9. Awal yang Berbahaya

42.9K 1.3K 45
                                    

Sebelum baca aku mau kasih peringatan dulu ya, ini cerita aku tulis khusus 18+ ke atas jadi kalau ada yang masih di bawah umur harap skip part yang agak nganunya wkwk

Oh iya, mungkin kebanyakan cerita/novel itu harus ada pelajaran yang bisa diambil hikmahnya tapi untuk tulisanku kayaknya enggak ada haha karena dari awal aku nulis niatnya emang buat hiburan saja..

Aku di sini hanya penulis kecil yg karyanya hanya berupa cerita2 ringan dan pasaran jadi mohon maaf jika nantinya tidak sesuai dengan yang kalian harapkan yaa;)

***

Langkahnya terseok-seok, punggungnya menubruk dinding di tengah-tengah menuju letak kamar untuk menuntaskan kemana ini akan berakhir, kedua lengannya merengkuh erat pinggang kecil itu sambil sesekali menyelinap ke balik kaus putih yang Adara kenakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkahnya terseok-seok, punggungnya menubruk dinding di tengah-tengah menuju letak kamar untuk menuntaskan kemana ini akan berakhir, kedua lengannya merengkuh erat pinggang kecil itu sambil sesekali menyelinap ke balik kaus putih yang Adara kenakan.
Aksa tersenyum tipis sangat tipis di dalam ciuman itu hingga Adara tidak menyadarinya.
Napas keduanya memburu, terutama si lelaki yang tak melepaskan barang sedikitpun kecupannya di bibir penuh milik Adara.

Aksa seperti orang kehausan. Ia tak memberi celah sedikitpun untuk Adara bisa berjarak dan bernapas.

Sepertinya Aksa menyadari Adara yang terengah-engah, dan kini hidung bangirnya menjelajah ke setiap sudut leher Adara, sesekali Aksa mengecup kulit putih nan lembut itu, harum rambut serta parfum yang menempel di tubuh Adara seolah menjadi obat penenang baginya.

Telinga Aksa memerah mendengar lenguhan kecil yang keluar dari bibir si perempuan, netra milik Aksa yang sehitam jelaga itu menusuk mata sayu Adara yang kini menatap Aksa dalam diam.
Kening keduanya beradu, lebih tepatnya Aksa yang sedari tadi enggan menjauhkan wajah dari pandangan si perempuan. Barangkali gairahnya sudah mencapai ubun-ubun dan Aksa tak mau berlama-lama lagi, maka dengan satu kali sentakan dirinya memangku Adara hingga tubuh perempuan itu melayang, Aksa segera membawa Adara ke dalam kamar dan kini telah ia lempar ke atas kasur disusul dengan dirinya.

****

Tubuhnya bergetar menandakan permainannya sudah berakhir, Aksa melepaskan diri dan kini merebahkan tubuhnya yang terbuka penuh peluh di samping Adara yang juga sama berantakannya.
Di antara napasnya yang belum stabil, Aksa menoleh menyaksikan gerak-gerik Adara yang kini tengah menutupi badannya dengan bedcover.

"Sa?" setelah beberapa menit hening, Adara yang lebih dulu bersuara.

"Hm?"

"Lo nggak pake kondom?" tanya Adara setelah merasakan ada cairan hangat yang perlahan keluar dari miliknya.

"Dari awal juga enggak."

Adara membelalak. Gadis itu kini terduduk sambil memegangi selimut untuk menutupi dadanya. "Aksa!"

Si lelaki membuka mata yang tadi sempat terpejam sebentar. "Kenapa?"

"...."

Aksa mengerutkan kening melihat reaksi yang ditunjukan oleh Adara, perempuan itu terlihat syok dan Aksa perlahan mulai menyadari. "Jangan bilang lo nggak pake KB?"

Aksa-Dara [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang