"Terserah berapapun, yang penting gue mau yang perawan plus masih muda, jangan kasih yang umurnya di atas gue."
"Oh darling..., tentu saja bunda akan kabulkan kemauan kamu."
"Nanti gue shareloc, jam delapan malem. Kalo sampe telat uangnya gue bawa lagi."
"Bunda pastiin perempuannya sampai di tempat kamu sebelum jam 8 ganteng."
Berta atau yang sering dipanggil bunda pun tersenyum genit seraya memasukan segepok uang yang dibungkus amplop coklat ke dalam tasnya, anak cowok di hadapannya ini baru pertama kali menyewa anaknya tetapi bayaran yang disuguhkan sungguh fantastis, Berta heran mengapa bocah ingusan di hadapannya ini memliki uang begitu banyak. Tapi Berta tidak terlalu mengambil pusing itu, yang terpenting hari ini dirinya mendapatkan sejumlah uang yang bernilai besar.
Setelah yakin percakapannya dengan Berta telah berakhir, cowok itu lantas berdiri lalu berjalan pergi keluar dari kafe dengan menjinjing paper bag berisi baju yang tadi sempat ia beli di jalan saat menuju pertemuan dengan Berta.
***
Sementara di sisi lain, jantung Adara berdegup kencang diikuti perasaan kalut. Sudah dua jam dirinya didandani sedemikian rupa. Mulai dari berendam air wewangian, luluran, perawatan kuku, perawatan wajah tak satu pun terlewati. Adara menoleh sekejap pada pantulan dirinya di cermin saat seorang pegawai salon sedang menata rambutnya.
Di sana, dirinya terlihat sangat cantik. Jujur ini adalah kali pertama Adara merasakan tubuhnya dimanja seperti ini, tidak pernah sekali pun terpikir dirinya akan menghabiskan uang untuk berlama lama di salon sebab ia sadar diri bahwa dirinya orang kekurangan.
Namun setelah mengenal Bunda, sedikit demi sedikit hidupnya mulai tertata rapi, puncaknya saat ini Adara berani mempertaruhkan dirinya hanya untuk sejumlah uang.
Batinnya meringis sakit. Jauh di lubuk hatinya Adara tidak mau melakukan hal kotor seperti ini. Namun keadaan mendesaknya untuk menempuh jalan yang salah.
"Sudah beres sayang? Ayo bunda anterin sampe tujuan." Berta dengan senyum hangatnya datang dari balik pintu, sudah sejak lama Berta membujuk Adara untuk menerima pekerjaan yang ia tawari. Akhirnya di detik ini anak perempuan yang duduk di kelas tiga SMA itu mau menerima tawarannya. Berta tidak berniat jahat hanya saja ia kasihan saat dulu pertama kali bertemu dengan Adara, anak itu tengah berjalan di tengah tengah derasnya hujan, sendirian, menangis kebingungan dan hampir mengakhiri hidupnya sendiri, untung kala itu Berta segera menarik Adara agar tidak jadi lompat ke dasar jurang.
"Bunda aku takut."
"Jangan khawatir sayang. Bunda jamin lelaki itu baik, dia cuma agak terlihat dingin."
Setelah 20 menit di perjalanan, mobil mewah warna putih milih Berta berhenti tepat di sebuah rumah bertingkat dua dengan gaya eropa yang di sisinya di penuhi dengan sawah sedikit jauh dari pemukiman warga yang tadi sudah terlewati.
Adara menelan ludah.
Gadis itu menatap ngeri pada bangunan rumah megah itu.
Lamunannya terhenti saat Bunda mengusap tangannya, Adara menoleh dan mendapati senyum menenangkan Berta.
"Gih, masuk. Kalau perlu apa pun kamu telfon bunda ya."
Adara mengangguk kaku.
Inilah saatnya.
*****
KALO ADA YANG KEBERATAN DENGAN BACAAN 18+ KE ATAS ATAU TIDAK BERKENAN DENGAN VISUAL YANG AKU PAKE MOHON BERHENTI SAMPE SINI AJA JANGAN LANJUTIN BACA SAMPE AKHIR!
Satu lagi kalau ada yang tidak suka dengan tulisanku jangan terusin baca dan jangan meninggalkan komentar yang menyinggung.
Cast hanya sebagai gambaran biar aku nulisnya lancar dan imajinasinya lebih jelas, tapi kalau kalian mau ngebayangin siapa aja juga boleh banget
.
.
Sunghoon sebagai Aksara Narendra
Rora sebagai Adara Maheswari
Notes:Awalnya aku nggak terlalu ngikutin BM, aku pake visual Rora sebagai Adara karena ngelihat dia sliweran di beranda sosmedku, aku baru tau dia umurnya masih belasan itu pas udah nulis 20 chapter, kirain umur dia sudah 20 tahunan soalnya make up sama penampilannya bener-bener kayak orang dewasa, mau aku ganti castnya tapi sudah terlanjur banyak yang baca, jadi kalau ada yang merasa kurang srek, geli, atau bilang dia masih kecil inilah itu lah... aku mohon cukup berhenti baca atau bayangin aja visual yang lain jangan meninggalkan komentar yang bisa membuat penulisnya menyesal nyiptain karakter Adara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa-Dara [SELESAI]
Teen Fiction"Sialan Dara?!" "Si bangsat Aksa?!" Setelah kedua manusia itu saling melempar umpatan, lalu hening sekejap seolah semesta bercanda mempertemukan mereka dalam kondisi seperti ini. "Sejak kapan lo ngelonte?" "Brisik! Ternyata lo suka booking cewek?!" ...