Friends with Benefits °•° Part 24 by girlRin
Begitu sampai di rumah, Jefian langsung berlari menaiki tangga. Ia terlambat pulang tadi karena harus dipanggil ke ruang BK. Alasannya karena membolos selama satu jam pelajaran dan malah dengan seenaknya saja masuk saat guru sedang menjelaskan di kelas. Ketika di ruang BK, ia diceramahi dengan cukup lama hingga membuatnya terlambat pulang hampir dua jam lamanya. Dalam hati ia sudah mengumpati guru tersebut, ia harus cepat-cepat pulang karena ada yang harus Jefian lakukan kepada Azura.Jefian membuka pintu kamar Azura dan mendapati gadis itu sedang duduk di atas ranjangnya sambil menonton di laptopnya. Azura yang melihat Jefian masuk sambil menutup pintu kamarnya dengan kasar langsung menggeser laptopnya ke samping. Saat ia akan berdiri, Jefian langsung mendorong gadis itu hingga terlentang di atas kasur dengan ia menindih tubuh Azura.
“Abis lo sama gue setelah ini,” ucap Jefian sambil melemparkan tas sekolahnya ke lantai. Azura menatapnya dengan panik, “anjirlah! Lo berat, gila!” ucap Azura sambil berusaha mendorong Jefian menjauh.
Jefian mengabaikan ucapan Azura dan kemudian mulai membuka kancing seragamnya sendiri sampai ketukan pintu menganggu keduanya. Azura dan Jefian langsung menoleh ke arah pintu dengan tatapan panik dan kaget.
“Ra, lo di dalem enggak? Gue mau nanya tau Jefian kemana enggak? Itu motor dia jatoh di parkiran, enggak dia standar. Ngalangin mobil gue mau masuk.” Suara Cakra mengejutkan keduanya.
Azura langsung menatap Jefian, “lo kok bego banget sih?” ketusnya.
Jefian langsung bangkit dari tubuh Azura sedangkan gadis itu berjalan menuju pintu. Jefian langsung bersembunyi di sisi lain kasur Azura ketika gadis itu membuka pintu untuk menghadapi Cakra.
“Enggak tau tuh, Kak. Maaf, gue tadi di toilet,” ucap Azura. Cakra mengangguk paham, “gue titip kunci motornya dia, ya? Dia sampe lupa nyopot kunci motor pula. Udah gue parkirin juga tuh motornya. Oh, ya. Gue malam ini mau ke pesta ulang tahun temen gue. Lo sama Jefian mau ikut enggak?” tanya Cakra.
Azura menggeleng pelan, “gue ada tugas sekolah, kudu dikumpulin besok. Mungkin Jefi lagi sibuk juga kali, Kak. Makanya buru-buru gitu.”
Cakra mengerutkan keningnya, “tapi dia kemana, ya? Gue ketuk pintu kamarnya enggak dijawab,” ucapnya bingung. Azura mengangkat bahunya, “mungkin dia di toilet atau lagi ngerjain tugas, pake headset gitu. Makanya enggak kedengeran. Gapapa, nanti kalo dia heboh nyariin kunci motornya, biar gue yang hadapin. Lo have fun aja sama temen-temen lo. Gosah pusing mikirin anak setan kayak dia,” ucap Azura.
Cakra terkekeh kecil dan kemudian mengangguk. “Yodah, gue pamit, ya. Kalian kalo laper, pesen aja. Gue kayaknya balik malem banget, biasalah kalo ngumpul-ngumpul gitu suka lupa waktu,” ucapnya. Azura hanya mengangguk mengiyakan dan menutup pintu kamarnya ketika Cakra sudah pergi. Ketika ia berbalik, ia sudah melihat Jefian dengan keadaan tanpa atasan.
“Lo ngapain sih, setan?! Kalo ketahuan Kak Cakra gimana?” seru Azura kesal. Jefian mengabaikan keluhan Azura dan langsung mendekati gadis itu.
Azura mendelik saat Jefian mendorongnya hingga punggung gadis itu menabrak pintu. “Pelan-pelan, bangsat! Sakit!”
Jefian menyeringai, “bukannya lo enggak suka kalo mainnya pelan-pelan?” Azura menatapnya malas, “ya lo mikir aja, bangsat! Emang enggak sakit kalo badan lo didorong-dorong ke pintu ke tembok segala?” Jefian terkekeh kecil dan kemudian menuntun gadis itu ke ranjang.
Azura menatap Jefian yang kini malah menarik paksa kaos yang dipakai Azura. Seakan menginginkan hal yang sama, Azura juga ikut-ikutan membuka resleting celana sekolah Jefian saat Jefian menarik celana pendek Azura.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS WITH BENEFITS ✔
Любовные романыUsai dikhianati oleh pacarnya, Azura meyakini bahwa sekarang tak ada lagi namanya hubungan yang benar-benar murni karena cinta. Hubungannya yang telah begitu lama ia jalin dengan pacarnya harus rusak karena kebodohan pemuda itu yang dengan seenaknya...