Kerja

349 46 69
                                    

Setelah sekian hari membolos kerja alias bahasa sopannya tuh cuti. Si pirang kembali jadi tukang nyampur2 minum di bar. Apa namanya? Barista kah? Iya itulah pokoknya.

Sama aja kayak tukang jamu cuma ini kerenan dikit tempatnya. Pelanggan hari ini lumayan rame. Apalagi yg ngajak ngomong atau sekedar godain denji.

Ya gimana engga, cowok cantik ini emang anaknya mudah sekali nyambung. Ramah dan asik pula. Padahal ini mah strategi denji biar dapet koneksi. Lumayan kan kalo dapet tips.

Meskipun banyak yg flirting dan tentunya capek. Menurut denji, lebih capek kalo ngadepin Yoshida tantrum. Untung aja ancaman denji agar yoshida tidak menemuinya di bar jjk, mempan.

Ga kebayang kalo tuh kating tantrum di bar sambil manggilin nama denji. Kini si pirang sedang fokus membuatkan satu pesanan untuk wanita dewasa di depannya.

Sedari tadi pun mata si wanita tidak pernah lepas memperhatikan denji.

" Takut di bungkus anjing" batin denji bergetar.

Meski begitu dirinya tetap harus bersikap profesional. Dengan senyum karirnya ia mendorong gelas tersebut ke arah wanita itu.

" Enjoy your drink, Miss" denji hampir saja menumpahkan gelas, ketika sentuhan jemari wanita itu mengenai tangannya.

" Tell me your name, dear" ucapnya sensual.

Denji meneguk ludah. Sebenarnya kejadian seperti ini sudah seringkali terjadi padanya. Namun wanita ini terlalu dominan. Denji lemah kalo sama yg beginian.

" Denji"

" That's it?" Tanyanya karena heran namanya begitu singkat. Tidak ada marga kah? Namun ya benar, si pirang mengangguk.  Meski sebenarnya dia memiliki nama belakang yg mencantumkan nama keluarga.

" How cute. Can i pat your head, denji?"

Permintaan itu tentu saja membuat nya terbengong. Matanya berkedip lambat dan masih berusaha mencerna apa yg barusan wanita itu ucapkan.

" Pardon?" Denji memiringkan kepala. Takut salah dengar.

" Boleh kan sekali aja. Keliatannya rambutmu lembut"

" Emm tapi.." denji berusaha menolak tapi cengkraman jemari wanita ini semakin kencang.

" Boleh kan?"

Mereka berdua saling menatap. Wanita itu tetap mencoba mendapatkan persetujuan. Sedangkan denji semakin tertekan. Iya sih dominan. Tapi takut anjir kalo begini.

Di tengah ketegangan yg dirasakan denji. Tiba tiba sebuah tangan melepas cengkraman wanita itu pada tangan denji.

Keduanya menoleh, dan mendapati seorang laki laki dewasa dengan kemeja yg berantakan. Terdapat luka memanjang yg mengerikan di ujung bibir. Membuat wajah tampannya semakin berkarisma.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
the art of loving [Yoshiden]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang