Happy reading....
Tekan vote sebelum membaca yaa^^
*****
"Tapi kita nggak salah!"
"Ehhh si goblok!" bentak Aksa yang saat itu juga kakinya menendang sendi lutut belakang Zea dan Gita satu persatu hingga kedua gadis itu jatuh bertekuk lutut di bawah ranjang yang Adara tiduri.
"Cepetan minta maaf!"Zea memutar bola mata malas sembari mengusap-usap lututnya yang membentur lantai. "Maap."
"Gue juga." sambung Gita.
"Minta maafnya yang ikhlas tolol." suruh Aksa dan tak lupa ia menoyor kepala keduanya secara bergantian.
Gita mengusap kepala, lalu mendongak guna menatap tajam pada lelaki kurang ajar itu. "Bisa diem nggak sih tangan lo Aksa?! Lagian gua bener kok minta maafnya!"
"Minta maaf sekali lagi!" titah Aksa sembari berkacak pinggang. "Yang tulus."
Tidak mau mencari gara-gara lagi, akhirnya Zea dan Gita menuruti apa yang Aksa suruh, keduanya meminta maaf dan berjanji tidak akan mengusik Adara lagi.
"Jadi siapa yang nyuruh kalian?" tanya Adara setelah mendengar alasan mengapa dirinya dikeroyok waktu itu.
"Sori," jawab Gita saat merasa temannya —Zea tidak bersuara.
"Kita nggak bisa ngasih tau."Adara melirik pada Aksa dan lelaki itu pun melakukan hal yang sama.
Adara kira Aksa akan memaksa Gita dan Zea agar mengaku dan memberi tahu siapa pelakunya, namun setelah beberapa detik lelaki itu tetap diam dan malah menggelengkan kepala.***
Malam itu tepatnya di jam 12 akhirnya mereka berdua benar-benar dibebaskan.
"Jam segini masih ada angkot nggak sih Git?"
"Kagak tau." jawab Gita sembari berjalan dan sesekali kakinya menendang angin, kini kedua perempuan itu sudah meninggalkan pelataran rumah sakit.
"Sialan banget sih cowok si Luna!""Eh tapi elu ngerasa aneh nggak sih?" tanya Zea tiba-tiba.
"Apaan?"
"Kok si Aksa segitunya ya bela cewek itu?" kata Zea mengungkapkan apa yang ada di kepalanya.
"Padahal kata Luna, mereka kurang akur kan ya?"Gita mengedikkan bahu, jemarinya mengusap sudut bibir dan ia meringis akibat rasa perih yang menyengat. "Kagak tau gua, tapi kayaknya si Aksa naksir sama Adara."
"Halah kagak mungkin!"
"Nggak ada yang nggak mungkin."
"Enggak bakalan anjir! Luna lebih cantik." kata Zea.
Gita berdecak malas membahas hal yang tak penting.
"Iya kali." jawabnya.
"Udah lah jangan dibahas terus, gua kagak mau ada urusan lagi sama cowok bangsat itu.""Lo kapok?" tanya Zea sembari menyeringai.
Gita menoleh sekilas pada Zea yang berjalan tepat di sampingnya,
"Menurut lo Ze? Kita ampir modar di tangan si kampret Aksa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa-Dara [SELESAI]
Teen Fiction"Sialan Dara?!" "Si bangsat Aksa?!" Setelah kedua manusia itu saling melempar umpatan, lalu hening sekejap seolah semesta bercanda mempertemukan mereka dalam kondisi seperti ini. "Sejak kapan lo ngelonte?" "Brisik! Ternyata lo suka booking cewek?!" ...