18

30.3K 1.6K 134
                                    


Denisa pov

Hari sudah beranjak malam saat kami sampai. Aku masuk ke rumah denganbelanjaan ditangan. Bella masih ada dibelakang mengambil belanjaan yang lebihbanyak.

Saat masuk ke dalam rumah, pemandangan pertamaku adalah ka Aldo yang sedangbercanda ria bersama perempuan diruang tamu.

"We home." Teriak Bella yang sudah masuk ke dalam denganbelanjaan ditangannya.

Dua orang yang saling bercanda itu langsung menoleh pada kami.

"Ohh hey Erica, Al." Bella langsung masuk dan meletakanbelanjaannya dimeja ruang tamu. Setelah itu Bella merebahkan badannya disofasamping ka Aldo.

"Dia siapa?" Tanya Erica dengan bahasa inggris.

"Ah kalian belum kenalan ya." Bella menepuk jidatnya."Oke-oke. Erica perlenalkan, dia Denisa pacar Aldo. Dan Denis, dia Ericaadiknya Hans." Bella memperkenalkan kami. Aku mendekat dan mengulurkantanganku.

"Nice to meet you." Sapanya ramah.

"Nice to meet you too." Balasku.

Setelah itu ka Aldo langsung berdiri dan menghampiriku.

"Biar aku bawakan." Ka Aldo mengambil semua belanjaanku danmemindahkan ke tangannya. Tangan ka Aldo yang kosong menarikku menuju kamaryang aku tempati.

Sampai dikamar ka Aldo mengunci pintunya dan meletakan semua belanjaandiatas tempat tidur.

"Dari tadi ini selalu berbunyi. Dan selalu satu orang yangmenyebabkannya." ka Aldo mengulurkan HPku padaku.

"Oh ya? Siapa?" Tanyaku sambil mengambil HP dan mengeceknya.

"Yosua." Ucap kami bersamaan. Aku baru tau saat membuka logpanggilan. Ku dengar ka Aldo mendengus.

Ka Aldo berjalan dan duduk disofa dekat jendela. Aku mengikutinya dan ikutduduk disampingnya.

"Ada yang membuatku heran. Apa sebenarnya hubungan kalian?" Tanyaka Aldo menuntut. Ekspresinya menunjukan kekesalan.

"Kami sahabat." Ucapku jujur. Ka Aldo menatapku menyelidik.

"Sahabat tidak mungkin menghubungimu terus-menerus padahal aku sudahmengangkatnya beberapa kali! Dia tidak percaya padaku!" Grutu ka Aldo."Dan kenapa Line mu dikunci?" Ka Aldo terlihat semakin kesal.

Mendenar itu mataku langsung membulat sempurna walau dalam hati aku menariknafas lega. Karna diLine lah curhatanku tentang ka Aldo mengalir pada Yosua.Dan bisa gawat kalau ka Aldo melihatnya!

"Eh? Em engga apa-apa kok." Jawabku gugup sambil menggaruktengkukku yang tidak gatal.

"Coba aku mau liat." Pinta ka Aldo dengan ekspresi datarnya. OhShit! Gimana ini?

Drtt...drtt...drtt...

Dering itu mengalihkan perhatian kami.

Belum aku melihat siapa penelfon, ka Aldo sudah merebut HPku dan mengangkattelfon itu.

"Hallo?" Sapa ka Aldo dingin.

"......." ekspresi ka Aldi langsung berubah ramah.

"Eh iya tan." Ka Aldo melirikku.

"......."

"Baik kok tan. Tante sendiri gimana?" Tanya ka Aldo sopan.Sepertinya tante Rika yang menelfon.

"......."

"Iya tan, kebetulan Denisa lagi sama saya." Pembawaan ka Aldosangat tenang dan sopan.

DeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang