Lili kesayangan

40 1 0
                                    


"MAKAN MAKAN!" teriak Rafka.

Prajurit Ranggana bersama Dila, Jolie dan Kesya. Tak lupa, Alice yang berada di tengah gandengan Dila dan Kesya.

"Heh monyet. Lo bisa nggak sih nggak usah berisik. Vlog gua jadi ke ganggu bodoh!" marah Jolie. Jelas Bian langsung memasang muka judes pada Jolie.

"Kau berniat disini untuk menjadi relawan atau vlogger?" ketus Aden. Aden pun mendapat senggolan dari Kesya.

"Inget ya. Gua kesini cuman untuk mengembalikkan reputasi gua, ngerti?"

Semuanya terdiam. Tak ada yang bersuara, daripada masalah tambah melebar.

Jolie memilih untuk tidak makan. Ia memutuskan kembali ke kamar.

"berasa nonton sinetron gua-" ujar Zaidan terpotong ketika ada anak kecil yang berteriak.

"KAK DILA!!!"

Seorang anak kecil dengan rambut yang ia kepang dua layak nya anna sedang menuju Dila.

"Pelan pelan aja Lili. Nanti jatuh gimana?"

Lili hanya cengengesan, ia langsung duduk di pangkuan Dila.

"Siapa Dil? Tau bahasa kita nggak?"

"Kenalin aku Lili. Aku bisa bahasa Indonesia kok!" seru bocah yang bernama lili. "Ayo di makan. Jangan liatin Lili terus, nanti kalau suka sama Lili gimana?" lanjutnya.

Semua yang berada disana terkekeh atas kelakuan Lili. Dila pun mencubit gemas pipi Lili.

Semua nya memakan yang di sajikan disana.

Senyuman indah Lili luntur begitu saja. "Kak Dila, aku nggak usah makan ya"

"Apakah kau habis di pukuli lagi?" tanya Dila. Lili mengangguk sambil memegang rahang nya yang lumayan memar dan sakit.

Prajurit Ranggana langsung saling menatap. Semua nya berpikiran sama. "Siapa sebenarnya?"

Dila menggeleng tanda untuk "jangan mencurigai siapa siapa". Dila mengelus punggung Lili lembut.

Memilih untuk melanjutkan makanan. Prajurit Ranggana tak segan mengambil 2 mangkok.

Kesya mendekati Lili. "Lili, boleh kakak Kesya periksa?"

Lili mengangguk. Kesya menuju pada kamar nya. Bersama Lili.

"Den, temenin si Kesya sana" ujar Kapten Arzqn. Aden segera mengikuti Kesya dan Lili.

***

"Aku baru bertemu dengan mu" ujar Gilang. Lili menengok dan tersenyum kikuk.

"Kemarin aku habis pergi ke perbatasan. Terus, aku baru pulang. Setiap hari aku menginap di kamar kak Dila" terang Lili. Gilang dan Zaidan yang sedang berada disana hanya ber "oh" ria saja.

Varo yang sedang berjalan membawa sebaskom air panas. Ia sengaja menyandungkan kaki nya dengan batu. Alhasil air itu mengenai kaki Lili sedikit terkena di bagian telapaknya.

"Lili kau tidak apa apa?" tanya Gilang.  Mata Lili sudah berkaca kaca, menandakan bahwa itu sengat sakit.

"Nggak papa mas" dengan senyum manis nya Lili berusaha meyakinkan. Gilang dan Zaidan terdiam, bagaimana mungkin anak ini begitu baik dan menahan semuanya?

Zaidan mendorong Varo. "LETKOL. Sudah berapa kali kau berusaha membuat kejahatan layaknya di sinetron, kau tau naskah mu itu seperti sinetron! Tak modern"

Varo mendekat ke arah Lili. "Alice dan kau seharusnya tak disini, kalian adalah orang daerah sini bukan dari daerah yang sudah merdeka"

Satu buliran bening tanpa dosa meluncur dari mata Lili. "Maaf pak, kami memang tak pantas disini. Tapi, ini adalah dasar kemauan orang orang disini"

FUTURE ELITE SQUADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang