Winata
Hari ini rencana kita semua pergi ke pantai. Om Dimas libur, kalau mamanya Nathan menyempatkan diri untuk gak bekerja. Gue terharu sih sama effort mama mertua.
Pagi-pagi dia dibantu dua pembantunya udah packing barang-barang. Soalnya gak cuma mau main ke pantai doang tapi juga nginep di resort dekat sana.
Walaupun hanya semalam. Tapi gue rasa itu cukup.
Om Dimas sama mama mertua duduk di depan sementara gue sama Nathan di belakang.
Gue mainin kancing kemeja Nathan sebagai hiburan. Sebenernya ini gue lagi jaga-jaga, mabuk apa enggak.
Kali aja. Masalahnya gue tipe yang gak gampang mabuk. Cuma di pesawat kemarin itu sih. Parah.
"Nat.." bisik gue.
"Iya sayang."
"Lo tau nggak di dalam baju gue ada apa?"
Gue masih ngobrol dengan suara yang pelan. Takut dari spion sana diliatin om Dimas sama mama.
"Ada baby dong. DoNat." Nathan ngusap-usap perut gue. "Bener kan sayang?"
"Salah! Gue pakai bikini Nat. Tinggal lepas dress aja nanti waktu di pantai."
"Uhuk!"
Nathan terbatuk, kaget. Dia keselek sama ludahnya sendiri.
"Kenapa Nathan?" tanya mama.
"Enggak ma."
Nathan nyugar rambutnya ke belakang. Dia gelengin kepalanya cepet-cepet. Gue mau ngakak. Nathan saltingnya lucuk.
Nathan pikir gue pasti bohong, kenyataanya enggak sama sekali. Gue pakai bikini juga setelah berunding sama mama. Kita couple-an. Cuma beda warna aja.
Kita udah sampai di resort. Mood banget lihat ekspresinya Nathan waktu gue buka dress di depan dia.
"Sexy banget Natakuu!"
Habis muji-muji gitu setelahnya muka Nathan langsung berubah cemberut.
"Kali ini aja ta. Cuma kali ini lo gue izinin mamerin tubuh sexy lo ke dunia. Besok lagi nggak boleh!"
"Hahaha!" gue terkekeh merdu.
"Gue nggak bercanda yang."
Gue naik ke pangkuan Nathan. Tubuhnya langsung menegang. Gue ngecupin dagu Nathan beberapa kali.
Nathan terbuai sama ciuman gue. Tanganya aja udah mainin karet bikini gue. Mampus kalau lepas.
Gue buru - buru turun dari pangkuannya. Menyengir lihat wajah Nathan yang lagi-lagi cemberut.
"Sayang, kuncirin rambut gue. Biar tambah sexy."
"Nata, nakal!"
Nathan nguncir rambut gue dengen perasaan jengkel. Dah tegang lah tuh.
"Berani godain suaminya. Nakal banget. Nanti malem gue habisin lo ta."
"Gatakut sih. Ayo keluar. Fotoin gue sebanyak yang lo mau Nat." Gue mengerlingkan mata.
Memang nakal sih. Gue.
•••
Gue ketawa aja sejak tadi mata Nathan nggak bisa lepas dari gue. Gue main sama mama. Nathan sama om Dimas ngobrol di bawah payung.
Gamau kena matahari kali mereka. Padahal cuacanya enak banget. Serius. Nggak dingin nggak panas juga.
Gue suka banget suasana pantai di Australia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Series 2; Salty and Sweet
Romantizm❝We fight, we fuck! But, what are we?❞ - by milkymiuw