11

444 23 2
                                    

Hari ini Alea telah siap untuk mengikuti kajian yang diselenggarakan di kampusnya.Sebenarnya Alea hanya ingin menepati janjinya kepada Aryan dan mungkin mengikuti pengajian bisa membuat perasaannya lebih tenang.

Kini ia sudah sampai di masjid kampusnya,dan di meja registrasi ia melihat Aryan yang tengah sibuk membagikan snack kepada para tamu.Entah mengapa senyuman begitu saja terukir di bibir Alea.Alea langsung berjalan ke arah meja registrasi dan Aryan pun langsung menyambut Alea dengan senyuman yang begitu menawan.

"Gua kira lo gak dateng"

"Gua bukan orang yang suka ingkar janji ya"

"Ohh pokoknya lo harus dengerin kajian ini baik-baik si"

"Okey gua masuk duluan"

Aryan hanya mengangguk, namun semua yang melihatnya pun terheran siapa juga yang ga keheranan cowo yang terkenal dingin banget sama cewe sekarang malah akrab banget sama cewe.

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang terus melihat ke arah mereka,seseorang yang mungkin saat ini sedang di selimuti perasaan cemburu yang mendalam.

Sedangkan kini Alea tengah fokus dengan acara kajian Alea memang tak mengambil tempat duduk di bagian depan ia lebih memilih duduk di belakang.Kata teman kelasnya kajian hari ini memang kajian yang spesial tapi Alea tak tau letak spesialnya.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundak Alea dan sontak membuat ia kaget.

"Hai kamu masih kenal aku?"

Alea coba mengingat-ingat siapa orang tersebut,ternyata perempuan ini adalah anak PMI yang menanganinya saat ospek kemarin.

"Kak Shabila kan"

"Hiya aku kira kamu lupa,oh ya btw aku boleh duduk di samping kamu ngga"

"Boleh bangetlah orang ini tempat umum"

Shabila tersenyum hangat ke arah Alea.

"Kamu dateng kesini sama siapa?" Tanya Shabila kepada Alea.

"Sendiri kak"

"Jangan-jangan kamu kesini karena penceramahnya ya" Goda Shabila kepada Alea.

"Mana ada gua aja ga tau siapa yang bakal ceramah"

"Oh ya,masa kamu gak tau kalau gus Rafa yang akan jadi pembicara disini"

"Ga tau kenal aja ngga"

Shabila menggeleng pelan bisa gitu ada yang gak kenal sama Gus Rafa di kampus ini,padahal beliau itu penceramah tetap di kampus.

"Nanti kamu juga tau,katanya si bakal ceramah tentang patah hati gitu"

Seketika Alea teringat ucapan Aryan yang menyuruhnya datang ke kajian kali ini,apakah kajian spesial yang di maksud Aryan adalah tentang patah hati yang tepat dengan dia sekarang.

🌼


Disisi lain...

"Bang pokoknya lu harus ceramah yang bagus"

"Saya selalu bagus" Jawab Rafa enteng.

"Okelah yaudah gua anter lu kedalam dulu"

Rafa langsung menuruti ucapan Aryan.Meskipun tempat ini bukan kali pertama ia datangi namun karena terlalu banyak orang ia tak ingin membuat kegaduhan jika sewaktu-waktu ia jatuh atau ada hal lainya.

Rafa kemudian membuka pengajian tersebut suara keantusiasan mampu di dengar oleh Rafa.Namun entah mengapa dari banyaknya kalimat jawaban dari salamnya ia merasa ada suara yang begitu familiar di indra pendengarannya namun ia tak tau suara siapa itu.

Kini kajian tersebut terfokus pada topik utama yaitu patah hati.Siapa si yang belum pernah merasakan sakitnya patah hati?pasti semua pernah kan.

"Kalian tau tentang kisah Salman Al Farisi yang merelakan cintanya untuk sahabat beliau sendiri"

Banyak mahasiswa maupun mahasiswi yang menggeleng,sedangkan di barisan belakang seorang gadis sedang berperang dengan pikiranya sendiri apakah ia harus merelakan perasaanya seperti Salman yang merelakan cintanya.

"Ya beliau adalah Salman Al Farisi kisah cintanya tidak semulus Sayidina Ali kala itu Salman mencintai wanita dari bani Anshar secara diam-diam namun sayangnya Salman tak berani melamarnya"

"Salman pun meminta bantuan kepada sahabat beliau yang bernama Abu Darba dan ketika Salman melamar wanita tersebut dengan bantuan Abu Darba sayangnya lamar itu ditolak"

"Namun wanita itu akan menerima lamaran tersebut jika Abu Darba lah yang melamarnya"

"Kalian tau respon Salman,beliau tak marah sama sekali kekecewaan pada hatinya ia tempis dengan kdtegaran hatinya ia malah menawarkan bantuan untuk pernikahan keduanya dan ia juga akan turut menjadi saksi dari pernikahan keduanya"

"Dari kisah ini kita tau bahwa ketika kita siap untuk mencintai seseorang maka kita juga harus siap untuk patah walaupun mungkin patah sepatah-patahnya"

"Namun satu kuncinya ikhlas,saya tau ikhlas itu amat sulit namun apa salahnya untuk dicoba ketika kita mencoba untuk ikhlas insyaallah kita akan mendapatkan sesuatu yang jauh lebih indah dari apa yang kita inginkan"

Rafa menutup matanya,ia ingat betul ketika matanya tak lagi berfungsi.Ketika itu ia begitu frustasi ketika itu ia berfikir dunianya telah hancur namun ia mencoba untuk ikhlas dan alhamdulillah di antara kekuranganya ia mampu seperti orang lain pada umumnya bahkan mungkin ia mampu bergerak lebih walaupun di hamparan kegelapan.

Sedangkan Alea ia memang meratapi kisah cintanya,ia ingin seperti Sayyidah Aisyah yang mencintai Sayidina Ali dengan diam namun terbalaskan tapi bagaimana lagi takdir menginginkan kisahnya seperti Salman Al Farisi walaupun hatinya mungkin tak bisa setegar beliau.









Maaf banget jarang up

Jangan lupa vote ny ya

Jangan bosen-bosen baca ceritanya🙈

Assalamu'alaikum 🖤

Hallo Gus Ceo KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang