Sakura mengerjapkan matanya. Ia melihat tangan yang menempel di pinggangnya. Sasuke. Ia bangkit dan memakai kaos oversize yang terdampar di lantai.Pukul 9. Sakura segera membasuh tubuhnya yang lengket bekas bercumbu semalam.
Bau menghilir di bawah hidung Sakura ketika ia keluar kamar mandi. Sepertinya seseorang sedang mamasak. Ia pikir bahwa itu adalah Sasuke. Tapi ternyata bukan, Sasuke masih tertidur pulas.
Ia raih gagang pintu dan membuka kunci kamar. Ia menggosok-gosok rambutnya yang basah dengan handuk sambil menuju dapur. Seorang pria? Itachi? Obito? Shisui?
Obito. Ia memakai kemeja, apakah dia akan berangkat kerja? Tunggu, tapi kenapa disini?
"ka obito" Panggil Sakura.
Obito menoleh dan tersenyum. Ia menyajikan omelet di 2 piring kosong di atas meja.
"gimana tidurnya? Pules?"
"hah? Eehh.."
Sakura kikuk dan tak menjawab hanya terdengar suara tertawa yang terpaksa. Obito hanya tersenyum dan sesekali melirik pada Sakura.
"kalo kamu cape bilang aja, dia emang agak maksa orangnya"
Sakura mengerti ucapan Obito. Ia duduk dan ingin mengalihkan pembicaraan
"ka obito kapan kesini, ko semalem aku gak liat?"
"barusan jam 8, ada file itachi yang ketinggalan. Terus aku liat sepatu kamu di depan pintu, kamarnya dikunci lagi"
"aah hehehe gomen. Ka,...mm...sasuke udah bilang tentang kakak nawarin job model ke aku. Apa itu masih berlaku?"
"tentu. Aku bakal nunggu sampe kamu siap. Jadi bilang aja ya"
"hn..apa sasuke yang minta job itu buat aku?"
"maksudnya?"
"apa sasuke ngdesak kakak buat masukin aku jadi model di agensi kakak?"
"enggak ko...sakura, aku memang lagi butuh model. Ada beberapa iklan yang kerja sama dan kita kekurangan talent"
"oh gitu ya ka. Maaf"
"jangan berpikiran gitu lagi. Kalo pun sasuke nglakuin itu, menurutku wajar. Dalam setiap hubungan pasangan harus saling support kan? Dan sasuke tulus ingin ngjaga kamu"
Sakura mengangguk. Obito menyodorkan secangkir coklat panas untuk Sakura. Bak mendengar petir, Sakura menyadari keegoisannya. Benar, Sasuke sangat tulus padanya.
"sakura, sekarang kamu masih harus fokus pada skripsi. Jadi job ini bukanlah prioritas. Tapi keputusan ada di kamu, kalo kamu siap kapanpun itu telpon aku, oke?"
"baik ka. Makasih"
"sarapan ya, aku harus pergi sekarang. Bangunin tuh anak ra, udah siang gini kebiasaan!" Obito melenggangkan kaki keluar apartment setelah mengelus pelan pucuk kepala Sakura.
"OBITO?!" Teriak Sasuke setengah telanjang. Menampakkan dada yang terbuka dan otot perutnya yang menonjol. Ia tutup pintu kamar, air bercucuran diantara pelipisnya setelah membasuh wajah.
Obito hanya melambaikan tangan. Sakura mengekori Obito untuk mengantarkannya ke depan pintu.
Sasuke meraih coklat panas yang sudah diminum Sakura. Meneguknya,
"obito ngapain kesini?"
Tanpa jawaban Sakura berlari dan memeluk tubuh Sasuke erat. Harum lotion pada tubuh Sasuke sangat melekat. Sasuke menyimpan kembali coklat panas di meja dan menaikkan tubuh Sakura di pangkuannya. Sakura memulai menciumi bibir Sasuke, mencengkram rambut Sasuke pelan. Kali ini ia tak mengizinkan dirinya untuk berjinjit dan menengadah. Malah sebaliknya. Ia mencium bibir Sasuke lebih lama.