Sakura dan Ino keluar ruangan setelah mendaftar sidang. Keduanya sibuk dengan kertas di tangannya.
"no, wisuda mau pake baju apa?"
"jidatku sayang, sidang aja baru daftar loh"
"ya kan buat prepare, setelah dipikir-pikir gue gak punya baju formal"
"ternyata mau lulus tuh banyak ngeluarin duit ya"
"hn, mangkannya itu gue pingin kerja"
"sabar miss model bentar lagi kan tampil di banyak iklan"
"kejauhan lu!"
"omongan doa loh jangan salah anda ya. Kita liat nanti siapa duluan yang sukses"
"emang ya lu masih rival abadi gue dari SMA"
"kalo lu sukses, promosiin florist gua ya"
"jadi lu udah ngaku kalah nih?"
"enggak ya! Tapi menurut insting gue, lo bakal mujur. Dicintai uchiha aja suatu keberkahan"
"hm kayanya uchiha bungsu itu yang berkah dapetin gua"
Ino menunjukkan ibu jarinya dan tertawa. Keduanya saling rangkul.
"eh lo udah beli kado buat dospem?"
"udah kemaren beli jas, ya semoga cocok buat pak kakashi"
"buat pak asuma apa ya, kedua bocah itu bener-bener gak peduli sak"
"ya sama aja, kalo sasuke gak gua gusur juga dia lebih milih mabar"
Kaum hawa memang sangat lapar untuk berbicara. Ino dan Sakura mengganti topik pembicaraan dengan sangat cepat hingga tak menyadari kehadiran Sai di belakangnya.
"DORRR!"
"AAAAAAA" Ino dan Sakura kompak berteriak. Ino mengelus dada.
"beb, jantungan ih kenapa sih!"
Sai hanya tersenyum dengan kedua tangannya tengah memegang banner. Terlihat kesulitan.
"bener-bener lu yak kunti!" Timpal Sakura hampir melayangkan pukulannya.
"hahaha, maaf. Kalian ngobrolnya serius banget sih. Oh iya, ini banner lo udah jadi sak. Sama yang ini punya sasuke. Mau diambil sekalian?"
"wih, oke biar gua aja yang ambil"
Sai menyerahkan dua gulungan banner ditangannya.
...
KONOHA-7
Sai : banner tinggal ambil
Shino : oke siap
Kiba : lu dimana?
Hinata : ok
Sai : dikampus tapi mau pulang, kerumah aja lah
Kiba : bowleh
Naruto : gosend dong mas
Sai : punya kaki kan? Jalan sini
Choji : gue belum ya?
Sai : masih progres ya cantik
Choji : oke manohara
Sai : 😘
Naruto : males ambilnya gaada semangat
Kiba : lemah