[23.] Perdebatan Jeremy dan Claudio

3K 44 0
                                    

"Ihh, gue mau beli! Gue mau minta sama Drax nanti."

"Minta apa?"

Reyna menoleh ke samping ketika seseorang memeluknya dari samping.

Keiko tersenyum menyapa kekasihnya yang duduk di sampingnya.

"Udah lama?" Tanya Mike sambil mengelus puncak kepala Keiko.

"Udah dari tadi. Nih lihat, makanan aku tinggal setengah." Tunjuk Keiko pada semangkuk bakso yang tinggal sedikit.

Mike mengangguk.

"Minta apa sayang?" Tanya Gasendra pada kekasihnya yang hanya diam.

"Kok kamu bisa ada di sini? Bolos lagi, ya?" Selidik Reyna.

Gasendra hanya menyengir tanpa dosa. "Sekali-sekali, sayang, nggak papa, lah." Laki-laki itu mendusel di bahu Reyna.

"Sekali-sekali apaan! Kamu setiap hari bolos, kan?!"

Gasendra mengecup bibir kekasihnya sekilas. "Jangan marah-marah dong, nanti cantiknya hilang, lho."

"Alay!" Cibir Reyna.

Gasendra tidak mempedulikan itu. Ia asik mendusel di leher putih kekasihnya. "Kamu mau minta apa sama aku tadi?"

"Itu tadi Keiko cerita kalau di Gramedia ada novel terbaru yang sesuai sama kesukaan aku. Aku mau beli itu nanti pulang sekolah." Ujar Reyna dengan wajah lucunya.

Gasendra menguyel-uyel pipi kekasihnya yang sangat gemas itu. "Iya boleh, nanti pulang sekolah kita mampir ke Gramedia sekalian cari makan, mau?"

Reyna mengangguk semangat.
"Mau bangetttt!"

Gasendra terkekeh melihat wanitanya yang tampak bersemangat sekaligus menggemaskan itu. "Peluk dulu dong aku-nya." Laki-laki itu merentangkan tangannya.

Reyna dengan senang hati masuk ke dalam dekapan hangat sang kekasih. "Sayang banget sama kamu." Ucapnya dengan suara yang teredam di dada bidang Gasendra.

"Aku lebih sayang sama kamu, calon istri aku." Bisiknya membuat Reyna tersenyum hangat.

"Buset dah Bang, nggak di mana-mana kenapa ada aja, ya, orang pacaran." Ucap Jeremy sedikit keras.

"Makanya cari pacar! Jangan bisanya gamon doang!" Cibir Claudio.

"Bacot! Yang penting gue nggak suka mainin perempuan, sih."

Claudio mendengus mendengar ucapan Jeremy. "Apaan, anjing! Status lo gamon tapi masih nempel sana sini sama cewek. Bahkan suka keluar masuk lobang. Itu lo nggak ada bedanya sama gue."

"Ck, ya itu buat pelampiasan aja sih, tapi hati gue pokoknya masih stuck di mantan tercinta gue. Yang penting gue beda, ya, sama lo yang bener-bener mati rasa." Ujar Jeremy.

"Cewek lagian masih banyak Jer, kenapa harus dia?" Tanya Mike ikut menimpali.

"Ya karena gue maunya dia. Coba nih, ya, gue tanya sama lo. Lo sama Keiko putus. Terus lo gamon nih sama Keiko. Alasan lo gamon sama Keiko karena apa dah?" Tanya Jeremy.

"Ya karena gue sayang dan cinta sama Keiko. Makanya gue gamon sama dia." Jawab Mike.

"Kalau misal ada orang yang nyuruh lo buat cari cewek lain untuk gantiin Keiko di hati lo. Lo mau nggak?" Tanya Jeremy, lagi.

Mike menggeleng cepat.
"Ya enggak mau, lah!"

Jeremy menabok kepala bagian belakang Mike. "Nah, itu jawabannya, bodoh! Gue nggak mau cari cewek lain karena hati gue masih stuck di mantan gue."

"Anjing, nabok nggak ngira-ngira!" Umpat Mike.

Keiko yang melihat itu mengelus kepala bagian belakang kekasihnya. "Sakit?" Tanyanya lembut.

Mike mengerucutkan bibirnya.
"Iya, sakit banget." Adunya. Laki-laki itu mendusel di leher Keiko.

"Dih, anjir pada demen banget kayaknya ngedusel." Jeremy mengumpat dalam hati melihat dua sahabatnya yang sangat manja itu.

"Iri aja lo!" Cibir Claudio.

"Lah, emang lo nggak iri?" Tanya Jeremy.

"Enggak. Kan gue udah sering kayak gitu." Balas Claudio santai.

"Maksud gue sama perempuan yang bener-bener lo cintai dan sayangi. Kalau misal sama jalang mah gue juga sering. Tapi maksud gue yang bener-bener memikat hati lo gitu, lho."

"Lo tahu sendiri dia gimana Jer, gue rasa temen lo itu gay." Timpal Mike.

Claudio menatap Mike dengan tajam. Ia tidak terima dirinya dikatakan gay. Jelas-jelas dirinya normal. Ya, hanya belum nemu yang bisa memikat hatinya saja.

"Gue juga berpikiran yang sama kayak Mike. Lo beneran gay, ya, Clau?" Tuduh Jeremy.

Claudio menimpuk Jeremy dengan sumpit yang berada di atas meja, hingga mengenai kening laki-laki itu.

"Sakit, bangsat!" Umpat Jeremy memegang keningnya yang sedikit berdenyut.

"Gue nggak gay! Gue masih normal, ya, anjing."

"Ya, habisnya lo aneh sih, bisa-bisanya nggak ada perasaan sama cewek sama sekali."

"Oh, atau jangan-jangan lo udah suka sama cewek, cuma belum mau kasih tahu kita-kita aja, kan? Iya, kan? Halah, ngaku deh lo! Atau jangan-jangan lo suka sama Reyna atau Keiko, makanya lo nggak mau ngaku kalau lo udah punya perasaan sama cewek biar nggak ngerusak persahabatan kita?" Tuduh Jeremy membuat Claudio kesal bukan main. Ia mana mungkin menikung sahabatnya sendiri.

Gasendra dan juga Mike yang mendengar itu melempar tatapan tajam pada Claudio yang kini menjadi gugup.

"Buang jauh-jauh ya, anjir, pemikiran lo itu!" Ingin rasanya ia membuang Jeremy ke sumur yang ada di rumahnya sekarang juga.

"Kan gue cuma nebak, Bang." Ucapnya dengan santai.

"Ya tapi tebakan lo itu udah jauh banget dari pemikiran gue!"

"Emang lo mikirin apaan dah? Hayo ngaku!" Tudung Jeremy.

"Ah, bangsat lo!"

Jeremy tertawa kencang melihat wajah sahabatnya yang terlihat frustasi.

Dan perdebatan mereka masih berlanjut sampai bel istirahat berbunyi.

TO BE CONTINUED.

LOVE WITH PASSION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang