"Denjiii,kaulah hidupkuuuuuuu
Aku cinta pada mu sampai mati
Denjiiiii
Belahlah dadaku
Agar kau tau, agar kau mengerti"
Nyanyian yoshida yg cukup lumayan, menggema di seluruh ruang musik. Membuat mahasiswa yg juga ada disana mengernyit keheranan. Sejak kapan liriknya ganti? Pikir mereka. Tapi memilih untuk mengabaikan pemuda yg kini sibuk memukuli drum. Orang posisi pegang gitar malah gebukin drum. Ancurlah suaranya.
Aki yg udah muak dari sejam lalu mendengar sahabatnya itu, melempar sepatunya dan tepat mengenai kepala yoshida.
" udah njing. Sumpek gue dengerin lo nyanyi diulang ulang. Samperin aja anaknya ngapa, daripada di sini ganggu kuping orang" dumelnya keluar karena udah ditahan dari tadi.
" bodo amat ah. Orang gue lagi pengen nyanyi"
" masalahnya lo berisik! Tuh anak2 ga bisa fokus latihan" cercanya.
" cih." Karena pundung tuh anak keluar ruangan.
Beberapa cewe menyapanya. Ada juga yg sengaja menggoda. Namun hanya di tanggapi sebisa yoshida.
Hingga matanya tak sengaja menemukan sosok yg selalu membuatnya uring2 an. Sedang bersenda gurau dengan anak anak teater.
Cantik sekali melihatnya bisa tertawa begitu lebar. Lagi asik menganggumi semestanya, bahunya tiba tiba oleng karena di senggol.
" Udah fix nih?"
Yoshida memutar bola mata jengah. Sukuna semakin memberinya tatapan menggoda. Alisnya naik turun. Mencoba mengulik sesuatu.
Rokok yg menyembul di saku celananya, yoshida ambil," korek"
" Anying. Bilang kek kalo mau minta. Asal nyomot aja. Nih"
Berakhirlah mereka duduk di rerumputan. Memandang kekasih hati mereka masing masing. Tak lelah melontarkan pujian dalam benak mereka.
Denji memang sering berkelana di berbagai jurusan. Maka dari itu, temannya tersebar di setiap sudut kampus.
Kini ia lagi ikut nimbrung anak teater yg lagi gladi resik. Pementasan teater kali ini bercerita tentang kisah cinta orang Netherland dan pribumi.
Seorang tentara yg bertugas menjajah negeri,bertemu dengan penari daerah yg diundang untuk menghibur orang2 penting Netherland.
" Lo perannya jadi apa,Mi? Tuan muda kah?" Denji bertanya dengan antusias, meski ia tau jawaban yg akan dilontarkan dari Megumi.
" Jadi kacung"
Mendengar peran yg ganjil itu, membuat raut denji mengkerut, " HAH? TUMBEN?! Masa iya secakep lo cuma jadi kacung? Kenapa ga protes"
" Selama ini peran gue enak mulu. Ga pernah dapet orang susah" jawab Megumi singkat namun menuai cibiran dari denji.
" Dihhh. Iye dah yg punya handsome privilege" dia kembali menyibukkan diri dengan membaca naskah milik Megumi.
Megumi yg sedang melamun dan tak sengaja mengamati sekitar. Melihat dua kating yg ia kenal mengawasi mereka. Satu yg berambut pink jamet tersenyum cerah, lalu mengedipkan sebelah mata.
Megumi segera mengalihkan pandangan, mengamati denji yg sibuk sendiri berakting.
" Oh iya. Lo beneran ketemu Yoru, Den?"
Mimik muka yg ia buat dramatis kemudian memudar, " hah? Lo tau dari siapa?"
" Kak yoshida"
" Hah? Dia datengin lo juga?" Ucapnya tak percaya.
Megumi mengangguk," dia kalang kabut nanyain posisi lo dimana, dan kemungkinan dimana aja tempat yg lo tuju"
" Lagian emang kalian berantem apa gimana? Atau ada hubungannya sama Yoru?" Megumi nanya2 gini soalnya mereka emang udah bestie sejak SMP. Jelas tau hubungan absurd antara Denji dan Yoru.
Denji menghela napas kasar. lantas menjelaskan apa yg terjadi di konser waktu itu, bahkan sampai insiden yoshida tantrum di bar jjk.
