Mayjen Gala menghembuskan napas panjang, rasa penat kini menyelimuti dirinya. Rasanya Gala ingin tidur, namun tak bisa.Gala mengambil handphone ny pada meja yang bertuliskan Mayor Jenderal Gala. Dalam wallpaper handphone itu, terdapat foto Zaidan saat masih kecil menggunakan baju wisuda.
"BAGAIMANA PUN, KAU SEORANG AYAH!?!"
Mayjen Gala butuh pelukan. Hari ini, adalah hari yang terasa berat bagi nya. Sebab kejadian para ibu ibu Ranggana yang berdemo di depan ruangannya.
Gala membuka nomor chat yang ia pin kan. Disitu tertulis "Istriku".
Gala menekan tombol lambang telepon suara. Ia menunggu sang pemilik nomor "istriku" mengangkat nya.
"Mama"
"Kenapa sih? Aku sibuk pa, bisa nggak jangan ganggu!?"
"Zaidan hilang ma. Mama nggak khawatir?"
"Papa mikirin Mama nggak sih? Mama lagi ketemuan sama temen mama!?"
"Mama lebih mentingin temen mama, atau Zaidan?"
"Kan udah di nyatain hilang. Yaudah toh!?"
"Mama nggak sedih, Zaidan pergi? Mama nggak peduli?"
"Ngapain? Zaidan udah hilang. Nggak, mama nggak peduli. Bocah sialan suka ngabisin duit itu ngapain di peduliin, ceuh."
Telepon di matikan oleh mama. Papa yang sudah naik pitam segera memberi chat pada Mama.
Gala berdecak kesal, ia menangis deras teringat kembali pada Zaidan.
"Za-zaidan, a-anak Papa..."
***
Tanggal 13 Agustus
"Happy Birthday Zaidan, happy birthday Zaidan. Happy birthday anak kecik papa. Happy birthday Zaidan Abimanyu!!!" ucap Papa penuh girang.
Zaidan meniup lilinnya dengan kencang, ia bersorak bahagia saat sekali meniup lilin langsung mati.
Papa memberikan topi pada Zaidan. Topi tentara yang biasa ia kenakan, Gala kasih pada Zaidan.
Zaidan bersorak senang mendapat topi tentara itu. Keinginan nya sejak kecil, akhirnya bisa mendapatkan topi tentara.
Laila alias Mama segera mengambil topi milik Gala yang di berikan pada Zaidan untuk di buang. Ia membuang nya keluar jendela yang berpapasan mereka tinggal di apartement.
Zaidan menangis kencang atas hal itu, tangisannya dapat terdengar hingga tetangga.
"JANGAN PERNAH KASIH ZAIDAN TENTANG TENTARA. DIA HARUS MENJADI HAKIN ATAUPUN DOKTER!?!"
Zaidan membanting pintu kamarnya keras, tak lupa ia kunci.
Tepat hari ini, ia menginjak 9 tahun. Seharusnya ini hari istimewa, tapi... Enathlah semu terjadi begitu saja, lagi lagi karena Mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
FUTURE ELITE SQUAD
Ficción General7 insan indah dengan canda gurau sederhananya. Tapi, sebuah guncangan dahsyat menimpa bumi begitu hebat. Hingga tersisa satu raga. Apa yang harus satu raga tersebut lakukan? Hingga akhirnya mereka kembali karena adanya mesin waktu, namanya Ranggana...