12

25.3K 1.4K 45
                                    


Denisa pov

Aku langsung mengampiri ka Aldo yang masih saja menunjukan sorot matatajamnya padaku. Entah padaku atau pada Yosua. Atau juga pada orang disekitarkami.

Tapi perasaanku mengatakan sesuatu yang tidak beres terjadi saat matakubertemu dengan mata ka Aldo. Mata ka Aldo seakan memanggilku untuk menjauh dariarea dansa itu.

Apa ka Aldo salah paham? Aduh! Semoga saja tidak!

"Iya ka?" Tanyaku saat sudah ada dihadapan ka Aldo.

"Kau melihat Karin?" Suaranya terdengar dingin. Mataku beredarkesekeliling untuk mencari Karin. Tapi tak butuh waktu lama untuk menemukannyakarna dia sedang berdansa dengan seseorang tak jauh dari tempatku tadiberdansa.

Aneh. Padahal dengan jelas aku bisa melihat Karin dari tempatku berdirisekarang. Tapi ka Aldo meminta bantuanku untuk mencarinya padahal dia adadisampingku?

"Itu ka." Aku menunjuk Karin yang sedang berdansa dengan laki-lakiyang tidak aku tau siapa. "Aku panggil dulu." Saat ingin menghampiriKarin, ka Aldo menahan pergelangan tanganku.

"Tidak usah." Suaranya terdengar lelah.

"Hmm? O-Oke." Tapi tangan ka Aldo tidak juga melepaskan tanganku,melainkan turun ke telapak tanganku dan mengkaitkan jemari kami. Wajahkubersemu tanpa disuruh.

Aku tak kuasa melepas genggaman tangan kami. Dan sepertinya ka Aldo tidakberencana melepaskan pegangannya pada tanganku. Alhasil kami hanya bergandengantangan dalam diam.

Tapi aku merasa ada yang aneh pada ka Aldo. Sikapnya aneh. Dan ka Aldo tidakberhenti meminum minuman ditangannya. Jika minuman itu habis, dia akanmengambil lagi berhubung kami berdiri didekat meja minuman itu.

"Kaka ga enak badan ya?" Tanyaku sambil memperhatikan wajahnya. KaAldo langsung menoleh padaku dan menatapku lekat.

Dag dig dug deg dag dig dug deg

"Aku tidak apa-apa. Hanya merasa tidak nyaman dengan suasanadisini." Ka Aldo membuang mukanya ke arah lain.

"Mau pulang aja? Atau mau keluar?" Kemudian ka Aldo mengangguk danmenarikku ke pintu lain yang aku tau bukan pintu keluar.

Saat sudah diluar, baru lah aku tau kemana pintu itu membawa kami. Sekarangkami berada ditaman hotel yang indah sekali.

Ada air mancur tengah taman dan ada jalanan yang menyerupai lorong tanpaatap mengitari air mancur itu. Jalanan itu terlihat seperti lingkaran yang akankembali ketitik semula jika ditelusuri.

Aku kesulitan mengimbangi langkah ka Aldo karna memang jalanan yang tidakmulus untuk heelsku lewati. Karna itu aku mencengkram erat lengan kaAldo mencari perlindungan supaya tidak jatuh. Akhirnya aku dan ka Aldo memilihduduk di salah satu bangku taman yang disediakan ditengah lampu yang menyala.Romantis.

"Disini romantis." Pujiku tulus.

"Nikmati lah lovely." Ka Aldo tersenyum sambil menatapkulurus.

Astaga! Mata coklatnya menghipnotis! Dan matanya tak lepas dari mataku!Sial! Ini tidak baik untuk kesehatan mentalku! Dengan susah payah aku menekanhasratku untuk berteriak kencang sangking girangnya!

"Kau cantik." Senyum diwajah ka Aldo menghilang digantikan dengantatapan seriusnya.

"Hehe ma-makasih ka." Aka membuang wajahku ke arah sampingmenutupi wajahku yang sudah pasti memerah sekarang! "Disini panas yaka!" Aku mengipas-ngipas diriku dengan telapak tangan untuk menghilangkankegugupanku.

Ya Tuhan! Selamatkan aku dari suasana ini! Memang aku pernah membayangkanberdua dengan ka Aldo ditempat yang romantis dan ka Aldo menganggapku wanitadewasa yang bukan adiknya. Tapi pertanyaannya apa dia sudah menganggapkuseperti itu atau masih 'another sister' nya?

DeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang