Chapter 2
"Darling..." Dennis berbisik ditelingaku pelan - sekaligus menenangkan.
Tapi aku masih mau tidur. Aku merasa badanku diangkat. Aku membuka mataku sedikit. Sudah sampai di alaska ternyata!
***********
Aku berjalan sempoyongan saat mau pergi kekamarku. Dennis yang berusaha menghindari resiko langsung mengangkatku ke kamar.
Entah kenapa tapi sekarang aku mengantuk sekali.
***********
Aku terbangun karena Dennis terus terusan mencium bibirku. Aku melihatnya. Dennis tersenyum lalu kembali mencium dahiku.
"Kenapa?"tanyaku.
Dennis duduk di kepala kasur. Aku duduk disampingnya.
"Bukan apa apa."jawabnya seolah menyembunyikan sesuatu. Dennis menyalakan tv dan tidak melihatku.
"Bilang lah..." aku merayunya. Aku memegang tangannya.
Dennis tertawa. "Kau jangan marah!"ucap Dennis sambil memangkuku. Dan memeluk pingangku erat.
"Yap."jawabku.
"Janji?"
"Janji!"
"Winter pergi ke rumah pohon bersama Henry." Dennis mengeratkan pelukannya.
"Apa?"tanyaku.
"Tenang." Dennis menahanku seolah tau aku akan memanggil Winter masuk kerumah.
Aku entah kenapa selalu marah setiap kali Winter bersama Henry. Bukan karena aku tidak suka Henry. Tapi karena... Entah kenapa...
Aku hanya selalu paranoid. Itu yang dikatakan Dennis.
"Kau tidur saja lagi."ucap Dennis sambil memeluk aku yang dipangku.
"Aku tidak mengantuk, Hubby."bantahku.
"Tidur aja, Wifey..." Dennis mengelus rambutku.
"Kalau ada Winter panggil kesini, ya?"suruhku.
"Iyaa..."jawab Dennis. "Tidur sudah..."lanjut Dennis.
Aku menutup mataku dan tidur kembali. Berusaha tidur.
#ToBeCountinued
Date : Jumad, 15 Mei 2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Wine Part 2 (SOHL #3)
Roman d'amourHAPPILY EVER AFTER Hal yang kuinginkan selama ini.