Hinata meraih gagang pintu kamar, mencari orang dibenaknya dengan maniknya.
Ya, Tenten sedang termenung di atas kasur dengan muka yang tertunduk. Hinata semakin melangkah mendekati,
"ten, you okay? Lu boleh cerita kalo lu butuh pendengar"
Tak ada jawaban dari sang lawan bicara, ia melanjutkan
"gue ada di luar ya, lo panggil gue aja kalo...
"ta, yang tadi...gue salah denger gak si?" Tenten memotong ucapan Hinata.
Hinata menyunggingkan senyuman, dan segera duduk didepannya. Ia menggelengkan kepala pelan
"itu nyata ten, gue juga denger. Neji suka sama lo. Dia bahkan mau nglakuin apa aja buat lo"
Tenten memiringkan kepalanya, dan termenung,
"ta? Lu sepupu Neji kan? Dia pernah cerita tentang ini? Tentang..dia suka gue?"
"enggak ten. Tapi gue tau dari tingkahnya. Gue sangat paham dia. Dan...gue seneng kalo orangnya itu lo"
"tapi gue...."
"pas dia bilang tadi di pantai, gimana perasaan lo?"
"kaget tapi gue lebih kaget lagi ternyata selama ini gue bego. Orang yang selama ini ada buat gue, ya dia orangnya"
Hinata tersenyum dan mengeratkan tangannya pada Tenten. Tenten melanjutkan,
"gue gak telat kan ?"
Akhirnya lu sadar, batin Hinata.
"Neji masih di pantai bareng Lee, gue bisa usir Lee biar lu bisa berduaan" Ucap Hinata tersenyumTenten mengangguk, pipinya sedikit merona.
Kiba meraih gelas bir dengan menanggalkan baju yang memperlihatkan dadanya. "ni orang-orang pada kemana anjir?"
"pada bucin. Kita jomlo bisa apa?" Saut Shino
"kita kudu jaga villa guys dari perbucinan mereka. Gua mau kita terhindar dari maksiat"
"sadar goblok, lu aja lagi neguk amer!" Choji setengah teriak dengan melemparkan kacang pada Kiba
"seenggaknya gue gak zina anjing"
"bacot, kalo lu ada cewek juga pasti kenceng"
"bangsat!"
"threesome aja yu!" Kiba mendudukan bokongnya diantara Shino dan Choji
Pukulan mendarat dikepala dan tubuh Kiba.
💬 Ino 🐖
"help, Sai ngajak gue ngbrol beduaan"
"bagus dong. Good luck!"