BAB 68

44 3 0
                                    

Vivi mendekat dan melihat keluar jendela.

"Hm? Varo?!!" Teriak Vivi.

Shpp! Varo melompat sangat tinggi dan masuk ke dalam kamar Vivi, tentu saja Vivi dan Monica sangat kaget.

"Sayang? Kamu masih hidup?! Dan... Yang barusan tadi itu-" Varo menutup mulut Vivi agar Vivi diam.

"Sayang, denger ya, untuk saat ini, kita belum bisa bertemu, aku punya banyak musuh dan ga mau kamu terlibat dalam masalah ini,jadi aku mohon, kamu tunggu aja ya.. dan jangan gegabah, kita pasti ketemu lagi kok!" Varo tersenyum mengusap air mata Vivi.

"Tapi... Kamu hati-hati..." Suara runtuh Vivi.

"Iya, aku pamit dulu, I love you." Varo mengecup kening Vivi.

Varo segera keluar jendela kamar Vivi dan melompat ke bawah.

Vivi memandangi kepergian Varo.

DAR!!

"VARO!!!" Teriak Vivi histeris! Ada seseorang berpakaian serba hitam yang menembak ke arah Varo.

Darah bercucuran dari dada Varo dan Varo tergeletak di tanah.

Orang itu perlahan mendekati Varo yang tak sadar diri dan membidik ke arah kepala Varo.

DAR!!!

"Ahhhh!!!!!" Teriak Vivi yang terbangun dari tidurnya.

"Vivi Lo kenapa?!" Tanya Monica yang baru selesai kuliah.

Ternya Vivi hanya mimpi.

"Ha... Ha... Ha..." Nafas Vivi ngos-ngosan.

"Ini minum dulu, Lo mimpi lagi? Udah berapa kali ini Vi...?" Ucap Monica sambil menyodorkan air putih.

Vivi hanya menggelengkan kepala pelan.

"Tadi bu dosen bilang, katanya mau ketemu Lo, ya mungkin karna Lo bolos terus Vi." Ucap Monica.

"Iya gue mau mandi dulu" dengan malas Vivi berdiri dari kasurnya.

...

"Oh hahaha Bubba saudaraku! Aku pikir kau sudah mati, kemana saja kau selama ini?" Teriak kakek tua memeluk Bubba.

Bubba, Varo dan Trans, sudah sampai di sebuah kuil, mereka bertemu dengan seorang peramal di sana.

"Heh! Kau bilang dirimu seorang peramal hebat tapi kau tidak bisa menemukan keberadaanku hahaha." Ejek Bubba.

"Hahaha"

"Baiklah, aku kesini juga ada alasan Brock, kenalin ini cucuku, namanya Varo dan temannya bernama Trans." Bubba memperkenalkan mereka berdua.

"Hm?" Peramal itu mengernyit sedikit.

"Ada apa?" Tanya Bubba.

"Ayo masuk dulu, akan ku jelaskan di sana." Ajak peramal menuntun mereka masuk ke aula kuil.

Di dalam aula.

"Baik,perkenalkan namaku Brock hama, aku tau kalian mau apa kesini, tapi coba kau jelaskan lebih jelas Bubba." Ucap peramal.

"Kami cuma mau tau bagaimana nasib keluarga Dinata setelah melawan keluarga Septians."

"Ada yang lain?" Tanya Brock.

Mereka bertiga saling pandang.

"Ah baiklah satu-satu, Varo, tolong sentuh bola ini dengan telapak tanganmu." Brock menyodorkan bola bening di atas meja.

Varo hanya menurut dan memegang bola itu.

Brock membaca mantra dan Varo merasakan tangannya sedikit dingin.

Ctek! Lampu ruangan tiba-tiba mati, semua mata tertuju pada bola itu dan...

"Apa ini?" Ucap Trans terkejut.

Bola yang tadinya bening itu sekarang memancarkan aura biru!

Varo merasakan tangannya semakin dingin, sangat dingin seperti terbakar!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Varo merasakan tangannya semakin dingin, sangat dingin seperti terbakar!

"Akh!" Varo sedikit menjerit.

Ctek! Brock menjentikkan jari dan lampu ruangan menyala kembali.

Bola itu menjadi bening lagi.

"Apa yang terjadi Brock?" Tanya Bubba.

"Emm... Aku tidak yakin, tapi... kalian akan kecewa." Ucap Brock yang linglung.

"Kecewa??" Ucap Varo dan Trans.

Apakah mereka akan kalah?

BOS MUDA YANG DISAMARKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang