Denji mendengus sebal kala melihat yoshida di kerubungi wanita. Jelas sekali pemuda bertindik bejibun itu sangat menikmatinya. Bahkan dengan sengaja memangku salah satu wanita disana.
Sesekali melirik ke arah Denji yg memang sejak tadi mengawasi yoshida. Anak itu mengeluarkan sumpah serapah namun tetap menuangkan wine untuk pelanggan.
Dia tak bisa dengan leluasa pergi menemui yoshida selagi dirinya masih bekerja. Bisa di damprat bos entar.
Hingga ia hanya bisa pasrah menahan kesal karena kelakuan biadab katingnya itu. Dia berusaha tak menghiraukannya lagi.
Selang beberapa menit, pelanggan setia datang di hadapan Denji. Dengan senyum ramahnya Denji segera membuatkan minuman tanpa bertanya.
" here you go. Udah lama om ga kesini?"
Kishibe menyesap minumannya sebelum menjawab, " why? Already miss me?"
" Kangen dapet tip dari om hehe"
" just money? Not my dick?"
" that one too"
" he miss your beauty ass too, honey" ucapan itu adalah yg terakhir keluar karena setelahnya yoshida memukuli Kishibe tanpa henti. Mata yg merah bak kesetanan.
Suasana bar seketika riuh bukan hanya karena dentuman musik, tapi karena teriakan beberapa wanita yg melihat perkelahian itu. Kishibe terkapar di lantai masih dengan yoshida diatasnya.
Beberapa pria buru buru menarik mundur yoshida. Katingnya itu meludah tepat di tubuh kishibe. Menatap Denji di hadapannya yg hanya terhalang oleh meja bar.
" keluar. Gue tunggu. Atau gue bikin dia mati"
Dengan tubuh gemetar dia melangkah menuju pintu belakang. Tak menyangka dia akan bertemu oleh kegilaan yoshida. Ia mengira laki laki itu hanya menggertak saat dia bilang akan membunuh siapa saja yg mendekatinya.
Seumur umur menjalani one night stand, ia tak pernah mengira mendapatkan satu pria yg kemudian menaruh rasa obsesi terhadapnya.
Ketika ia sampai di gang menuju depan. Yoshida sudah ada disana. Bersandar di gang yg sempit bersama batang nikotinnya.
Ia berbalik menghadap Denji, poni yg selama ini menghalau matanya ia sibak. Sial, cowok gila ini terlalu tampan seberapa keras Denji menyangkal.
"Pernah dipake sama tuh om2?" Langkahnya mulai maju, menggiring Denji untuk menempel pada tembok.
Ia hembuskan asap rokok itu pada muka cantik Denji. Mengakibatkan batuk keluar dengan amat perih.
" enak ga di pake sama dia? Enak ga?"
Denji yg membungkam membuat yoshida semakin naik darah. Tangannya meraup rahang Denji.
" jawab tolol! Seneng banget diewein om om hah?"
Denji hanya mampu menggeleng, ketakutan ini malah membuat bagian bawahnya berkendut tak karuan, bahkan bagian depan telah menonjol. Sumpah, di intimidasi yoshida mampu membuat denji tak berkutik.
Yoshida yg sadar segera mengeluarkan tawanya. Menatap rendah tubuh si pirang, " emang jalang"
Tak ada 5 detik yoshida berhasil menurunkan celana denji. Denji kalang kabut menutupi batangnya. Yoshida menampar tangannya.
" Kak, kita masih di gang!" Ucapnya panik sembari mengawasi ujung gang.
" kenapa? Bukannya seneng kalo ada yg liat? Tuh makin ngaceng yg ada. Dasar jalang" 3 jari panjang yoshida masuk tanpa permisi, membuat denji tercekat dan berjengit menahan sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
the art of loving [Yoshiden]
RastgeleVOTE KUDASAI, VOTE JUSEYO Denji mahasiswa semester 3 seni murni yg hobinya bolos kelas tapi tugasnya ga pernah telat. Denji suka kehidupannya yg santuy. Tapi akhir akhir ini ada yg ganggu hidup santuynya itu. Dialah Yoshida,pelaku perusak kedamaian...