Chapter 9

17 1 0
                                        

Chapter 9

Kami mendengarkan Carry bernyanyi. Memang benar suaranya tidak begitu bagus. Tapi lagu pilihan Lily-lah yang benar.

Gadis satu itu tau caranya membuat seseorang menjadi bintang. Impiannya? Agen perfilm-an. Dia mungkin sedikit mirip Lily Collins dan terkadang Saoirse Ronan. Tapi siapa yang tau tentang itu? Dia cuma seorang gadis yang mengikuti Danny setelah Danny memberinya uang 12 dolar untuk membeli sandwitch. Mungkin dia bisa jadi aktris atau penulis naskah. Tapi dia tidak mau.

"Hey, Wint!"aku duduk disebelah Winter. Henry sudah duduk bersama Camaie melihat video yang direkamnya.

"Melamun lagi!!!"aku menarik pelan rambut pirang Winter.

"Awh..." Winter mengaduh.

"Sakit?"tanya Dennis yang datang dan duduk disebelahku.

"Itu tidak akan sebanding dengan yang akan kaurasakan nanti."gumamku.

"Apa?"tanya Winter bingung.

"Uhm... Cuma pemgingat untuk sesuatu setelah pernikahanmu. Karena kulihat itu belum terjadi." Aku menjawab pelan.

Henry kembali duduk disamping Winter. "Kau harus menontonnya."ucap Henry.

"Apa?" Winter bingung. "Menonton apa???"

"Video Bree dan Danny."bisik Henry.

Bree & Danny? Itu keren!!!, pikirku.

"Apa?" Bree menyahuti Henry.

"Apa?" Henry bingung.

"Kau tau itu dari mana?"tanya Bree dengan penuh amarah.

"Camaie."

Bree menghampiri Camaie yang sedang memperlihatkan sesuatu pada Geggie. Bree merampas handycam Camaie dari tangannya dan melihat rekaman apa yang ada di handycam Camaie.

Saat melihatnya Bree terlihat tenang. Raut wajahnya seolah berkata, "Baguslah, tidak ada yang tau."

Tapi sebenarnya apa yang terjadi pada Bree dan Danny divideo?

Camaie mengambil handycamnya dengan kasar dari tangan Bree. Bree melepasnya dengan rela. Camaie mengeluarkan sebuah kaset video dari saku celananya.

"Mencari ini Mrs. Greyson?"tanya Camaie sambil memperlihatkan kaset itu.

Bree kembali marah. Entah karena panggilan Mrs. Greyson dan berusaha mengambil kaset itu dari Camaie.

Geggie yang duduk di sebelah Mundane terlihat bingung. Mundane memegang pundak Geggie. Berusaha menenangkan suaminya. Geggie melihat Danny yang menunduk takut.

"Kalian melakukannya?"tanya Geggie yang membuat Bree duduk di lantai. Luke mengambil kaset yang dibawa Camaie.

"Ya."jawab Bree.

"Kenapa?"tanya Geggie lagi.

"Aku hanya iri." Bree lagi lagi menjawab.

"Iri apanya?"tanyaku.

"Kau menikah muda. Begitu pula adikmu. Apa aku tidak bisa?" Bree menantang.

"Jadi apa maumu?"tanya Clay.

"Menikah."ucap Bree pelan, walau lebih terdengar seperti bisikan.

"Bagaimana jumad depan semua yang mau menikah. Menikahlah saja. Lagipula kalian tidak akan pergi dari rumah ini!" Luke menegaskan.

"Well, baiklah aku menikah juga." Zack menarik Anna.

"So too i." Cole ikut ikutan.

Luke melihat kearah Camaie yang kecewa. "Kau, Cam?"tanya Luke.

Camaie melihat kami semua. "Gwen punya orang tua, Luke."jawab Camaie sambil pura pura memperhatikan Handycam-nya.

"Orang tua tunggal."ucap Alba sambil duduk di tempatnya dan merapikan rambutnya.

"Apa?"tanya Alizzi kaget.

Terakhir kali aku melihat Gwen adalah di acara pernikahanku. Itupun dia datang terlambat.

"Orang tuanya bercerai. Ibunya ketahuan menjual narkoba dan dipenjara. Jadi sekarang dia tinggal dengan Dominic." Alma menjelaskan dan kegiatannya sama seperti Alba. Mereka berdua terlihat seperti satu orang yang sama.

"Really?"tanya Camaie cemas, diwajahnya. Tapi dari matanya dia tertawa.

Ibu Gwen memang wanita yang bisa dibilang... Gila. Itu kataku pada Winter.

"Yap."jawab Alba dan Alma bersamaan.

"Yey.... Yes. YES YES..." Camaie berloncatan karena senang.

"Cameron. Gwanne. CG. Cawanne." Aku menyatukan nama Camaie dan Gwen.

"Itu nama yang bagus."puji Winter.

"Pasti. Made Of Madeline."jawab Dennis.

"Bagaimana dengan Alba, Alma, dan Lilay?" Camaie berhenti berloncatan.

Tidak kusangka si bocah thiefer masih memikirkan yang lain.

"Aku mungkin akan melihat yang mana Dom itu."jawab Alba.

"Hey... Aku akan dengannya." Alma menyahut pada kembarannya.

"Shut up!!!" Lily lagi lagi menengahi pertengkaran. "Berapa umur Dom?"tanya Lily pada Camaie.

"Sekitar 17 atau 18. Aku juga lupa."jawab Camaie.

Lily tersenyum jahil pada Alba dan Alma. "Umurku 14 bulan depan. Sedangkan kalian sudah hampir 25. Dan karena kalian lebih tua dari Dom. Aku yang akan bersamanya."

"Ya... Jika dia suka padamu." Ejek Alma.

"Pasti."jawab Lily. "Lagi pula dia sudah menjadi pacarku 4 bulan yang lalu."gumam Lily.

"Apa?"

#ToBeCountinued
Date : 1 Juni 2015

Wine Part 2 (SOHL #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang