Nathan
Eih emang gue salah ngomong ya sampai Nata tanpa basa-basi langsung nyeret gue buat keluar dari galeri?
Gue sih kesenengan ya digandeng sama Nata gini. Yah, dari pada dilempar pakai keranjang belanjaan kayak kemarin.
Gara-gara itu gue overthingking. Nggak bisa tidur selama beberapa hari. Bahkan tampil ngeband di panggung aja gue berasa kayak orang linglung.
Gatau sejak kapan Nata punya efek sebesar ini di dalam hidup gue.
"Ta.."
"Nata.."
Panggilan gue nggak digubris. Nata agaknya geram banget sama kelakuan gue barusan.
Nata marah. Tapi cuma diem aja. Itu dua kali lipat lebih nyeremin, jujur.
"Lo mau bawa gue kemana ta?"
"Bawa lo ke neraka," ceplos Nata. Reflek gue ngerem mendadak.
"Mulut lo ta, lama nggak gue cipok jadi makin pedes aja."
Nata ikutan berhenti. Dia natap gue tajam, nggak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Cuma tatapan, dan itu ngebuat seluruh tubuh gue merinding.
Gue salah bicara emang?
"Lo sadar nggak sih Nat apa yang lo lakuin barusan?"
"Ck sadar! Gangguin orang pacaran," jawab gue setengah ketus.
Nata pasti nggak tau. Hati gue sakit banget ngelihat dia tersenyum lebar dan haha hihi di depan cowok lain kayak gitu.
Kalau sama Hema bisa lah gue nahan karena gue tau Nata tuh bukan tipe Hema. Dan Hema juga bukan tipe Nata.
Yah walaupun rasanya gue juga bukan tipe cowok idaman Nata. Intinya Hema dan Nata nggak pernah akur.
"Lo kekanak-kanakan banget Nathan! Lo udah ganggu gue menikmati karya seni favorite gue!" Nata berucap dengan nada yang bener-bener nggak terima.
Beneran keganggu dia.
"Menikmati karya seni apa menikmati berdua-duaan sama si asdos kampret itu?"
Tunggu!
Sejak kapan gue bisa sewot kayak gini? Wow. Nathan. Wow. Give applause. Gue sepertinya over reaction.
"Lo cemburu!?"
Gue terkekeh, lalu berucap datar. "Mana mungkin. Gue cuma berusaha melindungi milik gue."
"Siapa yang jadi milik lo!?"
"Lo lah! Nata!"
Bugh!
"Akh!"
Barusan Nata nginjak kaki gue keras banget sampai gue meringis kesakitan. Gila ya, Nata akhir-akhir ini hobi banget pakai kekerasan ke gue.
"Cowok sinting, brengsek, nggak tau diri, bangsat, dan bajingan!! Setelah apa yang terjadi selama ini lo berani ngomong kaya gitu ke gue?" Nata mencak-mencak, dia ngacak rambut panjangnya frustasi.
Ngacak rambut aja hati gue ikut teracak-acak. Bentar, fokus Nathan! Barusan itu Nata ngumpatin lo dengan semua umpatan mengerikan yang ada di dunia ini.
Waras lo malah terpesona gitu?
"Gue benci sama lo Nat.. benci banget." suara Nata tegas tapi begitu lirih. "Memangnya lo siapa hah bebas mempermainkan perasaan gue?!"
"Ta.."
"Shut up Nat!" Nata nunjuk wajah gue dengan jari telunjuknya. Fine. Nata semarah itu ternyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Series 2; Salty and Sweet
Romance❝We fight, we fuck! But, what are we?❞ - by milkymiuw