Chapter 5

47 4 0
                                    

Chapter 5

"Kau tidak menyesal, Wine?"tanya Clay.

"Ya. Aku tau dia memang menginginkannya."jawabku.

"Baik. Besok yang belum lulus sekolah ujian di sekolah Al's." Luke mengusulkan.

"Akan kuurus."jawab Alizzi.

"Kau bisa kembali pada Suamimu sekarang."lanjut Clay.

Aku segera berjalan keluar dari rumah utama. Dimana Dennis menungguku diluar. "Bagaimana?"tanya Dennis sambil memelukku.

"Ya."jawabku. Dennis mencium bibirku. "Kenapa kau yang senang, Winter yang menikah bukan kau?"tanyaku pada Dennis.

"Aku senang. Itu artinya kau tidak akan paranoid lagi."jawab Dennis sambil memeluk pinggangku dan mengantarku berjalan ke kamar.

****************

KEESOKAN HARINYA

Winter sedang mengerjakan soal ujiannya. Dia sepertinya gelisah. Dia terus melihat Henry yang dengan konsen mengerjakan soal.

*******

"Tenang pasti kita lulus!!!"ucap Lily pada Winter.

Kami sedang menunggu hasil ujian diruangan tunggu. Memang ujian nasional seharusnya 1 bulan yang lalu. Tapi karena aku meminta pada Luke dia selalu mengabulkannya.

Entah apa yang dikerjakan atau dilakukannya agar dapat membuat semua ini.

"Tenang saja, Aurora." Zack ikut ikutan memberi Winter semangat.

Alba dan Alma keluar dari ruangan kepala sekolah. "Kami lulus."ucap mereka bersamaan.

Mereka sudah ulangan 1 bulan yang lalu. Itu karena mereka sekolah sekuler. Bukan home schooler.

"Ya. Bagaimana dengan kami?"ucap Winter putus asa.

"Tenang, Rora. Kau pasti lulus."jawabku sambil keluar dari lorong.

Semua menunggu. Entah berapa lama lagi. Sudah hampir 3 jam aku menunggu disini.

Tak lama kemudian keluarlah guru itu. Mr McDonald. Itulah panggilan untuknya.

"Kalian lulus."ucapnya sambil memberikan hasil ulangan dan surat surat lainnya.

Aku melihat hasil ulangan Winter. Nilainya mencukupi dan dia lulus.

***************

"Jangan senyum senyum terus... Nanti dikira Henry gila!!!"ledek Mundane sambil mencuci piring yang ada di tangannya.

"Aku akan tetap menyukainya walau dia senyum karena mengingat perbuatanku, Dane!"jawab Henry yang mengambil minum dari kulkas.

Kami baru saja makan malam dirumah utama. Mengingat tadi kami sarapan dan makan siang di restoran. Jadinya berbeda semuanya.

Setelah membantu Mundane mencuci piring kami semua naik ke lantai 2 seperti biasa. Rumah ini selalu sama. Aku duduk di sofa bersama Dennis. Aku melihat Winter yang terus melihat bibir Henry. Mereka berbincang sebentar. Lalu, Henry menarik Winter ke sisi balkon lain dimana aku tidak pernah ada disana.

"Cali?"panggil Dennis pada seorang perempuan yang rambut pirangnya dipotong sebahu itu.

"Bagaimana kau kesini?"tanyaku pada Cali.

"Temanku Carry dapat tiket pesawat ke Alaska. Dan dia mengajak aku dan Carmie."jawab Cali.

"Carry?"tanyaku.

"Ya. Dia masih di toko bersama Carmie."jawab Cali santai. "Dan apa boleh kami tinggal disini sampai... Kami dapat hotel?"tanya Cali sambil menunduk.

"Silahkan saja."jawab Luke. "Kau bisa pakai kamar dibawah."

"Dimana Winter?"tanya Cali lagi sambil melihat kesekeliling ruangan.

"Disana."jawabku sambil menunjuk balkon.

Cali berjalan kesana. Entah apa yang dilakukan Winter dan Henry disana.

"Hey... Wiskey! Lihat yang dilakukannya disini."ucap Cali dari balkon

Aku dan Dennis berjalan ke balkon.
Si pirang menunjukkan apa yang ada di IPhone-nya. "Wow... Kalian sudah berani ternyata!!!"ucapku sinis.

"Kami kan sudah lulus."jawab Winter.

"SD. Belum SMP."balasku. "Apa kalian tidak bisa bersabar? 6 atau 3 bulan lagi? Aku berusaha yang terbaik untuk kalian."

"Kau menyuruh kami menunggu. Tapi kau sendiri menikah saat seumuran kami. Apa kau tidak mabuk?"tanya Henry sedikit jengkel.

"Aku tidak mabuk, Harley."jawab Kakakku dengab sedikit sinis. "Aku menikah. Karena aku sudah buat kesalahan. Bukan berarti aku menyesal! Aku nggak mau Madilene hamil cuma gara gara dia mau cepat nikah. Dan aku menikah karena aku sudah yakin. Aku sudah pernah alami semua hal buruk yang tidak pernah kau hadapi."aku menjelaskan

"Ya? Membunuh pembunuh?" Ejek Henry.

Ada apa dengan mu Henry? Kenapa bocah ini begini.

"Itu yang kau pikir?"tanyaku. "Baik. Maka aku pembunuh." Aku berlari pergi terserah kemana. Aku tidak peduli lagi.

#ToBeCountinued
Date : Senin, 1 Juni 2015

Wine Part 2 (SOHL #3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang