° 18 °

1.7K 220 2
                                    

"Terlepas dari perkataan Komandan peleton, beberapa dari kalian pasti ingin pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terlepas dari perkataan Komandan peleton, beberapa dari kalian pasti ingin pulang. kurasa kita semua harus pergi bersama, atau tinggal bersama. Kurasa tidak akan ada hasilnya jika kita tidak sepakat." Ujar Youngshin sambil menatap satu kelas.

"Kalian semua melihatnya, komandan peleton benar jika kita keluar seperti ini, bisa aja kita menjadi mangsa bola. Lebih baik aku tetap disini daripada mati mengenaskan di luar." Ucap Soocheol.

"Sial, apa bedanya jika kita tetap disini? Ayo pergi saja!" ucap Heerak.

"Bukan kah ini terjadi karena mu?" ucap Nayoung dengan datar.

"*Mwo?" Tanya Heerak, Nayoung mengangkat wajahnya dan menatap Heerak dengan berani.

"Kalau saja kau tidak ke torseba, Park-ssaem tidak akan mencari mu. Park-ssaem dan Yoojung tidak akan berada di sana!" ujar Nayoung sambil berdiri.

"Sial! Kau menyalahkanku brengsek?!" Tanya Heerak sambil mendatangi Nayoung dengan kesal.

"Itu lah kenyataannya, Mau apa kau Sialan? Berhentilah lari dari kenyataan! Karena kau! Park-ssaem terbunuh!" ujar Nayoung tak kalah berani. Bora mencekal tangan Nayoung.

"YA!!" Teriak Heerak.

"Apa ini saatnya bertengkar?!" Tanya Yoojung berusaha menengahi.

"Lalu apa? Apa saran mu? Kau ingin aku melakukan apa?!" tanya Heerak mendekat ke arah Yoojung, Nayoung melepas tangan Bora dan menghalangi Yoojung dari Heerak, mereka berdua saling menatap satu sama lain dengan penuh amarah.

"Benar, Itu salah kami." Ucap Taeman menatap Nayoung sambil menahan Heerak.

"Heerak, ini salah kita benar bukan?" Tanya Taeman.

"Lepaskan, sialan." Ujar Heerak sambil menepis tangan Taeman.

Taeman menoleh dan menatap ke arah Nayoung dan Yoojung yang menatapnya dengan tajam.

"Teman teman, Maafkan aku." Ucapnya sambil menunduk.

"Jadi maksud mu, lebih baik tetap disini bersama?" Tanya Hana

"Jangan terlalu ekstrem. Mari kita dengar pendapat semua orang." saran Yoojung

"Dengar pendapat semua orang? untuk apa? ambil suara saja, entah pergi atau tinggal." ucap Heerak, Yoojung menoleh ke arah satu kelas lalu ke arah Nayoung yang menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, mari putuskan dengan mengangkat tangan. Siapa yang merasa kita harus pulang?" Hampir seluruh kelas mengangkat tangannya termasuk Nayoung, kecuali Youngsoo dan kimchi.

"Sialan, Kalian tidak mengangkat tangan?" Tanya Ilha sambil berteriak, kimchi dengan ragu ragu akhirnya mengangkat tangannya. Ilha menatap ke arah Youngsoo yang tidak mengangkat tangannya.

Ilha berdiri, berjalan ke arah Youngsoo lalu memukul kepala Youngsoo hingga terbentur mejanya. Ilha pun menarik rambut Youngsoo hingga dia mengangkat kepalanya.

"Ya! Kwon ilha." Peringat Yoojung yang ilha hiraukan, Yoojung menatap ke arah Nayoung, namun Nayoung menggeleng.

"Aku tidak akan mengehentikannya. *Mianhae banjang." Ujar Nayoung

"Dasar bajingan egois. Ya! angkat tangan mu, Kubilang angkat tangan mu!" teriak Ilha sambil terus menarik rambut Youngsoo.

"Kwon Ilha, hentikan!" Teriak Yoojung

"Apa katamu?"

"Semua orang punya pendapat dan alasan sendiri." jawab Yoojung

"Alasan apa? point ekstra? Bahkan wali kelasku dan teman sekelas mu mati, Kau senang selama kau mendapatkan poin ekstra untuk CSAT?" Tanya Ilha.

"Ilha, cukup." Ujar Nayoung yang di hiraukan Ilha.

"Lalu bagaimana denganmu? kenapa kau diam saja padahal tau soal young hoon? Jika kamu memberitahu kami keadaan akan berubah."

"Dia dikucilkan, dan kita tidak pernah memedulikannya. Atau kau pernah peduli? Kau pasti bahagia peringkat mu akan naik begitu dia tiada." Tanpa di duga Yoojung langsung menampar Ilha.

"Sial!" ucap Ilha yang langsung mengepalkan tangannya hendak memukul Yoojung.

"Kwon Ilha!" Teriak Nayoung yang langsung menarik Yoojung. Beruntungnya tangan ilha ditahan oleh Jangsoo meskipun Ilha memberontak.

"Kita disini untuk berdiskusi bukan bertengkar." Ujar Jangsoo, Ilha melepaskan tangannya secara kasar, Menatap Nayoung singkat lalu menatap Yoojung.

"Jadi apa ide brilian mu? Haruskah kita semua mati disini? Sialan!" Ucap Ilha lalu pergi ke bangkunya .

"kita bukan tentara sungguhan, benar? Aku akan pulang, Jika kalian tinggal, tinggallah sesuka kalian." Ujar Heerak

"Itu sebabnya kita harus membahasnya dan mencapai kesepakatan." Ujar Youngshin

"Aku tidak tahu dengan yang lain, aku hanya tidak tahan dengannya. Usir dia." Ucap Bora sambil memandang Aesol membuat semuanya menoleh.

"kenapa kau menyalahkan Aesol?" Tanya Nara .

"kita tidak akan mati akibat bolanya, kita akan mati karena dia. Itu sebabnya kita harus mengusirnya." Ujar Bora

"kita harus bersatu, kenapa kau terus berusaha bertengkar?" Tanya Nara

"Kalian semua melihatnya, setelah semua yang kita lalui, tidak ada yang bertanya. Apakah kita baik baik saja, dan betapa sulitnya ini. Apa ada yang menanyakan ini?" Tanya Soyoon

"Kita selalu seperti itu!" Lanjutnya.

"dalam hal CSAT, kita tidak bisa mengatakan apapun." Gumam Deokjung

"benar, mereka tau CSAT adalah kelemahan kita." Lalu soyeon berdiri.

"benar, Mari berhenti tertipu oleh ucapan orang dewasa." Ujarnya

" Ujarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

╔.★. .════════════════════╗
*Mwo? : apa?
*Mianhae banjang: maafkan aku ketua kelas (informal)
╚════════════════════. .★.╝

╝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Duty After School x Oc Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang