Denisa pov
"Akusaja." Aku menawarkan diri. "Lebih baikkau mencuci piring itu kak. Karena kau yang paling banyakmakan." Teriak Denisa yang sekarang sudah berada di pintu keluar.
"Karin?"Wajahku berseri saat melihat Karin lah yangberada di luar. Dengan cepat aku memelukKarin erat.
"Denisa."Karin membalas pelukanku
"Adaapa dengan bajumu?" Aku melepaskan pelukan mereka karenamendapati baju Karin yang basah.
"Tadiaku ke pantai. Hehe." Jawab Karin."Lebih baik aku ganti baju."
"Yabenar. Kakakmu juga sudah menunggumu dari tadi." Aku pun beranjak masuk.
"Ehem."Suara dehaman itu mengagetkanku."Hai." Itu cukup nembuatkukembali berbalik.
"Em,Denis, kenalkan ini Vion." Karin memperkenalkan.
"Ahmaaf, aku tak melihat ada orang lain." Kamisaling berjabat tangan sambil menyebutkan nama kami masing-masing.
"Ajakmasuk dong Rin." Aku menyikut Karin sambil memainkan aliskumenggoda. Memang ini pemandangan langka! Karena jarang sekali Karinmembawa seorang laki-laki ke rumah karena kak Aldo yang sangat posesif padanya.
Akhirnya aku, Karin dan Vion masukke dalam rumah.
"SiapaDenis? Karin?" Tanya kak Aldo dari balik wastafel.
"Iya nihka. Karin bawa temen." Jawabku.
"Siapa?" Kak Aldo mengelap tangannya danberbalik. Wajah tak suka kak Aldo terlihat jelas. "Untuk apadia kemari?" Tanya kak Aldo entah pada siapa.
"Akuingin berbicara denganmu." Jawab Vion tenang. Aku makin bingung dengan situasi yang sedang menyelimutikami. Tergambar jelas aura permusuhan dari kedua laki-laki didepanku ini.sedangkan Karin sudah menunduk disampingku. Karena merasa suasana makin canggung, akumemilih membawa Karin kedalam.
"Akuakan membawa Karin ke kamarnya untuk ganti baju." Tanpa menunggu jawaban, aku menarik tangan Karin ke kamarnya.
Karin hanyadiam dengan muka datar sampai Aku menutuppintu kamarnya.
"Sebenarnyaapa yang terjadi?" Tanyaku perlahan.
"Aku gatau."
****
Ka Aldo menunjukan wajah tidak suka pada laki-laki yang ku tau namanya Vionitu. Rasanya ka Aldo ingin sekali menyuruh laki-laki itu keluar dari rumahnya.Itu tergambar jelas di wajah ka Aldo.
"....langsung dariku atau mendengar dari Bella?" Suara samar-samaritu terdengar dari ruang tamu.
"Hai, kalian." Sapaku memecah pembicaraan ke dua orang itu danmereka langsung menatapku dengan serius. Karin mengikutiku daribelakang. "Boleh bergabung?" Tanpa menunggu jawaban aku sudah menarik Karin duduk disofa yang kosong.
Hening sejenak. Tidak ada yang mulai bicara. Ku perhatikan wajah mereka satupersatu. Mereka hanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Huhh! Harus aku yangmencairkan suasana?
"Hmm aku ingin menawarimu minuman Vion, tapi aga aneh rasanya karenabukan aku tuan rumahnya." aku memecah keheningan sambilmenatap lurus ke Karin yang sedari tadi hanya menunduk.
"Ah maaf, apa kalian ingin minum?" Tanya Karin seakan tersadarakan sindiranku.
"If i can sweety." Vion tersenyum manis pada Karin tanpamemperdulikan tatapan Aldo yang semakin tajam padanya. Dan aku? Hanya bisamenatapnya dengan tidak percaya.
Aku tau jelas bagaimana sifat kak Aldo yang sangat posesif jika sudahmenyangkut Karin dan pasangan. Sejauh ini Karin tidak pernah diizinkan pacaranoleh kak Aldo karena kak Aldo sangat menyayangi Karin. Dan bisa ku lihat kakAldo menggeram mendengar Vion memanggil Karin seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep
RomanceAku tak tau apa ini.Dan aku rasa aku tak perlu tau apa ini. Karna yang paling penting adalah dia nyaman berada disampingku dan aku nyaman berada disampingnya. Itu cukup buatku. -Aldo Apa sikapku kurang menunjukan perasaanku? kenapa ka Aldo ga j...