukannya ia tidak senang jika putranya ingin dekat dengan Shani, tapi selama ini Chiko menentang keras perkataannya jika menyangkut soal Shani. Soraya memijit pelipisnya, apa anak itu salah makan atau dia lagi kesurupan? Gawat!
Selesai bercakap dengan bisikan hatinya, Soraya mengambil telepon genggamnya dan sibuk mengirim pesan kepada sang suami. Mungkin ia akan mengadu jika putra kesayangannya bersikap aneh.
***
Chiko menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Pikirannya dipenuhi oleh Shani. Rasanya ia tidak sabar untuk melihat gadis itu, ia ingin memeluk gadis yang meluluhkan hatinya dalam sekejap. la harus meminta pertanggung jawaban gadis itu untuk berada disisinya.
Tak lama Chiko teringat kembali dengan sesuatu. Ia teringat jika terakhir kali dirinya melakukan bunuh diri di villa miliknya, lalu kenapa dirinya bisa berada disini? seharusnya ia sudah mati atau paling tidak sedang berada di rumah sakit jika ada yang menolongnya. Chiko terdiam menelisik pikiran semerawutnya untuk mencari jawaban.
Beberapa menit terdiam tiba-tiba Chiko bangkit menjadi duduk. "Apa ini ada hubungannya dengan tali yang dikasih nenek tua itu ya? Buktinya nenek tua itu tau kalo gue lagi tersiksa karena seseorang dari masa lalu, terus dia ngasih tali itu dengan alasan bisa mengurangi rasa bersalah gue di masa lalu. Dan sekarang, tali itu membawa gue ke tempat ini." Monolognya pelan dengan kemungkinan yang bisa saja terjadi.
Entah itu ada hubungannya atau tidak, yang jelas ia harus tetap mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. la bangkit dan langsung memeriksa seluruh barang-barangnya, siapa tahu ia bisa menemukan tali merah yang diberikan nenek itu.
la tak menemukan apa-apa. Chiko memeriksa setiap sudut dan tempat di kamarnya. la membuka laci meja tempat menyimpan buku-buku pengetahuan. Di dalam laci, ia menemukan secarik kertas kecil berbentuk segi empat. Kertas itu berwarna coklat seperti kertas usang yang sudah lama tak terpakai. Tampak tulisan yang tidak begitu rapi di atas kertas itu, bahkan tulisannya hampir memudar. Dengan sedikit ragu, Chiko mengambil kertas itu.
Kau memiliki dua kesempatan untuk mengubah takdirmu. Apa yang kau ubah akan menimbulkan butterfly effect. Suatu peristiwa yang kau ubah akan berdampak besar untuk peristiwa lainnya di masa depan. Dan takdir akan menjadi sulit diprediksi.
Tulisan itu menjadi kabur, memudar lalu hilang tanpa jejak, hingga ia harus membolak balik kertas kecil itu. Keterkejutannya tidak berhenti sampai di situ. Di pergelangan tangannya muncul dua garis lurus horizontal. Garis itu tipis dan kecil, menyerupai tato berwarna hitam.
Chiko mengucek garis itu dan menghilangkannya dengan air dan sabun, namun garis itu tak mau hilang meskipun sudah digosok berulang kali. Ini benar-benar nyata dan terjadi.
"Apa Tuhan lagi nyuruh gue buat bermain sama takdir gue sendiri? Oke, seperti apa yang udah gue bilang sebelumnya, gue akan buat Tuhan terkesan." Gumamnya sambil bercermin di kamar mandinya.
Setelah mengalami pergolakan batin cukup lama Chiko manggut-manggut. Tak peduli apa yang dipikirkan, yang pasti ia sangat yakin kalau ini ada hubungannya dengan nenek yang ia temui. Apa nenek itu semacam orang yang memiliki sihir atau bagaimana?
Tak ingin terlalu memikirkan hal tak masuk akal seperti ini lagi, Chiko pun membasuh wajahnya lalu memutuskan untuk mandi sebelum makan malam.
***
bersambung...
070423menurut kelen nenek tua itu sebenernya siapa ya?🧐
tp sampe sini paham ga alurnya? sorry kalo part2nya pendek, tp kan yg penting upnya diusahakan cepet😃
anw makasih byk ya yg masih setia luangin waktu untuk baca dan vote cerita yg agak ga jelas gini hehe🤟 met tgl merah btw
![](https://img.wattpad.com/cover/337788826-288-k233915.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EGO: A Miracle
Fiksi Penggemarmy third shanchik story. no desc, just read it. ⚠️B x G⚠️ ⚠️SHANCHIK AREA⚠️ yg gasuka 🚷Dilarang Masuk!🚷