" HAHH ANJING. adek Lo meninggal kenapa diem aja kupret. Masih sahabat bukan sih" dia amat marah jelas. Hey, ini bukan kabar yg sepele untuk ia ketahui setelah seminggu lebih.
" Sorry Mi, gue kalut. Gue gatau harus apa. Kak Yoru pun gue suruh tutup mulut aja dan dia pergi setelah pemakaman selesai"
Megumi menyentuh bahu kecil denji untuk ia usap perlahan. Memberikan ketenangan. Lalu mulai berbicara dengan hati hati," Lo gapapa kan? Nyokap gimana?"
" Apasih yg Lo arepin. Di saat kita saling tatap muka pertama kali gue sampe. Dia langsung memaki gue, menyalahkan gue atas kematian anak emasnya" ujarnya lengkap dengan senyuman miris.
" Gue ga masalah Mi sebenarnya. Lo tau sendiri itu makanan sehari hari gue dulu. Tapi kenapa harus di depan mayat dia, kenapa harus di depan banyak orang?"
" Gue malu,Megumi" tekanan dalam setiap kata mengandung kesan lelah yg mendalam. Namun hebatnya selelah apapun denji, Megumi belum pernah melihat sahabatnya itu menangis.
" Udah udah ah melownya. Lo tau kan gue ga bakat menghibur orang. Enteng banget lagi deeptalk pas gladi resik" guraunya sembari merangkul bahu denji.
" Ya kan Lo yg mancing!" Oke berhasil, denji udah ngegas. Berarti aman.
Semua gelagat mereka berdua terekam jelas di mata para pawang. Berhasil menarik penasaran di kepala mereka, ketika melihat raut wajah Denji dan Megumi yg serius.
" Wehh kenapa tuh?" Sukuna mulai menelisik wajah kekasihnya.
" Kayaknya mulai serius obrolannya" komentar Yoshida ketika melihat Megumi menenangkan denji.
" Samperin cok samperin" ajak sukuna yg tiba tiba udah berdiri. Yoshida dengan sigap membuang putung rokoknya dan ikut bergegas.
Anak teater tiba tiba heboh melihat dua personil band kampus mendekat. Reflek Denji dan megumi ikutan menoleh.
" Hah muncul darimana anjing. Kek demit" umpatnya tak kuasa ingin melarikan diri.
" Udah dari tadi" jawab Megumi.
" Jancokk kenapa ga bilang,Su!"
Mereka pasrah dihampiri 2 kating yg sama gilanya itu. Sukuna dan Yoshida dengan tenang nimbrung di lingkaran mereka. Lebih ke mereka asal srobot masuk aja.
Alhasil tuh 2 kating sksd sama anak teater lainnya. Sebelum melancarkan aksi bucin mereka.
Naskah Megumi kini sudah berpindah tangan, sukuna yg ambil. Dia melotot seketika.
" Siapa yg bikin?" Suaranya terdengar mengintimidasi.
" Kenapa sih?" Megumi bingung sendiri.
" Siapa yg bikin ini? Berani beraninya ngasih kamu peran jadi kacung! Siapa yg bikin naskah busuk begini? Megumi ku, sayangku, jiwa ragaku yg cantik begini udah sepantasnya di sembah bak dewa, kenapa jadi gini. Aku ga rela sayang " Racau sukuna jengkel.
" Kak! Apa apaan sih?" Wajah Megumi sepenuhnya merah padam.
Denji yg melihat pertikaian ini jadi Dejavu. Apa emang circle yoshida tuh kadar gilanya udah another level ya? Tapi ga kebayang kalo aki punya kelakuan kek mereka.
Pelan tapi perlahan yoshida menggeser pantatnya buat duduk dempet sama denji. Jari kelingkingnya menyentuh jemari Denji dengan sengaja. Memberi kode bahwa ia ingin diperhatikan.
Denji memasang raut, " apa?"
Yoshida mendekatkan wajahnya agar suara serak itu bisa terdengar," mau pulang bareng ga? Janji, Mio hari ini ga ditinggal"
TBC.
281223
03.17Apa itu sakit? Gas aja Weh demi yoshiden aku rela update jam 3 dini hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
the art of loving [Yoshiden]
RandomVOTE KUDASAI, VOTE JUSEYO Denji mahasiswa semester 3 seni murni yg hobinya bolos kelas tapi tugasnya ga pernah telat. Denji suka kehidupannya yg santuy. Tapi akhir akhir ini ada yg ganggu hidup santuynya itu. Dialah Yoshida,pelaku perusak kedamaian...