Chapter 6
Aku berlari kekamarku. Aku benar benar tidak percaya dengan apa yang dikatakan Henry itu.
Aku pembunuh yang membunuh?
Dia pikir aku mau membunuh orang seperti itu?
Aku berbaring di kasur besarku. Pintu kamar terbuka. Kuharap itu Dennis.
"Maafkan Henry, Kak!"ucapnya.
Si Aurora. "Aurora."jawabku.
"Bisa?"tanya Winter.
"Apa?"aku balas bertanya.
"Bisa maafkan Henry?"tanya Winter memelas.
"Bisa."jawabku.
"Lalu?"
"Lalu apa?"
"Bilang padaku kau maafkan dia."
"Aku memaafkan Hendrickson Howard Harley."ucapku tanpa menengok Winter. Malas rasanya mengucapkan itu.
"Dengan melihatku."
"Aku memaafkan Hendrickson Howard Harley jauh dari hatiku yang dalam."ulangku sambil melihat Winter.
"Seperti itu. Thanks!!!"jawab Winter sambil keluar dari kamarku.
Dennis masuk ke kamar dan mengunci pintunya. Selalu begitu.
"Aku tidak tau apa. Tapi sejak kedatangan Cali kesini aku tidak tenang."ucapku pada Dennis sambil berbaring dikasur super king size ini.
"Ya? Kita harus selidiki itu."jawab Dennis berusaha membuatku tertawa.
"Jangan bercanda Dennis. Aku tidak suka itu."ucapku.
"Iya." Dennis memelukku.
Entah ada apa dengan Henry tapi kuharap dia berubah kembali menjadi dirinya sendiri.
********
HENRY
Setelah mendapat banyak pandangan tidak enak dari orang orang diruangan itu. Aku pergi!
Entah kenapa Maleficent menjengkelkan sekali saat ini?
Aku berlari ke kamarku. Aku sempat bertemu dengan Dennis di pintu kamar tapi aku diam dan masuk lalu mengunci pintu kamarku.
Tok! Tok!
"Siapa?"
"Aku."jawabnya.
Winter. Aku membuka pintuku. Winter segera masuk ke dalam tanpa kupersilahkan.
"Kau sedang tidak mau diganggu?"tanya Winter.
"Tidak. Hanya bersalah saja karena bilang itu sama Maleficent."jawabku.
Winter memelukku. "Dia memaafkanmu. Tulus!!!"ucap Winter sambil menoleh ke atas.
Dia melihat bibirku lagi. Astaga! Memang ketagihan dia.
"Mau lagi?"tanyaku.
"Kalau boleh." Winter menunduk.
"Pasti boleh."jawabku sambil menggendong Winter ke kasur.
Aku bukan mau menindihnya dan melakukan itu aku hanya mendudukkannya di pinggir kasur dan menciumnya. Dia membalasku.
Ceklek...
Entah keberapa kalinya kami dipergoki. Tapi kali ini oleh kakaknya Winter, Maleficent.
"Owh..."
Aku segera melepaskan ciumanku. Aku seharusnya mengunci kamarku.
"Sorry!!!" Winter memelas pada kakaknya.
"Tidak apa apa."jawab kakakku pada Winter sambil duduk di kursi meja belajarku.
Aku segera duduk disebelah Winter.
"Aku bicara pada Luke tadi. Dia bilang kalian bisa menikah seminggu lagi."ucap Maleficent mengagetkanku.
"Really?"tanyaku.
"Kau tidak mau menikahinya?"tanya Maleficent.
"Bukan begitu. Kenapa kau membiarkan kami menikah? Kau tidak setuju, kan?"aku tanya balik.
"Sekarang boleh. Setelah aku liat Winter ketagihan."jawab Maleficent mengejek adiknya sendiri.
"Dia memang ketagihan sekali."balasku.
Winter menunduk. "Jangan malu. Memang itu kan kenyataannya."ucap seorang perempuan pirang se-pirang Winter hanya saja rambut-nya agak terlalu terang - kelewat pirang.
"Siapa kau?"tanyaku.
"Aku Cali. Adiknya Dennis."jawab perempuan itu.
#ToBeCountinued
Date : Senin, 1 Juni 2015
![](https://img.wattpad.com/cover/41052687-288-k171257.jpg)