Friends with Benefits °•° Part 37
Beberapa hari setelah kejadian itu, Jefian kembali terlihat menjauhi Azura. Bedanya kali ini, ia tak seperti waktu itu yang benar-benar menjauhi Azura. Jefian hanya terlihat seperti sebisa mungkin mengurangi intensitas pertemuannya dengan Azura sampai Azura yang awalnya ingin kembali memperbaiki hubungan mereka sudah mulai jengah dan hanya bisa pasrah saja. Jefian bukannya menjauhi Azura karena salah Azura, ia hanya merasa butuh waktu. Ia merasa kebingungan dengan perasaannya sendiri.Azura yang bosan sendirian di rumah pun berjalan pergi ke supermarket untuk membeli camilan. Entah Dewi Fortuna sedang baik padanya atau apa, ia malah bertemu dengan Jefian yang saat ini sedang menemani Ibunya belanja bulanan. Awalnya Arjuna sudah menawarkan diri, tapi Elena menolak dengan alasan ingin menghabiskan waktu bersama anaknya. Arjuna tentu menolak dan keukeh ingin menemani Elena berbelanja sampai akhirnya Elena mengancam takkan memberikan jatah kepada Arjuna selama seminggu. Mau tak mau Arjuna menerimanya dengan berat hati. Jefian sendiri hanya bisa menertawakan Ayahnya yang merana sendirian di ruang kerjanya sebelum akhirnya mengikuti Ibunya pergi ke supermarket.
Menyadari keberadaan Azura, Jefian balas menatap gadis itu sampai ketahuan oleh Elena. “Siapa?” tanya Elena setelah menepuk pundak anaknya.
Jefian memanggil Azura mendekat. Gadis itu menurut dengan ragu dan saat sudah di dekat Jefian dan Elena, pemuda itu langsung merangkul pundak Azura.
“Pacar Jefi, gimana?” ucap Jefian pada Elena. Azura membeku sedangkan Elena memekik senang. Wanita itu langsung memeluk Azura dan bahkan menciumi pipi Azura sampai Jefian tertawa geli saat melihat Azura yang melotot kaget akan tindakan Ibunya. Elena memang terbiasa dengan skinship yang begitu intim makanya Jefian dan Arjuna begitu ketat menjaga wanita itu agar tak sembarang memeluk atau mencium pipi orang lain.
“Aduh! Gemes banget! Kenalin, Mamanya Jefi, panggil Mama juga ya!” ucap Elena. Azura mengangguk ragu, “i–iya, Ma.”
Mendengar ucapan gugup Azura, Elena kembali memeluk gadis itu lalu menatap anaknya, “cepet kawinin, Jef!” ucapnya.
Jefian melotot, “Mah! Jangan ngomong sembarangan. Ini tempat umum, diliatin orang nanti gimana?!” ucapnya.
Elena merengut kecil dan menatap Azura setelah melepaskan pelukannya, “liat tuh si Jefi. Udah enggak sayang sama Mama lagi!” ucapnya mengadu pada Azura.
Azura tersenyum geli. Ia menyukai Ibunya Jefian. Wanita ini begitu ramah dan sangat menyenangkan. Azura seperti merasa memiliki teman daripada calon mertua. Eh?!
Jefian memutar bola matanya jengah, “jadi gimana nih? Belanja bulanannya udah selesai apa belum?” tanyanya malas.
Elena terlihat berpikir sejenak sebelum menjawab, “udah aja deh. Kita ke restoran, makan-makan! Nanti kalo belanjaannya kurang, kamu sama Papa kamu yang belanja lagi!”
Jefian mendelik, “Mama! Kok Jefi dianaktirikan sih?” serunya tak terima.
Elena menjulurkan lidahnya kepada anaknya, “abisnya kamu enggak asyik! Kayak Bapakmu!” ucapnya.
Jefian mengusap wajahnya frustrasi, “itu suami Mama sendiri padahal!” gumamnya yang masih bisa didengar oleh Elena dan Azura.
“Iya, karena kamu lahir dari cetakannya dia. Makanya sama-sama ngeselin! Udah ah! Kamu bayar tuh, Mama tunggu di mobil sama calon mantu! Yuk, manis!” ucap Elena sambil menggandeng tangan Azura setelah meletakkan belanjaan Azura ke dalam troli yang didorong oleh Jefian. Biar pemuda itu yang membayarnya sekalian, toh mereka juga belanja dengan membawa blackcard milik Arjuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS WITH BENEFITS ✔
RomanceUsai dikhianati oleh pacarnya, Azura meyakini bahwa sekarang tak ada lagi namanya hubungan yang benar-benar murni karena cinta. Hubungannya yang telah begitu lama ia jalin dengan pacarnya harus rusak karena kebodohan pemuda itu yang dengan seenaknya...