38

1K 118 7
                                    


Sakura memposisikan dirinya sesuai arahan Sasori. Ia sedikit kebingungan dan merasa tak nyaman karena hanya mereka berdua di dalam ruangan.

"pak? Dimana ka obito....?"

"oh ini pemotretan biasa, jadi gak perlu lah pakai team"

Sakura mengangguk. Menuruti.

"sakura bisa kamu duduk disini!"

"iya pak"

Ia sedikit ragu dan takut namun mencoba untuk tenang. Pak Sasori, buatlah aku percaya, pikirnya.

Sasori mendekat dan mulai menyentuh dagu Sakura untuk mensejajarkan angle. Manik Sakura berlarian kesana kemari hingga Sasori memegang tangan Sakura lembut, dengan cepat Sakura tepis.

"maaf pak"

"tolong jangan kaku! ikuti arahan saya. Pegang gelas ini dan baiknya kamu teguk"

"ini apa? wine?"

"hanya seteguk tidak akan membuatmu mabuk"

Sakura terheran, Sasori tak pernah meninggikan suara padanya. Apa mungkin ia membuat kesalahan? Sakura menghela nafas dan mengikuti arahan Sasori. Lagi.

Sakura berpose layaknya model, ia berusaha semampunya. Flash dari kamera yang Sasori pakai sungguh memusingkan. Mata Sakura sedikit berkunang-kunang. Tubuhnya memaksa untuk istirahat namun tidak untuk pikirannya. Lelah di pelupuk mata semakin menumpuk, dan sesekali ia kehilangan akal untuk harus tetap tersenyum pada kamera.

Kakinya tak bisa menopang lagi, semakin lama matanya juga ingin menutup dengan sendirinya. Batinnya berperang.

Sakura terjatuh, heels yang tinggi tak bisa menolong. Sasori mengulurkan tangannya. Sayangnya Sakura tertidur sebelum meraih bantuan itu. Alih-alih menyadarkan Sakura, Sasori tersenyum kecut.

Ia mendekati Sakura, menyisir surai pink yang jatuh menutupi wajah. Jemarinya meluncur pada pipi merah Sakura. Menyentuhnya. Selembut sutera.

"sakura, aku akan jadikan kau miliku"

Sasori mencium wangi rambut Sakura. Ia memopong tubuh Sakura ke sofa, mengabsen seluruh tubuh dan menikmati keindahan wanita yang terbaring tak sadarkan diri. Rencana ini sudah berjalan mulus pikirnya, kejamnya Sasori menaburkan obat tidur pada wine yang Sakura minum.




*back to Sasuke

Pukul 1 pagi. Sasuke menyambungkan telponnya pada seseorang setelah mendapat pesan. Ia dengan cepat mengambil kemudi untuk melaju ke cafe. Darahnya mendidih. Insting Sasuke tepat sasaran. Naruto dan Sai mengekori. Keduanya berpegangan tangan pada seatbelt, Sasuke sinting ia seperti kesetanan kecepatan mobilnya mengajaknya untuk mati.

📲 Obito Uchiha

"selamatin sakura, bos nya bajingan"

"kenapa sakura? Obito? JAWAB ANJING!"





*back to Sakura

Ketukan pintu membuyarkan rencana Sasori. Ia mendengus kesal. Ia menghentikan aksinya untuk membuka kancing baju Sakura.

"siapa?"

"OBITO UCHIHA!"

Sasori terkejut, tubuhnya mematung dan gemetar. Mengapa? Obito? Ia melirik Sakura yang masih dalam posisi tak sadarkan diri. Ia tak bisa berpikir jernih. Apa yang harus ia lakukan sekarang?

Sasori mengatur nafasnya, sampai ia terkaget karena suara benturan keras dari luar pintu. Sudah dipastikan Obito mengamuk.

Sasori membuka kancing baju Sakura, menyibakkan rok Sakura sampai terlihat paha dalam. Menyingkirkan heels sampai ke ujung ruangan. Ia tak ingin mengakhiri kesempatan ini. Persetan dengan Obito, ia ingin melancarkan rencananya.

KONOHA PRIDE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang