Yoshida yakin bahwa wajah tampan yg ia tatap kini adalah salah satu putra raja yg nyasar dan kebetulan jadi pacarnya. Bagaimana tidak? Denji begitu elok di nikmati dari sudut pandang yoshida. Di tambah elusan halus tangan lentik denji yg memainkan rambutnya.
Sesekali netra hitam itu meliriknya sekilas. Sebelum mengarah kembali ke film yg masih terputar. Tak acuh akan kelakuan yoshida yg hampir tak berkedip selama 5 menit.
Akibat jengah dan juga wajahnya mulai menjalar rasa hangat. Denji segera menutup mata yoshida dengan telapak tangannya. Suara protes langsung keluar seketika.
" Denjiii!! Kok ditutup. Masih mau liat loh aku?"
" Filmnya di depan, bukan di atas dongo" meski disertai umpatan, sebenarnya denji hanya menghalau rasa salting.
Perlahan tangan besar yoshida meraih tangan yg menutupi matanya. Kemudian mengecupnya penuh sayang. Sampai bikin denji agak merinding. Merinding senyum2 tapi.
Yoshida bawa tangan itu ke sebelah pipi kiri, matanya menatap lurus ke arah kekasihnya. Bisa denji liat dalam tatapan itu, yoshida begitu memujanya. Bahkan nampak terlalu nafsu.
" Film bisa di ulang lagi. Tapi kamu, kamu yg cantik banget setiap saat begini ga bisa aku lewatin sayang" cukup sudah. Kalimat sekali ucap itu mampu mengalahkan denji dengan telak.
Denji yg tidak tahan berpaling ke arah lain. Yg mana itu malah membuat yoshida semakin gencar menggoda.
" Filmnya di depan. ga di samping, sayang" perkataan denji tadi di balik dengan cara yg lembut oleh yoshida. Denji rasanya lembek sekali jika dihadapkan dengan lelakinya itu.
Dengusan kesal keluar dari mulut kecil itu. Menggerutu tak jelas menahan rasa aneh yg menjalar di perutnya. Penuh oleh rasa asing hinggap. Menggelitik pemuda yg tak tau apa itu disayang. Jadi dia tak siap dengan segala afeksi yg diberikan secara gamblang tanpa jeda.
Denji takut jika ia tak bisa merespon. Yoshida akan merasa tak dicintai. Pun dirinya bingung harus bagaimana. Sebejat bejat nya denji. Dia tak pernah dalam suatu hubungan yg beneran hubungan. Sungguhan tulus tanpa imbalan. Ngesex sih sering (era denji yg nusuk)
Denji tidak bisa menggombal. Tidak pandai pula mengungkap kata. Jadi denji membalas dengan mengecupkan bibirnya di kening pria yg masih berbaring di pahanya.
"Udah dong kak. Gue ga bisa balesin gombalan aneh lu" protesnya karena trus digoda.
Sedangkan yoshida kini mati kutu di tempat. Nafasnya masih ia tahan. Bahkan matanya masih melotot tak percaya. Mengamati sang pujaan hati yg kini dengan santai memasang wajah ingin di makan.
" Nji. Boleh?"
" Hah? Boleh apa?"
" Jangan mancing"
" Hah?" Alis denji semakin bertaut. Otaknya lama sekali untuk tau apa yg coba yoshida utarakan.
" Kalo kamu maju duluan kayak barusan. Aku ga yakin bakal bisa nahan sayang"
" Apa sih setan. Yg gamblang kalo ngomong!"
" Ciuman yok" ajaknya santai.
" Eh! E..eh kayaknya gu gue lupa matiin kompor deh. Bau gosong kan. Minggir dulu lu kak" buru buru ucapan denji itu keluar mencari alasan.
Yoshida yg di paksa duduk, merenggut kesal. Seketika denji yg baru mau berdiri, lehernya di tarik sama tangan kekar Yoshida. Jemari panjangnya melingkari leher kecil denji.
Desclimer ga dicekek ya Wak.
Denji otomatis nengok lah orang lehernya ditarik, lengannya juga. Jadi dia jatoh lagi ke sofa. Jarak bibir mereka bahkan ga sampe 5 Senti. Membuat Denji gugup seketika. Mau mundurin kepala, tengkuknya di pegangin sama yoshida.
" Ciuman ayok. Gausah ngelak. Tadi berani cium cium. Pas diajak yg beneran ga berani?" Ucapnya remeh.
