Saat harapan mulai meruncingkan jarumnya, bekerja menyulam takdir bersama kesalah pahaman yang ingin ia perbaiki.
Dan kenyataan menohok kesadaran sky
Fort kembali melakukannya dalam keadaan sadar tanpa pengaruh alkohol seperti malam itu, seminggu setelah kejadian itu sky akhirnya bisa melupakannya.Sky terduduk sambil menangis dalam kondisi tubuh Telanjang di balik selimut. Tak jauh darinya ada fort yang tertidur pulas dalam keadaan yang sama-sama telanjang, wajahnya sangat teduh dan begitu lelap setelah menggagahi dirinya hingga pukul 3 pagi.
Saat sedang merenung, tiba- tiba sky teringat ucapan seseorang yaitu medita temannya.
"kamu yakin bakal nikah muda?" tanya sky menatap medita khawatir.
"yakin dong !" jawab medita meyakinkan.
"Dengar sky !!sebaik- baik lelaki, dia juga masih manusia dan seorang lelaki pasti punya hasrat dan kebutuhan. Semakin meningkat usia seseorang maka kebutuhan nya semakin tak tertahan, Itulah salah satu gunanya menikah !walaupun mereka bisa cari jajanan di luar, tapi gue gak rela orang yang gue sayang mencari kenikmatan sana sini !" jelas medita panjang lebar.
"kamu yakin baget !" kekeh sky.
"Meskipun kita belum menikah, gue bakal nyerahin diri aku ke dia karena gue tau dia punya kebutuhan yang harus di salurkan. Dan kalau di tahan bakal menyiksa banget kan ?. Gue ngak mau orang yang gue cinta tersiksa menahan hasratnya!"
Ucapan medita waktu itu benar-benar menyadarkan sky akan kesalahannya. Dirinya dan fort adalah seorang pria, tapi fort adalah pria dewasa yang memiliki sebuah kebutuhan seksual tinggi yang harus di salurankan dari dirinya .
Sky juga mengingat jika saat ini fort belum menikah dan tak pernah terlihat dekat dengan wanita mana pun , dia pasti sangat tersiksa karena menahan nafsunya.
( Mungkinkah paman sudah menahan nafsunya sejak lama ?. Jadi paman tersiksa sejak lama ?_sebuah pikiran menggelayuti dan beriringan dengan tangis kebingungannya ).
Sky berhenti menangis saat merasakan pergerakan di belakangnya. langsung saja ia menoleh dan mendapati fort menatap dirinya dengan wajah datar.
"pa_paman !" cicit sky.
Jantung sky berdetak kencang, ia merasa campur aduk saat ini antara sedih ,malu dan perasaan lainnya.
"maaf aku hilang kendali !" sebuah ucapan maaf terdengar menyentuh dan lembut gendang telinga sky.
Hati sky menghangat, dan berpikir bahwa perkataan medita benar, setiap pria punya kebutuhan. Begitu juga dirinya dan pamannya.
"paman" panggil sky mantap.
Kali ini sky berbicara dengan tubuhnya yang menghadap ke arah fort, tangannya mencengkram selimut erat agar tidak lepas dari tubuhnya yang telanjang. Ia sangat malu.
Meski sudah bertekad, tapi sky masih tetap berbicara dengan kepala menunduk.
"ada apa ?". suara itu terdengar mendesak tak sabar melihat tingkahnya mungkin.
"anu, itu paman... Aku, bukan paman eh maksud ku.... hmhmmm" sky berucap gugup dan latah.
"cepat katakan atau aku akan pergi sekarang!" Pinta fort mengancam.
Sky sudah terlihat kalut, khawatir dan segera menyahut.
"ah, iya, mhh begini, sky tau paman punya kebutuhan yang harus di tuntaskan, tapi paman tak bisa memaksa ku terus menerus. Maksud sku paman tak perlu memaksa !"