"Abah berharap kamu bisa membimbing calonmu nantinya"Ucap Kyai Rahman kepada sang putra.
" InsyaAllah Bah"
"Abah saya mau bertanya"
Kyai Rahman mengerutkan keningnya,Ia tau sebenarnya banyak hal yang ingin putranya tanyakan kepada dirinya namun ia memilih untuk diam terlebih dahulu hingga Rafa bertanya dengan sendirinya.
"Silahkan le"
"Apakah mereka tau tentang fisik saya terutama perempuan tersebut"
Kyai Rahman tersenyum kecut,sedangkan Umma Ratih hanya terdiam menyimak pembicaraan antara Ayah dan anak tersebut.
"Mereka tau le dan mereka setuju dengan perjodohan yang sudah direncanakan ini walaupun dengan kondisi fisikmu yang tak bisa melihat"
"Bukan kedua orang tuanya Abah namun perempuan itu apakah tau bahwa yang akan dijodohkan dengan dia hanyalah orang buta"
Jelas Umma Ratih tersinggung dengan perkataan putranya itu,seolah-olah Rafa memandang dirinya sendiri lemah dengan satu kekuranganya.
"Rafa umma ngga suka kalau kamu bicara seperti itu"
Rafa tersenyum mendengar perkataan Ratih,walau bagaimanapun kenyataanya ia memang seorang tunanetra yang tak bisa melihat.Rafa hanya tidak mau membohongi perempuan tersebut.
"Umma itu memang sebuah fakta,dan Abah, yang akan menikah dengan Rafa itu bukan kedua orangtua perempuan tersebut melaikan putrinya"
"Rafa cuma tidak ingin dia menyesal"
Umma Ratih dan Kyai Rahman hanya mampu terdiam,mereka tau bahwa kedua orangtua perempuan itu belum memberi tau tentang perjodohan ini kepada putrinya.
"Ngga akan ada yang menyesal nikah sama elu bang"
Tiba-tiba Aryan sudah ada di ruang keluarga rumah Rafa.Yang pasti membuat semuanya kaget masuk-masuk tanpa salam lagi.
"Aryan bahasamu yang sopan" Tegur Kyai Rahman.
"Inggih Bi"
Jika Rafa memanggil Kyai Rahman dengan panggilan Abah berbeda dengan Aryan yang memanggil Kyai Rahman dengan panggilan Abi.
"Bang ngga akan ada perempuan yang menyesal menikahi seseorang seperti Bang Rafa,Aryan jamin perempuan yang dipilih Abi itu adalah perempuan terbaik buat abang"
"Dengarkan adikmu Le,Umma akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu" Ucap Umma Ratih sambil mengelus tangan Rafa yang dingin.
🌼
Di Kediaman Mahatama,Alea sedang ngedumel kepada bundanya.Bisa-bisanya dia disuruh bolos kuliah untuk menyiapkan masakan buat tamu penting katanya mana nanti dia disuruh dandan yang cantik lagi.
"Potong bawangnya yang tipis dong Lea" protes Raisa kepada putrinya.
"Ini udah tipis bunda"
"Kurang tipis,gimana si udah gede tapi motong bawang ga becus"
Raisa mengambil alih potong memotong perbawangan,kalau begitu kenapa gak sang bunda aja yang motongin sekalian masak sendiri.
"Mending bunda masak sendiri Alea mau ngemil"
"Kamu ini lo suruh bantuin masak malah mau leha-leha itu berasnya di cuci tapi gak perlu kamu bilas sampe 20 kali lagi adanya berasnya habis kebuang sama airnya"
Alea memutar bola matanya malas,ia juga malas mendengar celotehan sang bunda.Daripada kena semprot lagi ia langsung mencuci beras dan memasaknya.
Setelah dua jam berada di dapur kini urusan permasakan telah kelar.Padahal kalau Dipikir-pikir cuma masak sayur sop,ayam goreng,sambel terasi dan puding tapi masaknya bisa sampai dua jaman.Gimana gak lama Alea aja di dapurnya bukanya bantu nyepetin masak malah ngerecokin.
