Sasori mempersilahkan Sakura untuk berganti pakaian. Ia jadi sangat antusias karena projectnya kali ini.
Karena cafe yang tak luas, Sasori memantapkan untuk melakukan pemotretan distudio untuk hasil yang bagus.
Sasori sedikit terpana ketika melihat Sakura keluar dengan riasan yang cocok untuknya. Ia sedikit kelupaan untuk memperkenalkan pada fotografer dan team."sakura!" Ucap Sasori menghampiri
"iya pak?"
"kenalkan ini Obito, fotografer yang akan nanganin kamu"
Sakura dan Obito saling tatap kemudian tertawa. Sasori nampak kebingungan,
"kalian udah saling kenal?"
"dunia sempit ya sak, dia ceweknya adek gua"
"ceweknya?"
"hm" Obito menoleh pada Sakura, ia melanjutkan "Ya ampun, ko bisa kamu jadi model? Tapi emang pantes sih sebenernya"
"aku kerja part time di cafe nya pak sasori trus dipinta jadi model. Aku gak tau kalau ka obi fotografernya, karena setau aku ka obi bolak balik luar kota kan?"
"udah off sak. Kerjasama sama EO nya bubar, sekarang ka obi mandiri aja sama team"
"hm gitu, aku beneran gak tau loh kalo team iklannya kakak. Pak sasori juga gak ngasih tau apa-apa"
"bentar...pak? Lo dipanggil pak? dia jomlo abadi sak" Ucap Obito setengah berbisik, walaupun tetap terdengar Sasori.
"brisik! Sakura, mulai sekarang panggil saya sasori aja!" Sasori meradang
Sakura hanya tersenyum, canggung.
"mm...ngambek!. Heh, jangan macem-macem lo! Gua gak akan segen bunuh lo kalo lu nyentuh sakura!"
Sakura yang mendengar ucapan Obito membulatkan matanya, sepersekian detik tubuhnya mematung. Emosi apakah yang ka obito beri pada sasori? Sakura menoleh pada sasori yang juga menatap tajam lawannya.
"ini jokes lelaki sak" Ucap Obito menyunggikan senyuman pada Sakura.
"ka...itu terlalu berlebihan" Sakura mengatur nafasnya.
Sasori mendengus kesal dan duduk di sofa, memperhatikan Sakura yang tengah berpose dengan arahan Obito. Pertemuan ini memang tak bisa ditebak, pikirnya.
• harunoskr