"Ci..ciuman aja tapi. Ga boleh horny"
Yoshida semakin mendekat hanya untuk membisikkan sesuatu ke telinga kekasihnya yg kini gelisah itu.
" Pake lidah tapi? Ya?" Nafas yoshida sungguh membuat telinga dan bulu kuduknya meremang.
" Jangan sange" peringatnya lagi, memandangi yoshida yg siap kapan saja menelanjangi denji.
Yoshida mengigit bibir dalamnya kuat kuat. Menahan gemas dan nafsu. Dalam hati jamet itu berkata," mana tahan"
" Julurin dulu coba lidahnya"
Denji yg emang kalo soal ranjang manut manut aja ya pasrah. Lidah merah jambu itu ia julurkan malu malu. Padahal biasanya juga binal banget itu lidah buat nete.
Langsung tanpa membuang kesempatan. Mulut yoshida nyosor dengan tergesa. Penuh gairah dan air liur. Agaknya gragas banget nih anak. Udah lama ngiler pengen ngicip bibirnya denji.
Denji tentu aja kelabakan. Dia ga pernah dapet good kisser kek gini. Karena biasanya dia yg nuntun cewe2 polos buat ciuman.
Mana dagunya diteken ke atas pake jempol yoshida. Jemarinya masih megang erat tengkuk belakang denji. Memakan bibir denji sepenuhnya.
Menit pertama bibir mereka berpaut tanpa terlepas. Kepala yoshida dengan lihai miring kanan atau kiri buat nyari akses lebih buat eksplor mulut denji.
Yg di kokop udah habis napasnya. Air liur udah sampe merembes ke leher. Tangannya dari tadi mukulin sama dorong bahu yoshida yg nampak kesetanan itu. Ibarat vampir yg laper ga dikasih darah seabad.
"Mnhahh sthopp. Udaaahmmm" denger itu yoshida masih ciumin denji meski dengan berat hati akhirnya di lepas juga.
" Payah. Blom ada 5 menit yang. Besok latihan tahan napas di air. Biar bisa ciuman lama"
Denji yg masih pening dan mengambil napas ga nangkep sepenuhnya apa yg diucapin Yoshida. Eh si bangsat malah lanjut part 2.
Yoshida nyosor lagi. Karena kecanduan di hisapan pertama bibir denji. Bahaya. Yoshida yakin jadwal colinya bakalan nambah. Yoshida kalah telak sama ciuman denji. Narkotika yg mungkin ga bakal ada penangkalnya.
Desahan denji udah ga karuan cuma gara gara lidah yoshida yg dari tadi ga selesai absen seisi mulut. Karena kasian liat denji yg makin merah mukanya, mulut yoshida kemudian menyelusuri leher jenjang denji. Mengecupi dan menggigit gemas jakun yg hampir tak nampak itu.
Geraman tak puas trus saja keluar. Ya gimana yoshida mati2 an nahan ngaceng.
" Sayang, denji. Ahh njii" racaunya.
Dengan napas yg tersengal denji bertanya," kenapa kak?"
" Ini. Bantuin" yoshida menatapnya melas sembari menunjuk bagian selatannya yg kini mengeras bagai kayu.
Denji menunduk. Benar saja tonjolan besar tercetak jelas di selangkangan katingnya itu. Ngeri denji liatnya. Gelengan kuat adalah respon yg yoshida terima.
" Dilarang sange! Gue blom bisa bantu. Gue gamau di ewe sekarang. Kan tadi denji udah bilang!" Cemberut lah si pirang.
"Tangan aja"
Denji menatapnya sengit," Lo sendiri kan punya tangan. Coli sendiri! Mau pulang aja" dah tu dia ngacir tanpa peduli yoshida yg masih ngaceng.
" Beb, astaga njii. Sayang! Jangan pulaaang" teriaknya sembari menyusul denji yg pundung, dengan cara jalan yg aneh.
Tbc.
Minggu,160624
23.30Ga tau pacaran yg uwu. Taunya pacaran yg sange tiap saat 😔 karena gua begitu ngehe
KAMU SEDANG MEMBACA
the art of loving [Yoshiden]
RandomVOTE KUDASAI, VOTE JUSEYO Denji mahasiswa semester 3 seni murni yg hobinya bolos kelas tapi tugasnya ga pernah telat. Denji suka kehidupannya yg santuy. Tapi akhir akhir ini ada yg ganggu hidup santuynya itu. Dialah Yoshida,pelaku perusak kedamaian...