Chapter 23
[WINTER]
"Ini bukan akhirmu."
Madeline. Kakakku dia datang tepat waktu.Dan dibelakangnya ada yang lain. Juga beberapa opsir polisi.
"Sister?"
"Ini bukan akhirmu."ucapnya.
Apa dia tau pikiranku?
Aku tidak mengucapkannya.Kakakku melihat pisau di leherku dan siapa yang memegangnya. Cali dan teman pirangnya akan lari. Tapi dia ditangkap oleh Zack, Cole, Camaie, dan Danny.
"Apa belum cukup denganku?"tanya kakakku sambil menurunkan tangannya.
Aku baru menyadari dia memegang pistol. "Kau akan membunuhku?"tanya Killian.
"Dan memastikan kau benar benar mati."jelas kakakku sambil menodong Killian.
Killian berjalan menjauhiku. Lalu mendorong kursiku hingga aku terjatuh. Kakakku baru mau berlari tapi Killian menembak lantai sekitar kakinya.
"Kau mau jadi pahlawan?"tanya Killian.
"I'm not a hero."jawab kakakku. "I'm a Madilene Hatty Chaseson's sister. And i will be anything doing anything. To keep her safe."jelasnya. Matanya mulai berair, dia menangis. "Walau artinya aku adalah pembunuh."
Killian menodongkan senjatanya. Dan para opsir polisi itu ikut menodong Killian. Killian hanya mengeluarkan ekspresi 'tembak saja aku! Kalau bisa!'.
"Tangkap perempuan perempuan pirang itu. Tapi yang pirang satu ini urusanku."ucap Kakakku.
"Pirang?"
Kakakku menarik pelatuk pistol itu tiba tiba dan Killian juga melakukannya. Killian terjatuh. Jelas. Pelurunya mendarat tepat di kepala.
Kakakku terjatuh ke lantai. Henry menghampiriku dan membuka ikatan di tanganku. "I love you, Henry. Thanks."ucapku pada Henry. Henry tersenyum. Aku menghampiri kakakku.
Dia tersenyum senang. Dia melihat The Blonde C yang dibawa keluar dari ruangan. Dennis menghampiri kakakku.
Aku memegang lengannya. "Ugh.."ucapnya seperti kesakitan.
Aku melihat mulut kakakku yang sedikit mengeluarkan darah.
"Kau tertembak?"tanyaku terkejut sambil melihat perutnya yang tertembak. Dan darah keluar makin banyak dari mulutnya.
"Lohan?"panggilku panik.
Kakakku makin terbatuk dan mengeluarkan lebih banyak darah. Sementara yang lain menghampiri kakakku. Mundane segera menelpon ambulance. Lohan mengecek keadaan kakakku. Tapi saat melihatku dia seperti mengatakan 'dia sekarat' dalam diamnya.
Aku memeluk kakakku. "I'm sorry."ucapku sambil menangis. "Sister."
"I'm okay, Aurora."
"I sure you do, Maleficent."
Kakakku kembali terbatuk. Dennis mengangkatnya keluar dari tempat ini. Sudah ada ambulance disana. Kakakku terus mengeluarkan darah dari batuknya maupun dari bekas luka tembaknya.
Aku ikut pergi kerumah sakit naik ambulance bersama Dennis dan Alizzi. Alizzi menenangkanku. Sedangkan Dennis memegang tangan kakakku sambil menahan tangisnya.
Kakakku dibius selama di ambulance. Lalu dibawa ke UGD saat di rumah sakit. Aku menangis histeris sewaktu dia dibawa kesana. Dennis yang menenangkanku.
Entah apa yang terjadi selanjutnya tapi aku tertidur. Sambil berharap kakakku sembuh.
#ToBeCountinued
Date : Senin, 1 Juni 2015

KAMU SEDANG MEMBACA
Wine Part 2 (SOHL #3)
RomanceHAPPILY EVER AFTER Hal yang kuinginkan selama ini.