"Sekarang mandi sana bunda udah nyiapin gamis warna merah marun"
"Ga mau bund,masak make gamis warna merah Lea ga suka ah"
"Itu bagus ya kamu bakal keliatan anggun dan nyeter"
"Yaudah bunda sendiri aja yang make"
"Ada apa si ini ribut-ribut Papa baru pulang kalian udah paduan suara"Meskipun Ali sudah tidak keheranan dengan ulah ibu dan anak ini ketika bersama namun tetap saja membuat kepalanya pening seketika.Apalagi kalau dirinya membela Alea bisa-bisa istri ngambek berhari-hari.
"Itu pah masa Lea disuruh make gamis ibu-ibu mana warnanya merah merona"Adu Alea sambil memeluk sang papa.
" Mana ada bunda milihin gamis warna merah marun ya"
"Udah-udah,terserah Alea mau make baju apa asal sopan karena ini tamunya penting"
"Nah gitu makasih pah" Alea langsung mencium pipi Ali dan berlari meninggalkan dapur.
"Kok gitu si pa"
"Udah bund biarin dia seneng,kalau ga pede makeknya juga keliatan jelek to"
Raisa hanya mendelik kepada Ali,ia juga menirukan sang putri.Langsung bergegas menuju kamarnya bedanya sambil sedikit marah.
🌼
Aryan menuntun Rafa untuk masuk ke dalam mobil,kali ini Bagas tak ikut meskipun diajak ia enggan karena menurutnya ini adalah acara keluarga.Kini Rafa telah siap dengan mengenakan kemeja berwarna hitam dan celana yang berwarna senada,sebenarnya Umma Ratih sudah menyuruh Rafa berganti warna pakaian namun Rafa menolaknya.
Diperjalanan Rafa hanya terdiam sedangkan Aryan fokus menyetir.Umma Ratih terus mengusap tangan Rafa,Ia tau kini putranya sedang tegang dan memerlukan ketenangan.
"Bi alamatnya dimana"
"Kalau gak salah perumahan cempaka putih"
Aryan terdiam bukankah itu perumahan tempat Alea tinggal tapi Aryan tak pikir panjang mungkin saja calon kakak iparnya itu tetangga Alea toh perumahan itu juga besar dan luas.
"Nanti kalau udah nyampe perumnya abah kasi tau"Aryan mengangguk,di depan Kyai Rahman ia tak berani berkata dengan Lo gua bisa-bisa kena omel dan paling parah ia bisa disuruh tinggal di pesantren.
" Le jangan tegang-tegang begitu serahkan semuanya sama gusti Allah"
"Inggih bah" Jawab Rafa singkat.
Aryan tidak membayangkan kalau besok dia juga di jodoh-jodohkan,maka sebelum ia juga dijodohkan ia ingin sekali melamar satu wanita yang mampu memenuhi pikiranya,satu wanita yang mampu membuatnya mencintai wanita setelah bunda dan ummanya.
"Aku tidak tau pertemuan ku denganmu kemarin itu apakah hanya sebuah kebetulan,kebetulan yang nyatanya ingin selalu ku ulang,aku memang tidak tau seperti apa dirimu tapi nyatanya kamu telah mengobrak seluruh hatiku,ya Allah ku serahkan perihal jodoh kepadamu karena pilihanmu pastilah terbaik untuk hamba"batin Rafa dalam hati.
Jangan lupa vote ny ya
Jangan bosen-bosen baca ceritanya🙈
Assalamu'alaikum 🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Gus Ceo Ku
General Fiction"Kok ada sih makhluk spesies kaya dia,ganteng si iya tapi nyebelin juga iya,sombong juga iya,masa senyum aja susah lama-lama gua santet tu om-om"batin Alea . ◦•●◉✿Alea Syafaraz Mahatama✿◉●•◦ 🖤 Itulah awal pertemuan Alea dengan Rafael...