0.6

1.1K 89 3
                                    

"Kak, kalian duluan aja Nab mau ke  toko buku dulu ntar Nab nyusul". ucap Nabila, pada Novia, Anggis dan Syarla.

"Yaudah kita duluan ketempat makan ntar kamu nyusul ya Nab, inget kalo liat yang berantem kek, gimana kek, jangan di deketin cepet cepet aja susul kita di tempat makan". ujar Novia mengiyahkan dan memberi sedikit pesan pada adik sahabatnya itu, trauma dia ntar di tinggalin malah kayak kemarin, terlibat antar masalah Fajar dan Rony.

"Iya Nab, jiwa kepo mu tahan dulu, jangan kebanyakan nguping orang". Anggis terkekeh receh mendengar Syarla yang mengatai Nab dengan kepo, sepertinya Anggis sudah tertular jiwa receh sepupunya itu.

"Inget kalo ada apa apa telphone kita oke". peringat Novia sekali lagi yang di angguki oleh Nab dengan patuh.

Akhirnya dengan tergesa Nabila meninggalkan teman temannya itu, mencari toko buku yang tak jauh dari tempat makan Novia dan yang lain.

Nabila menghampiri berbagai buku dengan rak rak yang berbeda itu, mumpung sekalian di Mall, ia yang memang berencana mencari buku itu meluangkan sedikit waktunya untuk mencari beberapa buku keperluannya dalam belajar dan beberapa novel best seller yang di incarnya sekarang.

Nabila terus berjalan, memilih dan memilah beberapa buku yang menarik perhatiannya, mengambil salah satu dari buku buku itu untuk ia miliki, setelah buku untuk belajarnya sudah ia pilih, ia beranjak dari sana dan mencari beberapa Novel incarannya.

"Ah... yang ini bagus, asal ga bad ending aku mau baca". ucap Nab sembari membulak balikan Cover novel itu, sembari membaca sedikit sinopsis yang berada di belakang Novel tersebut.

Saking asiknya membaca sinopsis novel tersebut, seseorang dari arah belakang menerjang Nabila hingga gadis itu terjatuh dan tersungkur dibawah, "Aduh.....". Nab meringis, ia tersungkur dengan beberapa buku yang ikut berjatuhan mengenai dirinya, "Sial sakit banget!". batin Nab mengusap usap tangannya yang tertimpa banyak buku yang ia bawa.

Dengan raut kesal Nabila menatap orang yang menabrak nya itu, yang kini hanya menatapnya dengan raut datar, gadis itu mendengus malas melihat orang dihadapannya ini, lagi lagi orang ini, kenapa sih lelaki dihadapnnya ini selalu membuatnya kesusahan.

"Kalo ada yang jatuh ya di tolongin dong!". ucap Nab kesal, ia mencoba merapihkan beberapa buku yang berjatuhan tadi yang mengenai dirinya.

Nab kembali memperhatikan orang yang menabraknya kini masih terdiam dengan raut yang datar, dengan jengkel Nab bangun dari aktivitasnya memunguti buku tadi, dia mengambil salah satu buku untuk memukul kepala orang yang masih tetap datar itu.

"Bruk".


"Aduh".


"Kak Rony tuh kenapa sih?!, langganan banget buat aku jatuh!". Teriak Nab jengkel menunjuk wajah lelaki tadi yang masih tetap diam sembari mengusap kecil kepalanya yang di timpuk Nab dengan buku.

"Kapan?".

Nab yang mendengar pertanyaan dari Rony, hanya diam mencerna pertanyaan yang membuatnya bingung itu.

"Apanya yang kapan Kak!!!!". seru Nab kembali jengkel dan menghentakan kakinya beberapa kali, membuat beberapa pembeli lainnya melihat kearah mereka berdua.

Rony mendengus, tadi katanya ia sering membuat gadis itu terjatuh, saat ia tanya kapan, Nabila malah mencak mencak marah tak jelas padanya, sebenarnya kepribadian gadis itu ada berapa sih?.

"Mas tolong adiknya jangan di buat nangis di sini dong". mendengar ribut ribut seorang ibu ibu menepuk bahu Rony, memperingati Rony yang menurutnya sedang membuat adiknya menangis.

DIKSI NADA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang