Friends with Benefits °•° Extra Part 4
Seperti janjinya Arhan kemarin, saat ini Jefian sedang diberikan begitu banyak pekerjaan sampai rasanya Jefian ingin menangis. Bahkan Arhan sendiri malah tak peduli, ia duduk di mejanya sambil memeriksa berkas-berkas yang sudah dikerjakan oleh Jefian.
“Han, udah dong. Gue capek. Masa jadi bos kerjanya berkali-kali lipat daripada bawahannya sih? Enggak kayak yang dibilang di wattpad tuh,” rengek Jefian.
Arhan hanya melirik sekilas dan kemudian kembali fokus dengan berkas-berkas yang ia periksa. Merasa diabaikan, Jefian pun menelungkupkan kepalanya di atas tumpukan berkas tersebut. Ia memiringkan kepalanya dan membuka ponselnya. Ia butuh hiburan.
“Han, gue udah ada ide buat ngelamar Azura.” Arhan yang tadinya sibuk langsung menoleh ke arah Jefian. “Oh, ya? Bagus dong,” ucap Arhan.
Jefian langsung menatap Arhan dengan tatapan berbinar. “Gue butuh bantuan lo,” ucapnya. Arhan menatap Jefian dan perasaannya mengatakan apapun yang Jefian minta pastilah bukan hal yang bagus.
“Gue kadang nyesel jadi temen lo, Jef.” Arhan hanya bisa menyesali keputusannya. Jefian sendiri malah menyeringai kecil. Ia menertawakan Arhan yang saat ini malah pusing sendiri.
Salah siapa ngasih gue banyak kerjaan. Batin Jefian senang.
Friends with Benefits °•° Extra Part 4
Azura yang tadinya sedang menonton drama Korea pun segera menoleh saat mendapati sosok Jefian telah pulang. Gadis itu segera bangkit dan memeluk Jefian sambil tak lupa mengecup bibir pemuda itu dengan gerakan cepat.
“Malem banget pulangnya. Laper enggak?” tanya Azura. Jefian mengangguk dan kemudian memeluk tubuh ramping gadisnya.
Azura mengerutkan keningnya saat mendapati sosok Jefian yang malah diam tak menjawab. Pemuda itu hanya diam sambil memeluk tubuh Azura dengan erat.
“Kenapa, hm? Capek banget, ya?” tanya Azura dengan nada lembut.
Jefian tak menjawab. Ia langsung mendorong tubuh Azura hingga berbaring di atas ranjang dan langsung menindihnya. Azura sempat memekik kaget apalagi si Jefian tiba-tiba saja menciumnya dengan penuh napsu.
“Eumhhhhhhh ... Jefihhhhhh ...”
Azura yang awalnya mulai menikmati permainan Jefian, tiba-tiba saja tersentak kecil saat tangan Jefian menarik celananya dan mulai menyeludupkan sesuatu di bawah sana. Azura langsung menghentikan ciuman mereka dan menatap tajam ke arah Jefian. Pemuda itu malah tersenyum kecil dan kemudian memasangkan kembali celana Azura.
“Lo ngapain? Masukin apaan?” tanya Azura dengan nada menyelidik. Jefian mengecup singkat kening Azura dan kemudian berbisik sampai netra gadis itu melebar karena kaget.
“JEFIAN! NGAPAIN LO BELI BEGITUAN?” seru Azura kesal. Jefian membalas, “nyoba yang baru aja. Jangan lo lepas, oke? Lo masak apaan? Gue laper.”
Azura memutar bola matanya jengah dan kemudian bangkit. Ia berjalan menuju dapur untuk memanaskan makanan yang tadi ia masak. Jefian di belakang mengikuti sambil melepaskan dasinya. Pemuda itu duduk menunggu sambil Azura yang mulai menata makanan di atas meja.
Saat Azura sedang mengambil piring, Jefian pun mengambil ponselnya dan kemudian melirik ke arah Azura dengan seringai kecil. Azura yang tadinya sedang mengambil piring pun langsung tersentak kecil saat merasakan sesuatu yang bergetar di bawahnya. Ia melemas dan berpegang pada meja di dapur. Ia menoleh dan menatap tajam ke arah Jefian yang malah tersenyum ke arahnya sambil memegangi ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS WITH BENEFITS ✔
RomanceUsai dikhianati oleh pacarnya, Azura meyakini bahwa sekarang tak ada lagi namanya hubungan yang benar-benar murni karena cinta. Hubungannya yang telah begitu lama ia jalin dengan pacarnya harus rusak karena kebodohan pemuda itu yang dengan seenaknya...