0.1

2.3K 137 2
                                    

Waktu kini berjalan dengan cepat, memudarkan pertemuan yang tak sengaja kita ciptakan dengan jarak, lantas setelah ini apa?, kita akan asing dengan peran yang pernah dekat, atau dekat dengan sikap yang sudah asing.






                                             -Diksi Nada-

_________________________________________


















"Ting"



























"Brug"





















"Brak"




















"heh Sal, lu kenapa?".





Diman kaget karena Salma tiba tiba membanting hpnya dan menggebrak meja tiba tiba membuat ia hampir kehilangan nafas karena tersedak makanan.

"Baca sendiri sono". ucap Salma singkat.

Novia yang melihat gelagat kawan karibnya yang emosi cepat cepat mengambil handphone Salma mengecak pesan notifikasi yang tadi di baca oleh temannya itu.









"Brak".















"heh handphone gw itu". teriak Salma panik saat Novia kembali membanting handphonenya secara emosi.

"ya... maaf heheh". cengit Novia takut akan tatapan tajam Salma yang sekarang mengelus elus hpnya yang retak sebagian.


"kalian tuh sabarnya setipis tisu di bagi empat, tipis banget njir, kenapa sih, kalian bikin kaget pelanggan yang lain tau Kak". Salma dan Novia hanya terkekeh canggung karena teguran adik tingkatnya itu yang tadi berada di kasir dan kini menghampiri mejanya.


"iya nih Syar, aku hampir jantungan".



Nabila mengelus elus dadanya yang masih berdegup kencang, sementara Anggis ia sedang terengah engah menghirup udara karena tersedak makanan yang baru ia makan.


"kenapa sih Nov, Sal?".


Neyl yang sedari tadi memperhatikan membuka suaranya gemas dengan kedua temannya setelah adegan lempar melempar hp Salma, mereka berdua malah terkekeh geli tertawa bersama sama mentertawai rasa malunya masing masing karena menjadi pusat perhatian pelanggan.



"Noh baca aja sendiri Neyl, gemes banget gw, sama temen lu yang kaku kering kaya kanebo itu". Salma kembali memberikan hp retaknya itu kepada Neyl, yang buru buru di cek oleh Neyl.


"Sal sorry.... bilangin sama yang lain
gw gak bisa ikut kumpul hari ini, prokernya gw yang ngerjain, kalian tinggal bikin makalahnya aja sama presentasi, ntar materinya gw yang kirimin

                                      -RP-"



"Dih apaan tuh suka banget terakhirnya di kasih inisial nama". Diman mengomentari pesan yang ia baca itu dengan nada julid, sementara  Salma dan Novia kembali mengangguk anggukan kepalanya heboh seakan ikut mengompori nada  julid Diman.



"RP?, Rupiah?". celetuk Nabila polos yang mengundang gelak tawa teman teman abangnya dan teman temannya yang lain.


"lho kamu ga tau RP Nab?, itu inisial Kak Rony, dia sering banget pake inisial itu di akhir pesan teksnya". jelas Anggis sembari menetralkan tawanya yang berlebihan membuat perutnya sedikit sakit.




"lho, lho, Kak Rony yang mana, fakultas apa, kok aku ga tau ya". Nabila mengerjap bingung, berusaha mengingat nama nama Rony yang ia kenal di universitas.


"Tapi Rp, nama lain Rupiah kan kak?". Nabila memandang bingung kakak kakaknya ini, ia benar benar tak tau Rony Rony yang di maksud saat ini.


"hadeh..... Rony yang itu deh pokoknya, anak seni, satu fakultas sama abang, temen abang yang juga biasa nongkrong". Neyl menghela nafas lelah, sudah biasa ia menghadapi kelemotan adiknya yang bisa tiba tiba ngelag.



"RP tuh singkatan Nama kak Rony Nab, Rony Parulian!". Anggis dengan gemas memberi tahukan Nabila, ia kesal kenapa gadis mungil itu terlalu polos.


Sementara Diman, Salma dan Novia tertawa geli, melihat kesabaran Neyl dan Anggis yang hampir habis.



"Oh iya!". saut Nabila riang









"alhamdulilah".














"syukurlah".













"lho kalian syukurin apa?,". Nab kembali bertanya polos.


"kamu udah tau kan kita ngomongin Kak Rony yang mana?". Tanya Syarla yang kini ikut bergabung di meja teman teman dan kakak tingkatnya itu.

"aku ga tau Kak Rony siapa". Nab menggeleng lucu dengan cepat.

"Terus kamu teriak aku tau itu apaan?". Salma yang pada  dasarnya kesabarannya setipis tisu itu langsung menyerobot pertanyaan temannya.

"Aku baru inget sesuatu Kak!".



"Apaan Nab?". Novia kini penasaran dengan tak sabar ikut menyela teman temannya  yang hendak berbicara.

"Kayaknya aku sama Anggis ninggalin sesuatu tadi". Anggis yang di sebut menolehkan pandangannya, sedikit mengangkat alisnya mencoba mencerna apa  yang di ucapkan oleh temannya itu.

"Apaan Nab?".


"Kak Paul ketinggalan Nggis, kok bisa ya kita lupa".


"Astaga iyaaaa, aduh abis di marahin bokap". Anggis panik, mencari tlpnya, dia kemudian meringis mendapati panggilan tak terjawab dari Paul sebanyak 5 kali.


Sedangkan teman temannya yang lain hanya tertawa terbahak bahak mentertawai dua kembar Upin dan Ipin itu yang telah melupakan seseorang.

"Syar, Nab prokernya besok aja ya, udah di suruh pulang aja sama baginda yang mulia". ucap Anggis pamit yang di angguki oleh Syarla, tak lupa ia juga ijin pamit pada kakak tingkatnya yang masih mentertawaiya.

"hahahahha ada ada aja, emang si Paul itu siapa sih Nab?". tanya Diman yang kini memegangi perutnya yang sedikit keram akibat kelelahan tertawa.



"Kakak sepupunya Anggis Kak".




















___________________________









TBC









DIKSI NADA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang