Nathan
Hujan deras turun saat gue dan Nata baru saja selesai makan malam. Gue lihat Nata bergegas bantu bibi untuk beresin meja makan.
Bibi udah ngelarang tapi Nata yang maksa. Pada akhrnya gue cuma bisa duduk dan melihat dua wanita itu sedang berkutat di wastafel cuci piring.
Samar-samar gue denger percakapan mereka.
"Bibi habis ini mau ngapain? Mau ikut nonton film nggak?"
"Non Nata mau nonton film sama den Nathan?"
"Iya, di ruang tamu situ. Hujan-hujan gini mending ikut nonton film bareng nggak sih bi?"
"Emang boleh ya non?"
"Siapa yang nggak ngebolehin?" gue lihat Nata berbalik, dia natap gue dengan senyuman manisnya.
Ah, dasar cewek licik!
Nata tau banget film apa yang mau kita tonton. Dia bener-bener tau cara menghindari kesesatan. Pupus harapan gue untuk nonton film romance plus-plus bareng dia.
Dan inilah yang terjadi. Rencana awal yang gue susun seketika jadi kacau. Kita bertiga duduk di sofa ruang keluarga, menonton film pilihan Nata setelah bertanya referensi film yang bibi suka.
Film netflix yang menceritakan tentang perjuangan hidup dua orang yang terdampar di kutub. Against the Ice.
Tentu saja Nata juga ikut menikmati film ini, sementara gue enggak. Cuma Nata dan bibi yang asik nonton. Dan yang gue lakuin dari tadi cuma menyendokan potongan buah ke dalam mulut.
Bibi tadinya mau duduk di lantai tapi sama gue nggak gue bolehin. Sebelum duduk di sofa bibi menyiapkan cemilan dan membawa selimut tebal buat kita.
Gue selalu punya cara tersendiri untuk bersenang-senang. Jadi gue ngucapin terimakasih banyak sama bibi yang udah bawa selimut buat kita.
"Yaampun non.. itu mereka lontang-lantung di kutub sampai ratusan hari gitu. Kok bisa ya.."
"Gatau bi, kalau Nata udah pasti nyerah duluan karena nggak tahan dingin."
"Sama banget non."
"Ta.." gue berbisik di telinganya.
Nata cuma berdehem sementara tatapan matanya masih terarah ke layar televisi besar.
"Lo sengaja ngacuhin gue ta?" hidung gue bergesekan dengan telinga Nata. Sengaja dari tadi gue curi-curi kesempatan.
Cewek itu menggeser tubuhnya menjauh dari gue. Dia mendekat ke arah bibi. Wanita itu sama fokusnya seperti Nata.
Sialan Nata!
Bukan gue namanya kalau nyerah gitu aja. Gue tersenyum miring, mari kita lihat sampai kapan Nata bisa menghindar dari gue.
Gue menggeser tubuh gue lebih dekat ke Nata. Benerin selimut yang melorot ke bawah. Tangan gue menyelinap ke dalamnya, ngusap-usap perut datar Nata dari balik bajunya.
Gue lihat dahi Nata berkerut, dia natap gue penuh tanya.
"Syut," gue mengkode dengan jari telunjuk di bibir, sembari mengendikan dagu ke arah bibi.
Nata masih kesulitan mencerna apa maksud gue. Dia nggak akan tahu sebelum gue mulai.
Gue bawa tangan gue ke dalam kaus Nata. Jari nakal gue mulai menelusup lebih dalam. Ke dalam celana Nata, jari gue bergesekan dengan kulit perutnya. Nata langsung berjengit, punggungnya menghantam sandaran sofa. Dia kaget.
"Nathan.." lirihnya nyaris tanpa suara.
"Hukuman lo karena ngacuhin gue," bisik gue. "Terima aja ya sayang..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Series 2; Salty and Sweet
Romantik❝We fight, we fuck! But, what are we?❞ - by milkymiuw