Friends with Benefits °•° Part 35
Sejak kejadian itu, Jefian mulai menjauh dari Azura. Setiap kali Azura ingin menanyakan apa alasan pemuda itu menjauhinya, Jefian selalu saja punya alasan. Bahkan kelakuan keduanya juga diketahui oleh Cakra. Pria itu tak habis pikir, kenapa kedua remaja itu kembali bermusuhan seperti awal baru menyewa di sana? Cakra bahkan sudah beberapa mencoba berbicara dengan keduanya, tapi memang seperti kata Azura, semuanya bersumber dari Jefian.
Cakra pernah mencoba bicara dengan Jefian sebagai sama-sama laki-laki dan menanyakan apa masalahnya dengan Azura. Jefian tak menjawab dan hanya mengatakan bahwa ia sedang sibuk untuk meningkatkan belajarnya. Cakra memang tahu bahwa beberapa hari ini Jefian terlihat begitu rajin bahkan pernah sekali Cakra tak sengaja bertemu dengan Jefian yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya di sebuah kafe saat Cakra sedang makan siang di sana dengan beberapa rekan kerjanya. Akhirnya, Cakra pikir mungkin Jefian memang sedang sibuk dengan belajarnya. Ia pun angkat tangan. Ia pikir mungkin keduanya akan berbaikan sendiri nantinya.
Azura saat ini sedang berbincang dengan dua sahabatnya di taman belakang sekolah. Gadis itu mulai murung sejak Jefian mulai menjauh. Bahkan terkadang ia melihat bagaimana Jefian menghindari kedua sahabatnya sendiri. Jefian benar-benar seperti menjauh dari segala hal kecuali buku. Bahkan pernah sekali Biantara dan Arhan mendatangi dirinya hanya untuk bertanya apa ada dengan Jefian yang mana Azura sendiri tak bisa menjawab karena ia tak tahu juga alasannya.
“Masih mikirin teman serumah lo?” tanya Diora.
Amela juga sejak tadi memerhatikan bagaimana Azura hanya melamun. Namun, ia enggan untuk bertanya karena ia bisa melihat beberapa hari terakhir ini, sahabatnya itu selalu murung dan sering melamun. Bahkan saat jam pelajaran, Azura sering ditegur oleh guru yang mengajar.
“Ra? Azura!” panggil Diora sekali lagi. Azura yang mendengar Diora memanggil namanya dengan begitu keras langsung menoleh setelah tersentak kecil dan bertanya, “kenapa?”
Diora mendelik kecil, “lo ngelamun lagi.” Azura mengangguk kecil, “oh.”
Amela sudah jengah, “gue duluan!” Gadis itu bangkit dan berjalan meninggalkan keduanya. Diora hanya menatap kepergian Amela dan kemudian kembali fokus kepada drama di ponselnya, meninggalkan Azura yang kembali melamun. Hanya berlangsung selama beberapa menit, sampai akhirnya Diora mendengar sedikit keributan dari belakang. Ia menoleh dan mendapati Jefian sedang diseret oleh Amela, Arhan dan juga Biantara.
“Tch, lepasin. Gue belum kelar ngerjain tugas!” ucap Jefian mencoba berontak. Amela acuh, ia terus menyeret kakak kelasnya itu dibantu oleh Arhan dan Biantara. Mereka sudah jengah dengan dua orang itu. Jadi, Amela menyarankan agar ia dan kedua sahabatnya Jefian agar keduanya bisa menyelesaikan permasalahan mereka segera. Mereka pikir Azura dan Jefian adalah teman serumah, jadi kalau sampai sebuah masalah di antara mereka membuat keduanya bisa sekacau itu, maka mereka pikir lebih baik agar keduanya segera menyelesaikannya saja. Arhan dan Biantara juga sudah bosan membolos hanya berdua tanpa Jefian. Bahkan setiap kenakalan yang mereka lakukan dengan harapan agar Jefian ikut bergabung malah membuat keduanya sering kena hukum berdua saja.
Keempatnya berhenti di depan Diora dan Azura. Jefian menatap Azura sejenak, sepertinya gadis itu masih melamun sampai tak menyadari kedatangan mereka. Diora menepuk-nepuk pundak Azura sampai gadis itu menoleh dan ia terkejut saat mendapati Jefian ada di depannya.
“Bicarain gih, kita cabut!” ucap Diora sambil mengajak Amela dan dua kakak kelasnya itu agar memberikan privasi pada Azura dan Jefian.
Jefian awalnya ingin pergi sampai akhirnya tangannya ditahan oleh Azura. “Kita perlu bicara!” ucap Azura menahan Jefian.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS WITH BENEFITS ✔
RomansaUsai dikhianati oleh pacarnya, Azura meyakini bahwa sekarang tak ada lagi namanya hubungan yang benar-benar murni karena cinta. Hubungannya yang telah begitu lama ia jalin dengan pacarnya harus rusak karena kebodohan pemuda itu yang dengan seenaknya...