Friends with Benefits °•° Part 12 by girlRin
“Asyik nih, makan enak.”
Siang itu, seperti janjinya tadi malam. Cakra mengajak Jefian dan Azura makan bersama di sebuah restoran mewah. Ia yakin sekali bahwa dengan melakukan ini, ia bisa akrab dengan dua penyewa kamar di rumahnya tersebut. Hanya sebatas mentraktir begini, takkan menjadi masalah bagi Cakra. Ia tak akan kekurangan uang sekarang, memang beberapa saat yang lalu ia perlu uang banyak sebab suatu hal yang cukup privasi sehingga membuatnya harus menyewakan kamar di rumahnya dan untungnya malah disewa oleh dua anak orang kaya raya. Cakra tahu siapa orang tua Jefian dan apa pekerjaan mereka, ia juga tahu siapa orang tua Azura dan pekerja keluarga gadis itu. Itulah kenapa ia menyebut dua penyewa rumahnya ini anak orang kaya.
“Pesen yang banyak. Gue yang traktir. Gue jamin, lo berdua bakal suka. Tenang aja. Masalah harga, gue jamin ke kalian, gue menang tender proyek kemarin. Jadi, nikmati hasilnya sekarang.” Cakra tersenyum dengan perasaan seolah-olah ia benar-benar meminta kedua remaja di depannya itu untuk menikmati traktiran tersebut.
“Jangan nyesel lho, Bang.” Jefian menyeringai.
“Kapan sih gue nyesel? Justru kehadiran lo berdua tuh kayak jimat keberuntungan buat gue. Sejak kalian nyewa di rumah gue, kerjaan gue lancar semua. Bahkan gue sering dapet bonus gede-gedean.” Cakra membalas.
“Nah, sebagai jimat keberuntungan ya lo kudu memberikan kami nutrisi seimbang dan memenuhi kebutuhan kami.” Jefian bercanda.
“Iya deh, Jef. Iya. Gue angkat lo berdua jadi adek biar terpenuhi kebutuhannya.” Cakra membalas.
Azura yang sedari tadi diam hanya menatap pelayan yang dari tadi tersenyum menunggu untuk mencatat pesanan mereka. Gadis itu merasa malu dan tersenyum canggung kepada pelayan tersebut.
“Spagetti carbonara sama strawberry milkshake.” Azura menyuarakan pesanannya sehingga membuat Cakra juga Jefian sadar kalau sedari tadi pelayan sedang menunggu pesanan mereka.
“Eh, iya. Steak sama hot cappucino. Trus tambahan creamy chicken breast sama tolong steak-nya medium rare.” Cakra menyuarakan miliknya.
“Baik, ada lagi?” tanya pelayan itu.
“Chicken katsu sama hot creamy latte.” Jefian mengikuti.
“Baik, saya ulangi pesanannya. Spagetti carbonara, strawberry milkshake, Steak medium rare, cappucino, creamy chicken breast, Chicken katsu dan hot creamy latte.”
Cakra mengangguk sehingga pelayan tersebut pamit undur diri. Pria itu menatap dua penyewa rumahnya dengan tatapan ingin tahu. “Jadi, gimana kalian selama gue tinggal berdua? Enggak bikin rusuh, ’kan? Karena sumpah, ya. Kalo kalian sampe beneran berencana bikin rumah gue ambruk, gue jamin kalian bakal nyesel. Itu rumah kesayangan gue. Gue bel—”
“Lo beli sendiri pake uang yang udah lo kumpulin dari hasil kerja lo dan hal pertama yang lo beli pake uang lo sendiri. Lo udah ngomongin itu berjuta-juta kali, gue udah khatam. Jadi, tolong jangan lo bahas lagi buat yang kesejuta kalinya.” Azura menyela. Cakra merengut kecil sedangkan Jefian tertawa geli.
“Gue ’kan cuma mau cerita.” Cakra berdecak kesal dan kemudian menatap Jefian, “lo bener. Kita kudu boys time berdua. Jangan ajak Zura.”
Azura menatap keduanya sinis, “bisa banget ya kalian malah ngomongin gue, padahal gue ada di depan kalian.”
“Lho, bagus dong. Jadinya kita enggak ngomongin lo di belakang. Itu tuh dosa,” balas Jefian.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS WITH BENEFITS ✔
RomanceUsai dikhianati oleh pacarnya, Azura meyakini bahwa sekarang tak ada lagi namanya hubungan yang benar-benar murni karena cinta. Hubungannya yang telah begitu lama ia jalin dengan pacarnya harus rusak karena kebodohan pemuda itu yang dengan seenaknya...