21

596 28 7
                                    

Di meja makan Rafa dan Ali sangat asik mengobrol , apalagi membahas urusan bisnis.Sedangkan Alea diminta menyiapkan makanan ,untung saja makanan sisa arisan masih banyak kalau tidak pasti ia akan disuruh membantu memasak.

"Alea cepetan atuh bawanya"Teriak sang bunda.

"Sabar bunda, tangan Alea cuma dua"

Ali menggeleng saja mendengar ucapan dari ibu dan anak tersebut.Ia tak membayangkan jika nanti Alea tidak disini lagi bagaimana sepinya keadaan rumahnya.

"Alea memang sebrisik itu nak Rafa apalagi kalau disatukan dengan bundanya"

"Saya tidak keberatan pah,saya malah suka dia menjadi dirinya sendiri"

"Benar mungkin sehabis ini papah akan selalu rindu teriakan gadis kecil itu"

Rafa hanya tersenyum mendengar ucapan Ali,ia tau betul bagaimana rasanya berjauhan dengan orang yang kita sayangi

"Yuhuuu masakannya udah siap"

Alea meletakan semangkok sup yang baru saja selesai di panasnya,aroma sup itu benar-benar harum.

"Papa harus coba supnya ,Lea yang masak ini"

"Mana ada kamu suruh bantuin aja ogah-ogahan"

Alea menyengir ,bukan malah membantu Alea dari tadi hanya ngerecokin.

"Sudah-sudah duduk yang anteng ,papa udah laper banget ini"

Dengan semangat Alea mengambil piring dan mengisi berbagai lauk pauk ,Raisa yang melihat itu beristighfar seketika putrinya itu seperti tak pernah di beri makan apalagi ia malah melupakan kehadiran Rafa.

"Lea layani dulu dong nak Rafa nya"

Alea menengok ke arah Rafa,sungguh ia melupakan kalau suaminya itu tidak bisa melihat.Alea pikir Rafa akan mengambil makanannya sendiri.

"Om mau makan apa?"tanya Alea pada Rafa.

Rafa mengerutkan keningnya,ia bahkan tak tau apa saja yang dimasak oleh istrinya itu.

"Apa saja yang kamu ambilkan saya akan makan"

Alea mengangguk,ia mengambilkan nasi, sayur dan lauk secukupnya untuk Rafa.Ali yang melihat itupun tersenyum,ia berharap rumah tangga putrinya akan berjalan dengan baik.

Alea memakan makanannya dengan lahap ,sedangkan Rafa memakan makanannya dengan perlahan ia tak mau membuat meja makan tersebut tercecer oleh makanan yang ia makan.

"Alhamdulillah Alea kenyang "

"Gimana kamu gak kenyang ,porsinya aja kuli"cerocos Risa.

"Udah Bun,malu didengar nak Rafa"

"Oh ya Rafa ,kalian jadi pindah besok ini"Tanya Ali kepada Rafa.

Hal itu tentunya membuat Alea terkejut,Alea pikir ia akan tinggal di rumah kedua orang tuanya.

"Insyaallah Pah"

"Mana bisa si,Lea tetep mau tinggal disini"

"Sekali-kali kalau kamu kangen kamu bisa datang ke sini Alea"Ali mencoba meyakinkan Alea.

"Ngga mau pah Lea maunya tinggal disini"

"Tidak ada penolakan Alea besok kamu harus ikut dengan suamimu "

Alea memandang Rafa sinis,jujur ia tak sanggup hidup dengan Rafa apalagi mereka tak saling mencintai.

"Saya tidak ingin memaksa kamu ,jika kamu masih ingin disini tidak papa"

"Tidak bisa begitu nak Rafa,putri papa ini harus belajar hidup mandiri kalau disini mulu nanti ia tak belajar sebagai istri"

Alea memutar bola matanya malas,mau tak mau kalau sudah begini ia harus menuruti perkataan sang papa.

"Oke Alea mau,tapi disana Alea mau asal om beliin Alea motor vespa keluaran terbaru"

"Alea"ucap sang bunda dengan nada tinggi,bisa-bisanya putrinya ini meminta motor baru.

"Nanti saya belikan"

Ayolah Alea kenapa kamu melupakan kalau suami mu itu adalah orang kaya ,hanya montor vespa saja sangat murah baginya.

"Okey"

🌼🌼🌼


Alea dan Rafa kembali terdiam,setelah sholat jamaah Rafa membacakan doa keselamatan kepada Alea jujur jantung Alea berdegup kencang saat tangan milik Alea menyentuh ubun-ubunya.

Andai saja Rafa bisa melihat pasti ia akan menertawakan wajah memerah milik Alea.

"Om ini kita tidur sekamar nih"

"Hmm"

"Alea gak mau om,mending Alea tidur di kasur om di sofa"

Rafa menyerit bingung , Ia pikir Alea sudah menerimanya tapi ternyata Alea bahkan sama sekali tak peduli dengan kehadirannya atau apakah semenjijikan itu Rafa bagi Alea.

"Kamu jijik dengan saya?"tanya Rafa dengan ekspresi kecewa.

Alea memutar bola matanya malas,ia hanya belum siap bukan jijik kepada Rafa kalau dipikir-pikir siapa juga yang bakal jijik dengan Rafa apa lagi Rafa sangat tampan.

"Ga usah alay deh om ,gua cuma belum terbiasa ada elo di kehidupan gua bukan gua jijik"

Rafa hanya diam saja ,dan hal itu membuat Alea semakin tidak enak hati.

"Yaudah deh kita tidur sekasur,tapi ada pembatasnya dan elu ga boleh ngelewati pembatas itu"

Rafa mengangguk , sepertinya ia harus memperbanyak stok sabarnya.

Alea mulai menata guling dibagian tengah kasurnya,andai saja dia menyukai Rafa pasti ia juga akan senang bisa tidur dengan pria setampan Rafa apalagi Rafa kaya raya.

Rafa merebahkan dirinya,dan ia langsung memejamkan matanya.Sedangkan Alea masih masih mencari posisi yang nyaman untuk ia tidur.

Alea kemudian menghadap Rafa,jujur ia sangat kasian dengan Rafa. Ia tak tau seberapa gelap kehidupan Rafa selama ini,Seberapa kesabaran untuk menjalani kehidupan yang bahkan tak ada warna satupun.

"Maafin Alea om,harusnya om tu dapet istri yang lebih baik dari Alea"

"Orang kaya Alea gak cocok buat om yang terlalu sempurna,Alea juga masih mencintai orang lain"

Tanpa Alea sadari ternyata Rafa belumlah tertidur,entahlah ketika ia mendengar kalimat terakhir sang istri rasanya perasannya begitu hancur.


Jangan lupa vote ny ya

Jangan bosen-bosen baca ceritanya🙈

Assalamu'alaikum 🖤


Hallo Gus Ceo KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang