Capek

411 42 30
                                    

Denji entah sudah berapa kali menghela napas kasar. Kantung mata yg menghitam menjadi penanda bahwa tubuhnya lelah.

Mengusap wajah kasar lalu menatap kembali kating gila, yg duduk di depannya. Dia menunduk, mangamati boxernya. Memilin jari jemari.

" Gue ga peduli beberapa hari ini Lo mabuk. Sampe bos gue laporin lo tiap hari. Sumpah gue ga peduli. Tapi kak, Lo ada masalah apa sih sama gue?" Denji ga tau harus nangis atau ketawa.

" Segitu maunya Lo sama gue?" Denji heran sendiri. Emang apa yg bisa dicinta dari dirinya?

Dia ngangguk," boleh ga sekarang gue yg bicara? Banyak banget pertanyaan yg berisik di kepala gue"

" Karepmu lah Cok" ucapnya pasrah. Ga ada ngegas2 nya. Kasian juga sebenernya liat yoshida begini.

" Kamu kemana Nji? Kenapa ngilang? Kabur sama yoru? Udah balikan sama dia?" Ucapnya beruntut dan menuntut.

Meskipun denji gak tau yoshida punya hak apa untuk mengetahui nya. Untuk menghindari sakit kepala,denji memilih bercerita.

" Gue balik ke Semarang. Adek gue meninggal. Dan kebetulan sore itu pas di kabarin masih sama Kak Yoru" jawabnya singkat namun penuh informasi.

" gue ga balikan sama dia. Dan bukan urusan Kakak juga misal emang balikan. Kata kak yoru kemarin, Lo itu cowonya Asa kan. Trus kenapa deketin gue kak?" Ucapnya agak marah.

" Ck. Engga. Lebih percaya cewe jelek itu daripada gue?" Ucapnya tak terima.

" Jelaslah. Orang kita saling kenal sejak SMA"

" Gue yg jalanin. Kenapa lebih percaya omongan orang lain? itu cuma rumor karena asa suka nempelin gue. Tapi gue ga ada perasaan buat dia. Gue maunya pacaran sama Lo doang denji" yoshida sangat berusaha agar denji tidak terbawa oleh gosip2 yg ada.

" Oh" Denji tidak tau harus merespon apa. Dia heran kenapa dirinya merasa lega, setelah mendengar kebenaran hubungan asa dan yoshida?

Yoshida tidak puas melihat respon barusan. Langsung saja ia mendekat dan memegang ke dua lengannya.

" Kamu masih marah? Kok gitu doang responnya? Aku minta maaf" Yoshida sedikit mendongak melihat denji, karena posisi denji duduk di atas kasur dan dia di lantai.

" Engga marah. Yaudah kan? Trus gue harus respon gimana kak? Lo juga ga ada salah kenapa harus minta maaf?"

" Tapi terakhir kali lo kesel sama gue Nji. Please kesempatan gue deketin lo masih ada kan?" Ini anjing basanya berubah ubah. Kadang kamu kadang Lo. Tidak punya prinsip.

" Gue tolak pun, Lo masih tetep ngejar kan? Jadi buat apa gue jawab. Mending lo sekarang pulang deh kak" ucap Denji sembari berdiri.

Yoshida mengikuti kemana sosok denji pergi. Mengamati denji yg sedang asik ngubek ubek lemari.

" Tapi janji jangan ngilang lagi? Ngabarin kalo mau kemana mana" kata yoshida mantap.

Denji cengengesan," dih bapak gue Lo?"

Setelah mendapat apa yg dia cari. Denji berbalik dan memberikan sarung ke yoshida.

" Pulang sana. Pake sarung gue dulu"

" Ehm..gue ga bisa cara make nya" jawab yoshida sambil garukin kepala. Nyengir pula.

Denji lelah, sungguh. Mau di pinjemin celana tapi ukurannya ga muat di kaki si jamet. Alhasil denji nyuruh yoshida berdiri.

" Yaudah buru berdiri. Gue pakein" ucapnya malas.

Yoshida mendengar itu langsung berdiri dengan semangat. Antusias di matanya keliatan jelas. Setelah tubuh yoshida masuk ke sarung.

Barulah denji sadar kalo dirinya ga bisa makein sarung ke orang lain. Jadi tuh harus dari POV denji. Yg bisa dibilang denji harus berada di belakang yoshida.

" Anjing posisinya...fuck lah" denji memutari tubuh yoshida dan siap buat makein. Pas baru aja dua tangan dia melebarkan dua ujung sarung.

Yoshida langsung melotot. Masalahnya tubuh denji itu saling menempel dengan punggungnya. Seluruh wajah yoshida merah. Terlalu excited sampai rasanya pening sekali.

Denji kemudian menekuk ujung sarung di tangan kiri ke tengah perut yoshida. Begitu pula bagian kanan. Dan menggulung atau melilit ujung2 sarung itu ke perut yoshida.

(Gini dah njeng kira kira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Gini dah njeng kira kira. Paham kan? Makein sarung tapi dari belakang)

Meski sepersekian detik saja. Adegan memeluk yoshida itu. Sukses membuat keduanya kikuk seketika. Denji yg mati2 an menahan gugupnya. Dan yoshida yg berusaha tidak membanting denji ke kasur di belakangnya.

Tidak ada yg sadar bahwa keduanya menahan napas. Tanpa sengaja yoshida melihat denji yg tingkahnya gelisah. Dan pipi hingga telinga, sama merahnya dengan dia. Salting brutal.

" U..udah sana pulang. Gue mau istirahat" denji segera mendorong keluar yoshida yg masih termenung.

Sampai pintu yoshida menahan diri," bentar bentar. Masih boleh deket kan?" Yoshida harus memastikan lagi.

" Terserah lo asal jangan aneh2 lagi. Udah kak gue capeekk. Sanaa pulaaaang!"

" Boleh cium dulu ga?"

" Anjing banyak mau!" Meski mengumpat, tepat jam 11.23 hari itu denji menarik kerah baju yoshida.

Cup.

Setelah itu pintu kos terdengar berdebam. Meninggalkan yoshida yg masih terpatung di depan pintu. Masih merespon apa yg barusan terjadi.

Wajah yoshida memerah dengan cepat. Menutupi nya dengan kedua tangan. Dan langsung berjongkok.

Suara jantungnya berdentum tak karuan. Mengalahkan suara nafasnya yg memburu. Detakan itu bahkan terdengar oleh telinganya sendiri.

" Bangsat! Gemes banget anjeng!!" Pekiknya kesenangan. Udah di mabok kepayang dia. Senyuman tolol tak bisa ia tahan.

Sembari mengelus pipi kanannya yg disentuh oleh bibir ranum milik si pirang. Hangat dan lembutnya sungguh masih terasa.

TBC.
Selasa,24 Oktober 2023
17.31

Ini dikit sih karena idenya cuma sampe sini. Masih betah nih kalian dengan ke alay an ini?

Btw adegan sarung tadi semoga tergambarkan muehehe.

the art of loving [Yoshiden]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang