Yoshida sesekali melirik pemuda pirang di sampingnya, yg kini sedang merajuk. Mengabaikan beberapa tawaran yg yoshida ajukan.
Mungkin karena merasa diperhatikan,Denji menoleh kearahnya. Menatap nyalang, jelas sekali ia tak iklas berada satu mobil bersama yoshida.
" Nyetir aja kenapa sih kak?"
Yoshida tersenyum. Lalu kembali mengarahkan matanya ke jalan di depan.
" Jadi gamau ke mana2?" Yoshida kembali bertanya. Denji kali ini tidak lagi bungkam," terserah lo aja, yg penting cepetan gue mau pulang"
" Makan aja kalo gitu. Lo tadi skip makan siang kan"
Denji mendelik," kak lo nguntit gue ya?"
Yoshida tak menjawab malah mengalihkan perhatian denji," belok pertigaan di depan udah sampe. Denji mau makan apa?"
" Mau makan lo!!" Gertaknya kesal.
" Boleh. Tapi nanti ya kalo lo udah makan beneran"
" Anjing"
.
.
.Perhatian yoshida tersita oleh pemandangan didepannya. Ayam bakar itu bahkan belum sekalipun ia jamah. Senyumnya tak pernah luntur. Perut yoshida sudah kenyang melihat Denji yg lahap menyantap hidangan seafood.
Si Surai pirang nampak bahagia setelah beberapa suapan. Sifat juteknya sedikit hilang, mungkin tadi karena efek lapar. Pikir yoshida.
Yoshida dengan cepat mengulurkan es teh nya ketika denji tak sengaja tersedak. Mukanya memerah karena tenggorokannya tersumbat.
Yoshida beralih mendekat dan mengelus punggung denji perlahan. Setelah terlihat mendingan, denji segera memukul bahu kakak tingkatnya itu pelan.
" Jangan liatin gue kayak gitu!"
" Liatin lo kayak gimana?"
" Gausah pura2 gatau. Ngapain sih ngeliatin segitunya. Makanan kakak aja ga dimakan"
" Yaudah iya ga gue liatin lagi. Dihabisin makannya"
Denji melirik yoshida yg kini mulai memakan ayamnya. Mengamati sosok populer yg bahkan jarang ia temui. Alias mereka jarang ada interaksi. Rencana apa yg ada di kepala si Surai hitam itu. Denji semakin menggerutu. Dia malas berurusan dengan orang semacam yoshida. Terlalu mencolok.
Ia yakin orang ini hanya penasaran saja, toh sedikit lagi bakal menyerah.
Namun,
Denji keluar dari mobil mewah yoshida tanpa kata, ketika mobil telah sampai di depan kosan. Tidak tau diri memang sudah diberi makan dan tumpangan tapi sama sekali tak berterima kasih.
Denji tak menyangka yoshida akan menyusulnya. Bergegas keluar dan menahan pergelangan tangan denji,saat si empu hendak memasuki gerbang.
" Denji tunggu sebentar" denji menoleh lagi. Hanya untuk melihat yoshida yg mengalungkan sebuah kresek di tangan kirinya. Entah isinya apa?
" Ini makanan buat nanti. Besok gue jemput boleh?" denji mengerutkan kening. Nih orang beneran mau pdkt in gue? GUE? batin denji.
Ia menghela napas lelah dan," kak, Lo maunya apa sih? Ini baru 2 hari Lo gangguin gue tapi lo berhasil banget bikin energi gue abis. Maksud lo apa ngerusuh di hidup gue?"
Yoshida tak merespon. Membuat denji melanjutkan ucapannya," buat apa sih? Penasaran? Taruhan? Atau apa?"
" Engga den, gue emang suka sama lo" perkataan ini tak membuat denji terkejut. Pasalnya dari kemaren kakak tingkatnya ini emang aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
the art of loving [Yoshiden]
RandomVOTE KUDASAI, VOTE JUSEYO Denji mahasiswa semester 3 seni murni yg hobinya bolos kelas tapi tugasnya ga pernah telat. Denji suka kehidupannya yg santuy. Tapi akhir akhir ini ada yg ganggu hidup santuynya itu. Dialah Yoshida,pelaku perusak kedamaian...