Denisa pov
"Karin? Kamu ga mau makan?" Tanyaku saat sudah berada didaun pintukamar Karin.
"Ga deh. Ga laper." Jawab Karin terdengar malas. Dia masih sajaduduk dimeja belajarnya sambil terus menggerakan mouse laptopnya.
"Kamu belum makan dari siang loh. Ka Aldo beli martabak tau. Makanyukk. Belajarnya nanti lagi." Aku menghampiri Karin karena penasarandengan apa yang dari tadi dikerjakannya.
"Ya elah! Kirain ngerjain tugas! Taunya main?" Aku memutar matakusaat mengetahui layar laptopnya menunjukan permainan plans vs zombies."Makan dulu yuukk." Ajakku lagi.
"Ga laper Nis. Nanti kalo laper aku makan kok. Ini nanggung tau."Karin masih asik bermain dengan laptopnya. Huh Akhirnya aku memilih menyerahdan kembali ke meja makan. Dimeja makan ka Aldo sedang duduk sambil mencomotsatu martabak manis dimeja. Ka Aldo memandangku dengan pandangan bertanya. Akuhanya hanya menggeleng dengan putus asa.
"Masih ga mau makan?" Aku mengangguk. "Ya udah kita aja yangmakan duluan. Nanti kalo laper juga dia turun sendiri." Ka Aldo mulaimenyendokan nasi pada piringnya.
"Karin lagi kenapa sih ka? Kaya ga bernyawa gitu? Udah hampir seminggunih." Aku pun mulai mengambil makanan seperti yang dilakukan ka Aldo.
"Dia lagi berantem sama Vion." Ka Aldo mulai makan denganlahapnya. Sepertinya dia sangat lapar.
"Ckckck ampe segitunya yaa." Aku mulai makan juga.
"Namanya juga pacar pertama. Huhh rasanya ingin sekali kaka membuangVion ke danau karna telah menbuat Karin sampai seperti itu!" Tapi itubukan lagi urusanku!" Aku tersenyum simpul mendengar ucapan ka Aldo. KaAldo masih menjadi kaka yang posesif ternyata.
Pembicaraan ini tidak dilanjutkan lagi karna kami sibuk dengan kunyahan kamimasing-masing.
"Oh iya, kamu jadi ikut ulang tahun pak Dewa?" Aku jadi teringatdengan pembicaraan ka Aldo dengan Yosua beberapa hari yang lalu tentang ulangtahun itu.
"Emm, aku sih kalo di ajak aja." Ucapku malu-malu. Ya iya lah! Yakali aku yang emang ga ada sangkut pautnya sama sekali sama pak Dewa itu malahikut-ikutan dateng ke acara ulang tahunnya tanpa diajak!
"Tentu kamu kaka ajak. Kaka cuma takut kamu ngerasa ga nyaman aja nantidisana." Awww sweet.
"Ga apa-apa kok ka. Kan ada kaka." Aku tersenyum. Tapi akutiba-tiba tersadar dengan apa yang baru saja aku katakan! Pipiku memanas karnasadar aku telah kelepasan berbicara!
Ku lirik ka Aldo yang terdiam memandangku. Aiss! Pasti aku salah ngomong!Aduh gimana ya bikin suasana supaya ga kaya gini lagi!
"Pasti kaka nanti disamping kamu terus kok." Aku tidak jadimelontarkan kata-kata yang tertahan diujung lidahku karna keduluan oleh kaAldo.
Apa? Selalu disampingku? Kenapa kata-kata itu seperti ambigu ditelingaku?Astaga!!
Oke mungkin itu ambigu karana faktor aku yang menyukainya.
"Makasih ka." Entahlah aku jadi ingin mengucapkan trimakasih padaka Aldo.
****
Yosua pov
Aku semakin penasaran dengan perempuan ini. Dia punya sesuatu yang membuatkupenasaran.
Dan setelah bertemu dengannya beberapa hari yang lalu, aku jadi tau bahwadia bukan perempuan yang mudah didekati dengan rayuan atau pendengatan secaralangsung. Dia tipe orang yang Terlalu membatasi diri. Dia punya benteng yangmembatasi dirinya dengan orang baru. Jadi aku harus mengubah gaya pendekatanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep
RomanceAku tak tau apa ini.Dan aku rasa aku tak perlu tau apa ini. Karna yang paling penting adalah dia nyaman berada disampingku dan aku nyaman berada disampingnya. Itu cukup buatku. -Aldo Apa sikapku kurang menunjukan perasaanku? kenapa ka Aldo ga j...