Guncangan bumi

188 13 0
                                    


"BAGAIMANA KALIAN TAK BECUS MENJAGA ANAKKU!?!"

CTAK

CTAK

CTAK

Seorang duda pria kini sibuk mencabuk para dosen karena kejadian Raga dengan Shella.

"Apakah kalian tau? Shella akan di cap oleh anak anak bedebah kampus ini  karena perilaku nya!?"

Salah satu dosen pria berdiri, "Kau tak boleh seperti ini pada kami! Kau belum sepenuhnya presdir. Presdir kita adalah bapak Tono!?"

"DIAM KAU!?"

BRUK

Dosen pria tadi kini telah pingsam karena kepalanya terbentur keras dinding.

"JANGAN PERNAH ADA YANG BERANI SAMA SAYA!?"

Duda tadi keluar dari ruangan itu, dia segera menuju parkiran mobilnya untuk menemui Pak Tono.

"Asisten, ajak juga Shella dan Niara" ucapnya. Asisten yang menemani duda tadi mengangguk dan segera menuju kamar mereka masing maisng.

Tok tok tok

"TOLONG JANGAN GANGGU AKU!?"

Shella kini tengah menangis deras, dia menangis diam diam. Dia tak ingin berada dalam keluarga ini.

Shella melihat foto ibunya, "Mommy Shella kangen, ini semua salah Shella" ucapnya di sertai tangisan.

BRAK!

Niara membuka paksa pintu kamar Shella.

"Oh no, adikku sedang menangis" Niara menarik dagu adiknya. "Kau tau kan kesalahan mu dari dulu hingga sekarang sangatlah banyak!" Niara mendorong Shella kuat.

Rintihan Shella terdengar jelas, "Benjol nih pala gua" batin Shella.

Niara duduk di pinggiran kasur Shella, "Aku ingin duduk depan bersama Daddy nanti, pastikan kau duduk di belakang oke? And setelah mengunjungi pak Tono aku ingin ke toko salon. Tolong izinkan kepada Daddy ya" Niara berjalan untuk keluar kamar Shella. "Kau kan anak kesayangan" sambungnya.

Shella mengelap tangisannya, dia segera mengambil baju untuk mengunjungi kakek nya alias Pak Tono.

***

"kakek, ini Shella. Apa kabar kek? Baikkan? Cepat sadar ya kek, Shella kangen" Shella mengelus lembut rambut putih Tono yang sedang koma.

"Pindahkan"

Ayes alias duda tadi memindahkan Tono, tapi betapa terkejutnya Shella.

"Daddy, kenapa kakek dibawa ke ruangan gelap?"

Ayes memberikan pisau pada Shella. Shella pun membulatkan matanya.

"AKU NGGAK MAU, APAKAH DADDY GILA!?!"

Daddy menggelengkan kepalanya, "Kita akan hidup dengan damai jika dia mati nak. Kita akan mendapatkan warisan nya"

Shella melemparkan pisau itu dekat di Niara, "Sudah cukup aku kehilangan ibu karena Kak Niara. Aku tak ingin kehilangan kakek!"

Niara naik pitam. Dia mengambil pisau tadi dan...

Nitttttt....

Dengung alat EKG berdengung jelas. Niara menancapkan pisau tadi pada dada Tono.

Kaki Shella lemas, dia meneteskan air matanya.

"Kelamaan lo"

Niara menjauh tapi...

Daddy memeluk erat Niara, "Ternyata ada baiknya kau tidak sengaja menjelang mommy mu di tangga"

Shella berdiri dari duduknya, "MAKSUD DADDY, DADDY MENDUKUNG JIKA MOMMY DI BUNUH!? KALIAN PSIKOPAT!?!"

FUTURE ELITE SQUADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang