[6.] Pusing

5.9K 92 0
                                        

Reyna membaringkan tubuhnya di atas brankar yang ada di UKS. Ia memijat pelan kepalanya yang terasa berdenyut.

"Shhh, pusing banget anjir," Keluhnya.

Reyna menatap ke arah pintu ketika pintu UKS itu terbuka. Di sana terlihat sosok laki-laki yang tak lain adalah kekasihnya sendiri.

Gasendra mendekat pada Reyna yang terbaring di atas brankar. Tak lupa ia mengunci pintu UKS agar tidak ada yang mengganggu mereka berdua.

"Kepalanya sakit, hm?" Tanyanya. Ia mengelus lembut kepala Reyna.

Reyna berdehem. "Kepala aku pusing." Adunya dengan lirih.

Gasendra mengangguk. Ia terus mengelus puncak kepala Reyna dengan lembut. "Pulang ke apart aja, mau? Nanti aku izinin ke gurunya."

Reyna mengangguk. Ia tidak mungkin memaksakan diri untuk belajar dengan kondisi kepalanya yang masih terasa pusing.

"Mau aku gendong?" Tanya Gasendra ketika Reyna turun dari atas brankar.

"Enggak usah, nanti yang ada malah pada curiga." Tolak Reyna dan Gasendra hanya bisa menuruti.

Keduanya kini berjalan menuju parkiran yang jaraknya lumayan jauh dari UKS. Gasendra setia mengikuti Reyna dari belakang. Tangannya gatal sekali ingin menggendong tubuh Reyna yang kerap beberapa kali oleng.

Gasendra tadi sudah memerintahkan Jeremy untuk membawakan tas wanitanya saat nanti pulang untuk membawanya ke apartemen Gasendra. Ia memberitahukannya melalui chat.

Ketika sampai di parkiran, Gasendra langsung menaiki motor sport-nya. Ia membantu kekasihnya itu untuk menaiki motornya. Setelah dirasa sudah, Gasendra melajukan motornya keluar dari gerbang sekolah.

•••••

"Kenapa lo narik gue ke sini?" Tanya Keiko pada laki-laki yang sudah menariknya menuju gudang belakang.

Laki-laki itu menatap Keiko dengan tatapan melembut sebelum tadi tatapannya menajam karena Tania.

"Belum bisa nerima gue?" Tanya laki-laki itu.

Keiko diam. Ia sebenarnya sudah bisa menerima laki-laki itu yang sudah mengejarnya dari masa SMP. Tapi egonya mengurungkan niatnya untuk berbicara jujur. Ia terlalu gengsi untuk mengungkapkan isi hatinya setelah apa yang ia perbuat pada laki-laki itu di masa lalu.

"Kalau lo diem, berarti lo udah bisa nerima gue." Putus laki-laki itu.

"Jangan mengambil kesimpulan terlebih dahulu, Mike." Ucapnya.

Lelaki bernama Mike itu tersenyum tipis. "Lupain kejadian di masa lalu, Kei. Gue nggak papa. Gue juga udah lupain hinaan dan bullyan yang lo kasih buat gue dulu. Gue berusaha untuk ngelepas lo, gue berusaha untuk ngejauh dari lo, tapi itu nggak bisa gue lakuin, Kei. Itu berat buat gue. Gue bener-bener cinta sama lo, gue ngestuck di lo. Apa kurang perjuangan gue selama ini? Apa lagi yang harus gue lakuin biar lo mau nerima gue?" Tanya Mike dengan nada yang terdengar putus asa.

Keiko menatap lekat manik mata Mike yang hanya memperlihatkan ketulusan. Apa keputusan Keiko ini benar untuk menerima Mike menjadi kekasihnya? Ia juga mulai mencintai Mike jika boleh jujur.

Mike menunduk, ia menumpukan tubuhnya dengan satu kakinya yang ditekuk. "Keiko, will you be my girlfriend?" Ucapnya lembut.

Tidak. Keiko tidak bisa seperti ini.

Perempuan itu tersenyum tipis seraya mengangguk. "Iya, gue mau."

LOVE WITH PASSION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang