Winata
"Ini bener anak lo Nat?"
"Ya iya lah! Emang lo pikir anak siapa? Orang mukanya mirip gue gitu."
"Nggak ada mirip-miripnya sama lo sih kalau kata gue," komentar Hema pedas. "Putih, cantik, manis ini kan Nata banget."
"Hahaha! Move on Hem!"
Barusan itu gue gak salah denger Hema memuji gue putih, cantik, dan manis?
Bukannya dia eneg ya lihat wajah gue?
Dasar!
Jendra, Hema, Reigan semua dateng ke sini. Mereka ngelihatin DoNat yang tertidur pulas di box bayi nggak jauh dari gue.
Habis gue lahiran, besoknya mereka pada dateng. Gantian sama keluarga besarnya Nathan.
Energi gue udah kekuras habis buat menyapa keluarganya Nathan yang terlalu excited mau lihat bayik.
Kakek sama neneknya Nathan apalagi. Mereka langsung ke sini begitu tau cicit perempuan yang ditunggu-tunggu akhirnya lahir.
"Jadi namanya siapa Nat? Ta?"
"Navara Dirgantara."
"Nggak jadi Nana?" tanya Jendra. Dia tahu Nathan nyimpem nama itu untuk dikasih ke bayi kita.
"Nathan kalah debat sama kakek neneknya." ucap gue.
Navara Dirgantara. Berarti baru, segar, modern, dan cantik.
Nama itu pemberian dari mereka. Katanya diambilkan dari bahasa Sanskerta dan Yunani.
Gue dan Nathan nggak tahu mereka udah nyiapin nama bayi untuk anak kita.
Gue sama Nathan juga punya. Satu nama, ya itu tadi Nana. Ngikut idenya Nathan yang bilang kalau Nana itu kependekan dari Nathan Nata.
Anak gue namanya berdasarkan voting. Banyak yang lebih suka Navara dibanding Nana. Yah, gue sama Nathan aja sampai dicecer gini.
"Kalian ini orang-orang seni masa namain anak gak ada aesthetic-aestheticnya!"
Udahlah kalau dibilang gitu gue dan Nathan cuma bisa nurut aja. Lagipula nama itu juga cantik. Navara.
Sama Nathan tetep dipanggil Nana. Bayangkan! Kalau sampai kedengeran ke telinga keluarga besarnya sana pasti Nathan diuyel-uyel juga alias kena omel.
"Gimana rasanya udah jadi bapak Nat?" tanya Reigan.
"Rasanya gak bisa didefinisikan dengan kata-kata Rei."
"Nat Nat.. jangan nangis."
"Gue nggak nangis ya!"
Mukanya Nathan emang masih keliatan sendunya sih. Kemarin ikut nangisin gue waktu lahiran.
Nathan mana mau nangis di hadapan banyak orang. Kalau nggak gue peluk air matanya Nathan keknya bakalan mampet di matanya. Gak mau keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Series 2; Salty and Sweet
Romance❝We fight, we fuck! But, what are we?❞ - by milkymiuw