Rasanya pipiku panas karna pandangan ka Aldo yang terus mengarah padaku dengan senyum yang menawan. Makanan yang dari tadi kumakan rasanya sangat susah kutelan karna tatapan ka Aldo.
Ka Aldo terus saja memandangku sambil mengunyah. Wajahnya berpaling hanya jika dia memperhatikan makanannya. Setelah itu fokusnya kembali padaku.
Ada yang salah dengan ka Aldo! Tak biasanya ka Aldo seperti ini!
"Kok kaka bisa disini?" Tanyaku berusaha mengalihkan perhatian ka Aldo dariku.
"Aku merindukanmu." Jawab ka Aldo langsung sambil tersenyum. Jawaban ka Aldo sangat tepat dan pasti. Seakan memang itulah jawabannya.
"Aku juga...rindu kaka." Jawabku sambil menunduk malu.
Aku yakin suaraku sekarang tidak dapat didengarnya karna aku terlalu perlahan saat mengucapkannya tadi.
"Oh ya? Kalau kau rindu padaku, kenapa kau tidak pernah menghubungiku?" Ternyata suaraku terdengar. Wajah ka Aldo langsung sedikit terlihat merajuk.
"Itu kan karna kaka tidak pernah menghubungiku juga." Jawabku langsung. Terdengar ka Aldo terkekeh.
"Maaf ya. Anggap saja aku bodoh saat itu." Ka Aldo meletakan alat makannya dan menjauhkan piringnya. Sama sepertiku, makanannya sudah habis.
"Aku juga minta maaf karna tidak menghubungi kaka."
"Sudah jangan dipikirkan lagi. Yang paling penting kau sudah ada didepanku sekarang." Ka Aldo tersenyum.
Tiba-tiba lagu berganti dengan intro lagu yang sangat aku kenal. Tentu saja aku mengenali lagu ini! Karna saat ka Aldo menyanyikannya untukku saat itu, lagu itu jadi lagu favoritku!
"Dansa?" Tanpa ku sadari ka Aldo sudah ada disampingku dengan tangan terulur. Aku mengangguk pasti dan menyambut tangan ka Aldo.
Berbeda dengan dansa terakhir kami. Sekarang bukan suara ka Aldo yang mengiringi gerakan kami, tapi lagu yang entah keluar dari mana. Tapi ini semua cukup romantis.
"Ingat lagu ini?" Tanya ka Aldo sambil tersenyum. Aku mengangguk.
"Kaka ingat?" Tanyaku tak yakin. Ka Aldo menatapku dengan seringainya.
"Aku yang menyanyikan lagu itu kalau kau lupa." Ka Aldo merapatkan dirinya padaku sampai aku merasa kepalaku menyentuh dagunya.
"Bukankah saat itu kaka mabuk?" Aku kembali mengangkat kepalaku menatap ka Aldo.
"Semabuk apapun aku, aku masih bisa mengontrol diriku." Jawab ka Aldo santai sambil meletakan dagunya dipucuk kepalaku.
"Be-berarti kaka ingat semua?" Tanyaku malu. Aku menyembunyikan wajahku didada ka Aldo. Tempat sembunyi yang paling nyaman!
"Semua?" Ka Aldo terdengar bingung.
"Em, saat...saat kaka..." sial! Mendadak gagap!
"Apa? Saat aku menciummu?" Sial! Pasti ka Aldo sedang menyeringai Sekarang!.
Aku memilih diam dan menunduk.
"Tentu saja aku ingat."
"Aku kira kaka tidak ingat karna mabuk." Ka Aldo menarik daguku menghadapnya.
"Jangan bilang kau kira aku menciummu karna mabuk juga?" Loh emang engga?
"Bukannya gitu?" Tanyaku bingung. Mendengar jawabanku, ka Aldo langsung tertawa lucu. Ahhh lucunya!
"Aku menciummu memang disaat aku mabuk. Tapi ide mencium itu inisiatifku sendiri dan alkohol yang membantunya terjadi." Ka Aldo tersenyum. "Tapi maaf jika saat itu aku lancang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep
RomanceAku tak tau apa ini.Dan aku rasa aku tak perlu tau apa ini. Karna yang paling penting adalah dia nyaman berada disampingku dan aku nyaman berada disampingnya. Itu cukup buatku. -Aldo Apa sikapku kurang menunjukan perasaanku? kenapa ka Aldo ga j...