Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah pembelajaran, saatnya semua kembali dengan pelatihan militer. Mereka berlari dan melakukan kegiatan fisik yang lainnya. Mulai dari berlari, tiarap, berjalan diatas ban dan memukulinya menggunakan senapan.
"Semua kadet, Ambil posisi tembak serbu."
"Ya pak!"
"Posisi tiarap sebagian. Satu!"
"Satu!" Ucap mereka sambil bertiarap.
"Dua!"
"Dua." Kali ini mereka semua berdiri dan begitu lah seterusnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"*Eomma, Ini sangat sulit. Senapan itu sangat berat dan kami di paksa mengangkatnya menggunakan satu tangan. Tapi sejauh ini sesak ku tidak kambuh, Bukankah itu kabar gembira? Tapi aku ingin pulang..."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kali ini Mereka berlatih menembak Nayoung sesudah tiarap dengan senapan di tangannya.
"Semua kadet, fokus dan jaga batu tetap di atas saat menarik pelatuk. Lemaskan tubuh kalian, Tahan nafas, Fokus."
"Aish, hei batu! tetaplah di atas, jangan jatuh!Aish shibal." ujar Nayoung sambil memandangi batunya dengan kesal.
"Batu itu tidak akan bisa menjawab, Lebih baik kembali lah berlatih. Komandan pleton melihat kita, ayo." Ujar Bora yang sebagai partner Nayoung.
