"DENJIII,,DENJINGGG BANGUN GOBLOK!!" Teriakan di sertai gedoran pintu itu serta merta membuat tidak hanya penghuni kamar terganggu. Namun hingga seluruh penghuni kosan.
Meskipun itu adalah rutinitasnya. Tetap saja penghuni kosan terganggu, namun mereka lelah menegur. Gadis yg mereka kira pacar dari si punya kamar, masih dengan semangat membenturkan kepalan tangannya ke pintu.
Tak berselang lama, pintu dibuka menampilkan sosok pemuda yg masih bergelung sarung. Dengan mata menyipit karena terkena sinar matahari yg memaksa masuk.
Tangannya tergerak untuk menggaruk perut rata itu. Bergumam malas sambil bergeser, bermaksud mengundang masuk si gadis.
" Lama, udah buruan mandi. Ga usah ritual segala. 10 menit harus udah kelar" si gadis menerobos masuk dan langsung mendudukkan diri di satu2 nya kasur di kamar itu.
Denji kembali menutup pintu. Masih dengan mata terpejam. Mengambil handuk menuju kamar mandi.
Saat selesai, dia terlihat lebih segar dan bernyawa. Sudah merespon cepat dan 2 matanya sudah terbuka.
" Pow, semalem balik jamber?" Tanya Denji selagi mengenakan celana. Bagi Power sudah biasa. Dia sudah tidak bernafsu sama cecunguk mesum ini.
" Jam 3. Tadi malem cepet dia. Mana bayarannya lumayan. Tajir Den, pemilik caffe di Bandung ceunah. Entar gue traktir dah" ucapnya santai dan bangga karena dapet upah jual diri.
" Ogah ah. Uang lo haram. Nanti badan gue ikutan dosa"
" Halah gue cekokin wine juga doyan lo. Sok takut dosa"
" Jangan gitu ah. Nanti ketauan gue kalo bukan anak alim"
" Pada ketipu anjir. Mentang2 lo pinter, friendly plus kacamataan. Di kiranya alim, cupu. Taunya suka ngamar. Emang don't judge cover by the book"
" Kebalik tolol" Denji toyor pala Power pelan sambil ngambil hoodie yg deket sama dia.
" Nah udah ganteng brondong gue. Cus kampus" power senyum sambil gandeng Denji keluar kosan. Ga lupa dia kunci kosan.
" Kelas mulai jamber?"
" 15 menit an lah. Mau nyarap dulu?" Tawar Power.
" Lo traktir?"
" Udah tenang aja seharian ini Lo bakal makan enak. Gue manjain perut Lo yg ga ada lemak ini" ujar Power sambil mengelus perut Denji.
Yg dielus cuman cengengesan sambil membalas dengan mencubit pipi Power. Mesra kali lah kalo diliat. Aslinya mereka ya begitu. Partner berbuat dosa.
Akhirnya sampai di kelas bukannya menyiapkan laptop atau alat gambar. Mereka malah membuka kantong kresek berisi bubur yg masih hangat.
" Tim diaduk atau engga?" Tanya Power.
" Gausah mulai. Gue tau perdebatan ga akan selesai sampe kiamat. Mau ini gue makan pake garpu atau gue minum kayak air. Penting ini bubur bisa sampe ke perut gue. Dah diem"
" Buset gue cuman nanya anjir" Power geleng kepala. Tapi tetap mengamati cara makan Denji. Apakah dia satu sekte dengannya atau tidak.
Denji tak peduli. Dia hanya menyantap sendok demi sendok bubur tanpa mengalihkan matanya dari hp.
" Wah anjir sekte mana lagi lo. Makan bubur ga pake topping. Ini jadinya bubur bayi bukan buryam anjing"
Denji hanya melirik sekilas tak peduli dengan celotehan tak terima Power. Malah memberikan bungkusan topping ke Power. Dan mengambil kerupuk Power yg masih utuh.
"Weyyyy pagi pagi nyarap. Join dong, gue blom sarapan juga" Ada pemuda yg dengan santai merangkul power.
Dia Angel. Namanya cewek tapi dia laki. Cocok aja sih soalnya dia boti wkwk. Anak Jogja asli, tapi ga keliatan wajah2 Jogjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the art of loving [Yoshiden]
RandomVOTE KUDASAI, VOTE JUSEYO Denji mahasiswa semester 3 seni murni yg hobinya bolos kelas tapi tugasnya ga pernah telat. Denji suka kehidupannya yg santuy. Tapi akhir akhir ini ada yg ganggu hidup santuynya itu. Dialah Yoshida,pelaku perusak kedamaian...