#12

1.6K 99 6
                                    

Hari berganti.

Seminggu setelah kejadian di Villa itu terjadi. Semuanya masih sama, hanya saja tak ada lagi tingkah manja sky yang selalu bicara ambigu dan selalu tertawa terbahak-bahak. Semuanya tampak berbeda, tak terlihat namun bisa dirasakan oleh fort.

Tak ada yang terlihat berbeda, semuanya masih terlihat sama. Seperti pagi ini, sky masih terlihat menyiapkan sarapan dengan senyumnya. Namun senyum itu nampak berbeda.

Fort yang biasanya pulang ke rumah sekali tiap satu atau dua bulan, kini pulang setiap minggunya. Entah untuk apa.

"paman aku berangkat !" Pamit sky menyadarkan fort dari pikiran panjangnya.

Fort hanya mengangguk sebagai jawaban.

Sisi lain fort mengatakan ia tidak senang karena sky tidak terlihat sangat menderita atau seperti orang yang mencoba bunuh diri ataupun depresi berat.

Tapi ada sesuatu yang berbeda terasa di dada fort. Entah apa itu, ia pun tak tau.

Semenjak kejadian hari itu juga, fort sudah melenyapkan setidaknya lebih dari 2 nyawa dalam minggu ini.

"ada apa?" Sebuah suara terdengar dari balik meja hitam besar dan penuh akan dokumen.

"jadwal bapak hari ini hanya tersisa rapat dengan Mr. luciver jam 4 sore" ujar wanita bersetelan rapi dan sudah berumur yang menjabat sebagai sekretaris

Yang diajak bicara hanya mengangguk kecil. Rupanya sekretaris itu sudah faham dengan sikap atasannya dan segera keluar.

Tersisa 2 jam sebelum pertemuan itu. Direktur yang tak lain dan tak bukan adalah fort itu segera menyelesaikan dokumennya dan bergegas pergi ke sebuah restoran elit.

Fort bersama sekretarisnya kini sudah duduk berhadapan dengan luciver.

Tanda tangan kerja sama itu tidak berlangsung lama, luciver tidak banyak menuntut dan juga murah senyum. Mata coklat emas itu meneduhkan.

Meski begitu entah kenapa fort tak ingin berlama-lama dengan orang itu, bukan merasa terintimidasi. Hanya saja ada perasaan was-was terhadap luciver.

Di depan restoran mata fort tak sengaja menemukan sosok pri mungil yang ia kenal, Sky.

Sky terlihat tertawa bersama ke 3 teman nya, 2 diantaranya adalah laki laki.

Mereka double date ?_ Batin fort tak terima.

Tadi pagi sky izin ke kampus untuk mengantarkan formulir pendaftaran. Tapi ternyata malah berkencan.

Fort tak ingin merusak imagenya dengan menyeret paksa sky.

Hal tersebut membuat fort kini berada di bar dan mendudukkan pantatnya di depan meja bartender dengan gelas sloki di tangan.

"Lihat saja rubah kecil... Aku sudah berbaik hati untuk tidak menyentuh mu... Hah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya, sekali lahir dari keluarga penghianat maka ia akan berkhianat..." racaunya sambil tertawa cekikikan

"sialan !"

Fort terus memaki dan bergumam tidak jelas, bahkan saat gelas ke 3 memasuki kerongkongan nya.

Fort tak ingin mabuk jdi ia segera meninggalkan club .Sebelum mencapai pintu sepasang tangan lembut dan halus melingkari tangan kanan fort.

Dia mengantar nyawa.

Fort tersenyum devil terhadap wanita itu. Hingga keduanya berakhir di sofa rumah bermain fort dengan terengah-engah.

Foer menggeram bukan karena nikmat, namun ia tak terpuaskan oleh wanita murahan yang sudah longgar itu.

Psycopat [FortPeat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang